Inevitable Fate [Indonesia]

Ditolak Namun Dikagumi



Ditolak Namun Dikagumi

0Nagai yoru no mukougawa de (Aku ingin melalui malam yang panjang)     
0

Kono kokorogoto watashitai kara (Dengan membawa seluruh perasaanku)     

Boku wo zenbu, zenbu, zenbu touka shite (Jadikan semua, semua, semuanya transparan untukku)     

- Juntoumei Shounen (Semi-Transparent Boy) by Yorushika -     

==========     

Tidak disangka-sangka, ternyata Nathan Ryuu tidak hanya menawarkan pekerjaan kepada Runa, tapi juga pada Yuza dan Shingo. Dia berdalih bahwa ini karena ketiganya sudah menjaga dan begitu baik pada Reiko, istrinya.     

Sementara Runa sedang bingung memutuskan apakah akan menerima atau menolak karena dia belum menyelesaikan kuliahnya dan hanya memiliki ijazah SMA saja, Yuza dan Shingo saling pandang satu sama lain seakan sedang melakukan perundingan melalui telepati.     

Tentu saja tidak. Mereka tidak punya kemampuan telapati ala mutan atau karakter fantasy lainnya.     

"Kami …." Yuza menggantung kalimatnya.     

"Sepertinya kami harus menolak itu, Tuan Ryuu." Shingo melengkapinya. Mendadak, mereka bisa kompak satu hati satu pemikiran. "Kami sungguh meminta maaf."     

"Tapi kami sangat berterima kasih atas tawaran luar biasa ini, Tuan." Yuza mengimbuhi.     

Tiga lainnya memandangi dua lelaki muda itu dan kemudian Reiko dan Runa terkikik tertawa geli sementara Nathan Ryuu tersenyum.     

"E-ehh? Kenapa? Kenapa kalian malah tertawa?" Yuza bingung melihat respon Reiko dan Runa.     

"Khu hu hu … aku … aku tertawa karena … kalian begitu serasi!" Reiko tidak menyembunyikan opini yang dia miliki.     

"Hi hi hi! Sama!" Runa menimpali. "Aku juga tak menyangka kalian begitu kompak dan serasi! Ya ampun, kalian sepertinya cocok jadi pasangan satu hati."     

"Ti-tidak mungkin!" Wajah Yuza merah padam, malu dikatakan serasi dengan Shingo.     

"Maaf! Maaf!" Reiko sampai memegangi perutnya karena terlalu geli, apalagi wajah memerah Yuza begitu lucu dan manis. "Yuza-kun, maaf, tapi wajahmu dan sikapmu saat ini mirip seperti uke tsundere, hi hi hi! Sungguh aku minta maaf atas halusinasiku yang berlebihan ini."     

"Kya ha ha, Rei-chan, kau sungguh tepat menggambarkannya! Nya ha ha ha!" Runa menimpali.     

"Ya ampun, maafkan aku, Yuza-kun. Aku sungguh minta maaf!" Reiko sampai menunduk ojigi sebagai penyesalan telah melontarkan kalimat semacam itu, meski sambil menahan tawa.     

Nona Arata, apakah kau ini seorang fujodanshi[1] yang memiliki imajinasi seliar itu?     

Wajah Yuza kian merah padam. Uke tsundere? Dia dikatakan seperti uke tsundere, apalagi oleh gadis pujaannya. Mana mungkin tidak malu?     

Apa itu uke tsundere? Uke sendiri adalah sebutan untuk pihak submisif dalam hubungan BxB atau homoseksual dalam budaya pop Jepang, terutama dalam genre Yaoi.     

Sedangkan tsundere adalah sikap atau karakter yang berlagak cuek, kasar dan galak padahal hatinya mengatakan lain, sikap yang ditunjukkan pada banyak gadis Jepang (terutama di anime) ketika salah tingkah di depan pujaannya. Ini kebalikan dari yandere yang diluar manis tapi sebenarnya ganas berbahaya di dalam.     

Dan Yuza dianggap seperti itu? Dia malu. Tapi karena Reiko yang berkata, mana mungkin dia tersinggung?     

Runa masih terkikik dan Reiko sudah berhenti tertawa meski masih ada tanda-tanda menyemburkan tawa lagi jika dipicu.     

"Hm, jadi kalian menolak?" Nathan Ryuu tidak ingin memperpanjang rasa malu Yuza dan mengalihkan topik ke arah sebelumnya.     

"Ya, maafkan kami, Tuan Ryuu."     

"Kami tetap berterima kasih atas kebaikan dan kemurahan hati Tuan Ryuu, tapi … sepertinya aku ingin mengarungi jalanku sendiri di bidang pekerjaan. Maaf!" Yuza menundukkan kepala dan punggungnya ke Nathan Ryuu di seberangnya.     

Shingo melakukan hal serupa.     

