Inevitable Fate [Indonesia]

Merasa Terlindungi Oleh Pengawal Bayangan



Merasa Terlindungi Oleh Pengawal Bayangan

0Mamoritai (aku ingin melindungimu)     
0

Mamorareteru (kau akan dilindungi)     

Aenai toki mo zutto (meski di saat ketika kita tak bisa bertemu)     

- Mamoritai (Keinginan Melindungi) by BoA -     

==========     

Reiko berterima kasih pada penolongnya yang sebenarnya adalah anak buah suaminya.     

Namun, perempuan misterius itu menjawab dengan suara sopan "Itu dari Tuanku." Lalu, perempuan itu kembali menjauh dari Reiko.     

Di dekat Reiko, ada pekerja yang berbisik ke temannya. "Ternyata Tuan Jyuto sangat menyayangi dia sampai mengutus seorang pekerja lain untuk membelikan baju ganti!"     

"Kau benar! Ternyata gossip dan foto itu benar!" sahut yang satunya.     

Menghela napas tak berdaya, Reiko menatap rekan-rekan yang tadi berbisik. Tidak bisakah mereka berbisik dan bergosip ketika dirinya sudah menjauh dari mereka? Kenapa seperti sengaja agar dia mendengar?     

Tidak disangka-sangka, perempuan misterius itu malah menghardik dua wanita yang sedang bergosip. "Tidak bisakah kalian memiliki hati? Apakah kalian memiliki bukti bahwa dia berselingkuh dengan Takeda Jyuto?"     

Alangkah terkejutnya dua penggosip tadi mendengar bentakan tegas pekerja baru perempuan itu sampai mereka melonjak kaget. Melihat tatapan tajam bagai belati, keduanya pun menyingkir cepat dari sana, merinding melihat bagaimana cara pekerja baru itu memandang mereka.     

Yang menjadi tanda tanya bagi mereka, jika itu bukan pakaian pemberian Tuan Jyuto, lalu siapa yang dimaksud tuan oleh pekerja baru itu? Dua penggosip itu terheran-heran memikirkan ini.     

"Terima kasih." Reiko tersenyum pada junior misteriusnya. "Bolehkah aku tahu namamu? Aku Arata Reiko." Ia mencoba bersikap ramah.     

"Tidak perlu, Nyonya." Perempuan itu berkata lirih.     

Reiko tersentak. Nyonya? Apakah itu artinya status dia sudah ketahuan? Juniornya tahu dia telah bersuami? Atau ….     

Tunggu! Rasanya ada yang aneh. Reiko lekas mengejar perempuan tadi dan berbisik pelan. "Apakah Ryuu yang mengirimmu ke sini?"     

Perempuan itu berhenti dan mengangguk, lalu berjalan meninggalkan Reiko. Meski begitu, dia tidak akan terlalu jauh dari Reiko karena sudah menjadi tugasnya melindungi dan menjaga istri bosnya.     

Sekarang semuanya masuk akal bagi Reiko. Mengapa dia selalu ditolong oleh perempuan itu dalam banyak insiden di Magnifico. Ternyata itu karena juniornya adalah anak buah suaminya.     

Menyadari ini, Reiko pun tersadar juga bahwa pasti suaminya banyak mengetahui apapun yang terjadi di Magnifico. Apakah ini menakutkan atau justru bukti cinta Nathan Ryuu padanya?     

Ya sudah, setidaknya dia sekarang aman karena memiliki pengawal bayangan.     

Ketika Reiko hendak kembali ke meja kerjanya, tiba-tiba Rukia dan Enma mendekatinya. "Ano, Reiko-san."     

Melihat dua orang yang pernah satu grup dengannya, Reiko pastinya memberikan wajah ramah dan senyum tulusnya menyapa mereka, "Rukia-san, Enma-san. Lama tidak saling mengobrol, yah!"     

Rukia dan Enma mengangguk dan membalas senyum Reiko, namun wajah Rukia terlihat gelisah. "Reiko-san, kami ingin bertanya."     

"Ya?" Reiko pasrah ketika dirinya digiring dua gadis itu ke sudut ruangan yang lebih sepi.     

Mengeluarkan ponsel dari saku celananya, Rukia menggulir layar ponsel sebelum menunjukkan sesuatu pada Reiko. "Nah, Reiko-san, apakah ini benar kamu?"     

"Reiko-san, kami bukannya tidak memercayaimu, tapi ini sungguh tak nyaman bagi kami jika tidak segera ditanyakan padamu." Enma menambahi.     

Melongok apa yang terpampang di layar ponsel Rukia, itu adalah sebuah foto dari laman chat grup Magnifico. Mata Reiko membola lebar dengan mulut menganga kaget. "Ini … kenapa malah ini?"     

"Hm?" Rukia dan Enma bingung dengan respon Reiko.     

Reiko hanya kelepasan omong saja karena dia heran kenapa foto yang menangkap dia sedang hendak masuk ke mobil seseorang, dimana tentunya itu adalah mobil suaminya, namun di foto itu, sama sekali bukan mobil Nathan Ryuu.     

