Inevitable Fate [Indonesia]

Tak Bisa Mengendalikan Bagian Selatan



Tak Bisa Mengendalikan Bagian Selatan

0genkai made chikazuite dakedo koerarenai (aku mendekati batasku, tapi sepertinya tak bisa melebihi itu)     
0

sou iu koto de kyou mo mata (karenanya, hari ini, sekali lagi)     

imishin na taido mayoi nagara nemutte (aku kan tidur sambil tersesat dalam tingkahmu yang memikat)     

- Risky Game by VOCALOID Hatsune Miku -     

==========     

Sesuai dengan keputusan Reiko dan Nathan Ryuu, Runa dipersilahkan menempati apato lama milik Reiko yang dibelikan suaminya.     

Runa masih enggan pulang ke rumahnya dan masih tak mau bertemu ibunya. Hatinya terlanjur sakit setelah dijual ibunya meski berhasil kabur.     

Saat ini, Runa sedang merasa kecewa dan hancur. Ia ingin menata hatinya dulu.     

-0-0-0-0-     

Keesokan harinya, Yuza dan Shingo menghubungi Reiko.     

"Ohh, kalian sudah hendak berangkat? Baiklah, aku juga akan bersiap ke sana." Reiko pun menuntaskan sarapan paginya, hanya toast buatan suaminya dan segelas jus dingin buah yang dia buat sendiri.     

"Siapa?" tanya Nathan Ryuu yang duduk di seberangnya.     

"Oh, aku lupa menceritakan padamu, Ryuu. Aku … um, ano … Yuza-kun dan Shingo-san berniat ingin ikut berlatih di Adora." Wajah Reiko terlihat seperti anak kecil yang ketahuan salah di depan ibunya.     

"Hm …." Yah, Nathan Ryuu juga menampilkan wajah bagai ibu yang memergoki anaknya berbuat nakal.     

"Ryuu, maaf, aku benar-benar lupa mengatakannya padamu." Reiko memandang takut-takut ke suaminya, paham jika sang suami biasanya cemburu jika ini menyangkut Yuza dan Shingo.     

"Hmhh … kuharap kau memberiku kompensasi yang layak untuk hal ini, sayank." Nathan Ryuu melirik tajam sebelum meneguk susunya.     

"Pasti! Pasti akan aku berikan kompensasi yang akan memuaskanmu!" Reiko sudah mengerti kompensasi macam apa yang diinginkan suaminya.     

"Ya sudah, pergilah dan jaga dirimu di sana, jangan berbuat yang sekiranya membuatku kesal atau cemburu, yah!" Senyum lebar Nathan Ryuu dengan mata membentuk bulan sabit pun muncul. Itu adalah senyum iblis, senyum kaum yandere. Jika sampai kau salah bersikap, maka bersiap-siap saja menghadapi sosok iblis nantinya. Demikian arti senyum itu.     

Tidak. Nathan Ryuu tidak mungkin menyakiti istri tercinta apalagi membunuhnya. Mungkin dia hanya akan mengurung Reiko berhari-hari dan diikat di tempat tidur.     

Mungkin.     

Setelah masuk ke mobil dan pergi bersama Benio, Reiko menghubungi Runa. "Ru-chan, sudah bangun? Atau aku mengganggu tidurmu?"     

"Ya, aku sudah bangun satu jam lalu, kok! Sama sekali tidak mengganggu." Runa menjawab. "Ada apa, Rei-chan?"     

"Aku dalam perjalanan ke Adora. Apakah kau ingin ikut?" tanya Reiko. Dia bisa menyuruh Benio putar balik ke Ikebukuro jika Runa ingin ikut.     

Runa diam memikirkan sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Sepertinya aku masih ingin berkubang dulu di tempat tidur, Rei-chan, maaf."     

"Ohh, tidak masalah." Reiko paham situasi hati Runa. "Lakukan apapun yang membuatmu nyaman. Nanti sepulang dari Adora, aku mampir ke situ, yah!"     

"Baiklah." Runa menyudahi telepon, kembali bergelung di atas kasur. Dia sebenarnya ingin ikut, namun karena semalaman menangis, dia terbangun dengan mata bengkak. Tentu akan memalukan dalam keadaan seperti itu bertemu orang lain.     

Reiko dan Benio pun tiba di Adora tak lama kemudian. Setelah Reiko ke meja resepsionis, dia bertanya pada gadis penjaga di sana, "Vanya-san, apakah ada dua lelaki datang mendaftar?"     

"Hm? Sepertinya belum, Reiko-san." Vanya yang bertugas di meja depan hari ini menjawab Reiko. Di Adora ini, nama Reiko cukup dikenal karena selain cantik, Reiko juga ramah pada siapapun, meski kadang pemalu dan susah diajak hangout di luar Adora.     

"Baiklah, aku akan menunggu mereka saja di sini." Reiko hendak mencari tempat duduk untuk dia menunggu Yuza dan Shingo, ketika dari arah belakang, dia mendengar suara familier.     