"Yah, itu tak mengapa. Kalian tidak perlu merasa bersalah atau seperti itu. Tapi apabila kalian berubah pikiran, aku harap kalian bersedia menghubungiku." Nathan Ryuu menatap santai ke dua pemuda di depannya.     

Di dalam hati Nathan Ryuu, dia mengagumi keduanya. Sebagai lelaki, memang sudah sepatutnya untuk berjuang dan berdiri di kaki sendiri tanpa banyak mengandalkan orang lain. Tuan muda ini sungguh mengapresiasi sikap mandiri Yuza dan Shingo.     

"Lalu … apa yang akan kalian lakukan setelah ini?" tanya Nathan Ryuu selanjutnya.     

"Kami … aku … aku mungkin masih akan bekerja paruh waktu di sebuah konbini di dekat apato." Ini dari Yuza.     

"Aku akan meneruskan pekerjaanku di sebuah restoran. Jika aku giat, mungkin aku bisa naik pangkat menjadi juru masak di sana." Ini dari Shingo.     

"Aku mengapresiasi tekad baja kalian dalam pekerjaan. Sungguh! Pemuda yang giat bekerja itu merupakan hal yang luar biasa. Salut untuk kalian berdua." Nathan Ryuu menyampaikan kekagumannya dengan tulus. "Oh ya, aku dengar kalian mendaftar ke Adora."     

"Ah, itu … aku hanya ingin mencoba saja. Hanya iseng, he he …." Yuza tertunduk malu sambil menggaruk tengkuknya, teringat insiden memalukan dia di Adora yang berkaitan dengan Reiko.     

"Iseng?" tanya Runa dan menampar kepala Yuza. "Enak sekali kau berkata iseng sementara Rei-chan sudah membantumu sebaik mungkin agar kau bisa berlatih di sana!"     

"E-ehh! Bukan begitu maksudku!" Yuza lekas goyang-goyangkan dua tapak tangannya ke depan untuk penyangkalan. "Aku tidak bermaksud meremehkan usaha Reiko-chan. Tentu saja, aku akan mencoba untuk serius di sana! Y-yah … iseng berujung serius, boleh kan?" sangkalnya.     

"Terima kasih untuk Reiko-san yang telah membantuku sehingga aku menemukan pengalaman dan wawasan baru mengenai dunia lain selain yang pernah aku jalani." Shingo melakukan ojigi ke Reiko.     

"O-ohh, tidak masalah sama sekali, Shingo-san! Aku hanya mengantar kalian mendaftar, kok! Tidak melakukan apa-apa." Reiko lekas menimpali. Dia tidak ingin dianggap seperti pahlawan atau apa.     

"Nah, makanan sudah datang, ayo kita makan dulu." Nathan Ryuu melirik ke pelayan yang sudah datang membawa troli berisi pesanan-pesanan mereka.     

Sepulang dari tempat itu, Nathan Ryuu memaksa mengantar dua lelaki muda itu beserta Runa juga. Kebetulan mobil yang digunakan bisa menampung sampai 7 orang.     

Selesai mengantar Yuza dan Shingo di apato mereka, mobil melanjutkan ke apato lama Reiko untuk mengantar Runa. Reiko dan Nathan Ryuu ikut turun karena Reiko ingin membantu membawakan belanjaan Runa meski Runa menolak.     

"Ayo, tak apa, aku akan membantu mengaturnya." Reiko memaksa dan Runa pun pasrah.     

Usai membantu Runa di apato lamanya, Reiko pun pamit pergi bersama Nathan Ryuu.     

Sementara itu, Runa pun melanjutkan berberes apato yang ditempatinya hingga petang menjelang. Dia pun berendam di bathtub sambil memikirkan banyak hal.     

Memikirkan hidupnya, juga memikirkan tawaran dari Nathan Ryuu. Menimbang ini dan itu terlebih dahulu agar tidak menyesalinya. Kemudian, dia teringat akan ibunya.     

Dia memang menyayangi sang ibu, namun juga takut dengan sikap seenaknya sang ibu. Mengingat hari dia menerima kabar dijodohkan paksa, Runa bergidik.     

Dan selepas dari bathtub, pikirannya tertuju pada satu nama: Shingo. Tangannya meraih ponsel dan menghubungi Shingo.     

Tak berapa lama, Shingo tiba di apato itu dan Runa membuka pintu, hanya memakai handuk dan kepalanya tertunduk, habis menangis.     

----------------     

[1] fujodanshi, sebenarnya terdiri dari 2 kata: fujoshi dan fudanshi. Itu adalah sebutan dalam budaya pop Jepang belakangan ini untuk penggemar genre Yaoi (BxB). Fujoshi adalah pihak perempuan, dan fudanshi adalah pihak lelaki. Meski begitu, sebagian besar dari fujodanshi masih memiliki orientasi seksual straight (BxG) dan hanya menganggap Yaoi (BxB) hanya sebagai literasi hiburan semata.     

==========     

lyrics source = Kazelyrics     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.