Ia bertanya-tanya, kenapa mobil itu jadi bukan mobil Nathan Ryuu? Apakah … foto itu mengalami pengeditan? Jika dia tidak mengalami sendiri kejadian sore sepulang kerja, mungkin Reiko akan mengira itu adalah foto asli.     

Tapi, dia tahu dengan jelas bahwa itu sama sekali palsu! Jadi … gara-gara foto ini dirinya mengalami perundungan berkali-kali? Apakah mobil itu adalah mobil pemilik Magnifico, Takeda Jyuto?     

Pantas saja dia digosipkan perusak hubungan suami istri seseorang! Ternyata gara-gara foto palsu itu! "Rukia-san, Enma-san, apakah kalian akan memercayaiku jika aku katakan bahwa foto ini palsu?"     

"Ohh, baiklah, kalau begitu, tentu kami akan memercayaimu, karena Reiko-san tidak pernah membohongi kami sebelum ini, ya kan?" Rukia tersenyum lega dan menyimpan lagi ponselnya.     

Tapi, Reiko lekas mencegahnya. "Tolong … kirim foto itu ke chat-ku. Boleh?"     

"Ohh, tentu saja boleh!" Rukia pun segera mengirim ulang foto tersebut ke chat Reiko. "Nah, sudah."     

"Terima kasih, Rukia-san dan Enma-san karena mau bertanya langsung padaku dan bersedia percaya padaku." Reiko membungkukkan tubuhnya penuh rasa syukur masih ada orang di tempat ini yang masih mau bersikap baik padanya.     

Mereka berbincang sejenak sebelum akhirnya ketiganya berpisah ke meja di grup masing-masing.     

Sisa jam kerja pun dijalani Reiko dengan penuh ketabahan. Dia membiarkan pakaian bersihnya dikotori minuman yang ditumpahkan sengaja oleh rekan-rekan grupnya.     

Dalam keadaan begitu, anak buah Nathan Ryuu tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolong Reiko karena mereka harus berada di meja masing-masing atau akan dihukum tegas jika jalan-jalan ke meja grup lain di jam kerja.     

Dia hanya berdoa agar Reiko bisa menahan hingga jam pulang. Setelah dilihatnya Reiko telah menyelesaikan pekerjaannya, maka anak buah Nathan Ryuu segera mempercepat langkahnya menjajari Reiko ke ruang loker.     

"Apakah lokermu sudah digembok?" Karena banyak orang di sekeliling mereka, tentu saja anak buah Nathan Ryuu tak bisa memanggil nyonya ke Reiko.     

"Ohh, sudah. Aku sudah memintanya tadi pagi dari manajer." Reiko menjawab pelan sambil berjalan ke lokernya.     

"Hm, bagus." Perempuan itu mengangguk dan dia terus menyertai Reiko karena tak ingin nyonya bosnya celaka.     

Reiko masih memiliki satu lagi atasan untuk ganti dari suaminya melalui anak buahnya tadi, yaitu blus tebal, sehingga dia masih bisa memakai pakaian bersih untuk pulang. Dia takjub dengan pemikiran suaminya yang mengirimkan 2 pakaian ganti seolah tahu ini bakal terjadi.     

Baru saja mereka keluar dari ruang loker, keduanya bertemu dengan Erina dan sekelompok pekerja yang hendak masuk ke ruang loker.     

"Huh! Ternyata jalang penyebab Azu-chan dipecat!" sindir Yukio dengan suara sengit dan menyeringai jijik ke Reiko.     

Segera saja, anak buah Nathan Ryuu maju ke depan Reiko, menjadi perisai untuk nyonya bosnya.     

"Wah, sudah punya pengawal, yah!" Yukio mencibir melihat sikap protektif pekerja baru terhadap Reiko.     

"Reiko-san, aku sungguh tidak mengira kau bisa menyebabkan Azz-Azz dipecat." Kali ini Erina yang maju bicara disertai wajah sedih seakan hewan kesayangannya dibunuh Reiko. "Memangnya apa salah Azz-Azz padamu? Kenapa kau tega sekali melaporkan fitnahan kepada Azz-Azz?" Tak lupa dia mengusap matanya yang sebenarnya kering, hanya agar orang tahu dia sangat sedih sampai air mata menggenang di pelupuk matanya.     

"Aku sama sekali tidak melaporkan apapun mengenai Azuka-san." Reiko menyahut. "Memangnya apa alasan Azuka-san dipecat? Kenapa itu dikaitkan padaku?"     

"Azz-Azz berusaha menutupi perbuatanmu, Reiko-san, oleh karena itu dia tidak juga mau memberitahukan alasan dia dipecat. Dia sudah sebaik itu padamu tapi kau malah membalas dengan keji. Hiks! Kasihan Azz-Azz, padahal dia sangat menyukai bekerja di sini." Air mata buaya Erina sungguh mengesankan, sehingga kelompoknya menatap penuh benci pada Reiko.     

===========     

lyrics source = Color Coded Lyrics     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.