"Reiko-san."     

Menengok ke belakang, Reiko melihat Amarita Rinko, datang bersama Kaneki Ryuji. "Eh? Rinko-san dan Ryuji-san." Itu adalah nama dua dancer paling berbakat di Adora dan juga merupakan pasangan hasil cinta lokasi di tempat ini.     

"Ternyata benar kau kembali ke sini, Reiko-san." Rinko pun mulai mengobrol sebentar dengan Reiko sebelum akhirnya dia dan kekasihnya masuk ke Adora untuk segera berlatih.     

Meski ada banyak anggota Adora yang berhasil masuk ke agensi, namun biasanya mereka masih sesekali datang ke Adora walau hanya untuk main sejenak atau sekedar berlatih sedikit saja. Mereka hanya tidak ingin lupa pada akar mereka, tempat yang telah membantu melambungkan talenta dan karir seni mereka.     

Baru saja Rinko dan Ryuji masuk ke dalam, terdengar lagi suara dari belakang Reiko.     

Setelah menengok ke belakang, Reiko akhirnya melihat dua lelaki yang dia tunggu. "Yuza-kun, Shingo-san. Akhirnya kalian datang."     

"Ya." Yuza meringis. "Apakah kami membuatmu terlalu lama menunggu?"     

"Oh? Tidak. Aku baru saja datang." Reiko menjawab sembari tersenyum, sedikit berbohong agar Yuza dan Shingo tidak merasa bersalah.     

"Ah, syukurlah kalau begitu." Yuza lega.     

"Kemarilah dan ayo mendaftar dulu." Reiko memandu mereka ke meja resepsionis yang juga menjadi tempat pendaftaran anggota baru.     

Hanya butuh waktu sebentar bagi Yuza dan Shingo untuk mendaftar sebelum mereka mengikuti Reiko masuk ke dalam.     

"Yuza-kun dan Shingo-san ingin berlatih di divisi mana dulu?" tanya Reiko sambil mereka berjalan bersama.     

"Aku bersama dengan Reiko-san saja." Shingo langsung saja menjawab.     

"Tsk, Ossan! Kau mencuri jawabanku!" Yuza menatap kesal ke pria di sampingnya.     

"Mencuri? Kapan kau membuatnya? Kapan kau melihatku mengendap-endap dan mengambilnya?" balas Shingo.     

Yuza makin kesal karena tak bisa membalasnya.     

Reiko terkikik dan menengahi. "Baiklah, bagaimana kalau kita ke divisi dance dulu sekarang. Biasanya sepagi ini belum terlalu ramai, jadi kita bisa mendapatkan ruangan yang kosong."     

Dua lelaki itu mengangguk patuh saja pada arahan Reiko dan ketiganya pun tiba di sebuah ruangan yang kosong.     

"Kita di sini saja, yah!" Reiko menyalakan lampu ruangan dan segera, ruangan luas dengan kaca besar mengelilingi empat sisi dindingnya.     

Karena tidak ada guru mendampingi mereka, maka urusan musik bisa diputar sendiri oleh anggota. Oleh karena itu, Reiko pun berjalan ke rak tempat pemutar musik berada dan memilih lagu yang tenang dan santai.     

"Ayo kita pemanasan dulu. Kalian bisa mengikuti gerakanku." Reiko pun mencontohkan gerakannya, melakukan peregangan dari kepala hingga ujung kaki. "Kalian harus serius melakukan ini meski hanya pemanasan karena ini penting sebelum kalian menari agar tidak cidera."     

Yuza dan Shingo mengangguk dan melakukan sama seperti yang dilakukan Reiko di depan mereka.     

Mata Yuza tidak bisa tidak menatap tubuh belakang Reiko. Dan ia tidak bisa menghindari tatapannya pada pantat Reiko. Terlihat kecil namun padat dibungkus celana ketat dari bahan spandex. Terlihat ranum jika diremas.     

Ahh! Yuza meneguk ludahnya, membayangkan pasti pantat itu sudah diremas berulang kali oleh Nathan Ryuu. Dalam hatinya, Yuza merutuk keras-keras, 'Tuan Ryuu sialan! Kau memang the lucky bastard!'     

Ternyata, Shingo mengamati tingkah Yuza, ia menoleh ke lelaki di sampingnya dan mendesah lirih.     

Yuza masih bisa mendengar desahan dari orang di sebelahnya dan menoleh, melihat Shingo menatap jijik padanya. Seketika, Yuza seperti merasa bersalah dan salah tingkah sendiri. Ia bertanya-tanya, apakah Shingo mengetahui dia sejak tadi memperhatikan pantat Reiko?     

Tapi … tentunya Shingo sendiri juga melakukan hal sama seperti dia, kan?     

"Kendalikan dirimu, apalagi yang di bawah sana," bisik Shingo sambil terus menirukan gerakan pemanasan Reiko di depan sana.     

========     

lyrics source = Anime Lyrics dot Com     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.