Inevitable Fate [Indonesia]

Inilah Hari H Dari Penantian Panjang [21+]



Inilah Hari H Dari Penantian Panjang [21+]

0modeun ge wanbyeokhan oneuri baro D-day (semuanya sempurna hari ini, maka kini adalah harinya)     
0

geobmeogeul piryo eopjana nae son jaba (kau tak perlu takut, peganglah tanganku)     

mujogeon nal mideo You know what I'm sayin' (Percayai aku tanpa ragu, kau tau yang aku katakan)     

teojil geot gatae neo ttaemae Mmm (ini akan meledak karenamu, mmm)     

- Mmm by Treasure -     

==========     

Sembari Reiko dalam fase antiklimaks, Nathan Ryuu menurunkan celananya, dan berkata, "Sayank, ini yang kau minta. Tuan jenderal akan melakukan tugas yang sebenarnya kali ini. Siapkan dirimu."     

Reiko hanya mendengar sambil lalu saja karena dia tengah mengatur napasnya dan otaknya masih belum sampai di kewarasan untuk mencerna ucapan.     

Namun, ketika dia melihat suaminya mulai mengarahkan jenderalnya, Reiko sadar bahwa waktunya sudah datang untuk dia. Hanya, yang dia heran, kenapa suaminya tidak meminta dia untuk memanjakan jenderalnya dalam sebuah felatio?     

Hanya satu yang bisa disimpulkan otak Reiko, suaminya sudah tak tahan, sudah tak sabar.     

Reiko menutup matanya, lebih baik dia tidak menatap secara apa adanya ketika liang intimnya ditembus. Ia menggigit bibir dengan perasaan berdebar. Tangan sudah bersiap di atas seprei.     

"Sayank, jenderalku datang, errmmgghhh …." Sembari mengatakan itu, Nathan Ryuu mendorong pusaka jantan dia yang dia sebut sebagai jenderal ke pintu surga dunia miliknya.     

Pintu surga itu masih terlihat sempit sekali meski pernah dia tembus sewaktu Reiko mabuk diracuni obat perangsang. Namun, tentunya itu masih akan membuat pintu itu menyempit lagi seperti milik perawan.     

Benar saja, ketika kepala jenderal mendesak masuk, memang masih sangat kesusahan. Butuh dorongan lama agar ujung pusaka itu bisa tenggelam sedikit demi sedikit.     

Sementara itu, Reiko sudah meremas kuat-kuat seprei di bawah tangannya dan bibir yang digigit keras oleh giginya sendiri sebagai pelampiasan atas rasa sakit yang ada di selatan dirinya.     

Rasanya Reiko bagai sedang dibelah pelan-pelan, sakit tak terkira. Namun, ini memang yang dia harapkan. Dengan adanya rasa sakit ini, dia bisa melupakan rasa sakit pada hatinya.     

Sakit di hatinya bisa dialihkan untuk sementara waktu.     

Meski ini sebetulnya sesuatu yang buruk bagi kejiwaan, dimana seseorang bisa menjadi masokis karena hal ini, dan juga hal begini yang biasanya dilakukan orang-orang yang depresi dan kerap menyakiti diri sendiri … tapi Reiko hanya ingin melupakan sakit hatinya dengan hal yang tepat.     

Dia tidak menyakiti dirinya sendiri, tidak menyayat apapun dari tubuhnya seperti orang depresi pada umumnya. Dia hanya … mencari kebahagiaan dari suaminya. Dia merasa, hanya Nathan Ryuu yang bisa memberikan itu.     

Dan Nathan Ryuu tidak keberatan sedikitpun untuk dijadikan tumpuan bagi Reiko dalam mencari kebahagiaan dari sebuah aksi bercinta.     

"Emmggghhh …." Reiko juga ikut mengerang dalam-dalam dengan suara serendah mungkin sambil matanya terkatup rapat dan tangan mencekik seprei di bawahnya.     

"Sakit, sayank? Aku perlu berhenti?" Nathan Ryuu tak tega. Apakah miliknya terlalu besar untuk sang istri?     

Reiko menggeleng dan berkata tegas, "Teruskan, Ryuu!" Namun tanpa membuka mata.     

"Baiklah. Aku mengerti." Maka, Nathan Ryuu menekan lebih kuat jenderalnya hingga akhirnya ….     

"Arrghh!" Reiko memekik ketika merasakan dorongan kuat dan cukup mengejutkan pada pusat hidupnya, tepat saat kepala pusaka suaminya berhasil masuk seluruhnya.     

Nathan Ryuu pun terengah-engah, sama seperti istrinya ketika dia berhasil memasukkan kepala pusaka dia ke liang sempit sang istri. Sungguh sebuah perjuangan besar. Di satu sisi dia tak sabar ingin lekas menenggelamkan miliknya, namun di sisi lain, dia tak tega melihat istrinya mengerang kesakitan.     

Ini sungguh berbeda dengan ketika Reiko diracuni obat perangsang. Kala itu, Nathan Ryuu merasa tega untuk mengembus liang intim Reiko karena Reiko terus saja memohon padanya dan malah hanya memekik sekali saja ketika dia berhasil menembus pertahanan besar Reiko.     

Tapi kali ini, kali ini Reiko sadar sepenuhnya apa yang sedang terjadi, maka dari itu akan merasakan detik demi detik rasa menyengat di selatan sana.     

Kini, kepala jenderalnya sudah sepenuhnya masuk ke liang sempit Reiko. Namun, Nathan Ryuu belum berani bergerak dan masih diam sambil memberi kesempatan bagi mereka berdua untuk bersama-sama mengatur napas. Selain itu, diamnya dia dimaksudkan agar liang intim sang istri bisa beradaptasi lebih dulu dengan sosok perkasa sang jenderal.     

Nathan Ryuu tidak ingin menjadi egois dan langsung tancap gas begitu saja dalam persenggamaan pertama kali mereka di kala sadar sepenuhnya, tidak ada yang mabuk. Ia ingin menyajikan pengalaman persetubuhan pertama terindah yang akan diingat terus oleh istrinya sampai kapanpun.     

Menahan dirinya untuk tidak sebuas biasanya, Nathan Ryuu menatap Reiko yang masih terengah-engah sembari menatap sayu padanya. Ini menambah gelegak libido tuan muda Onodera. Ia pun merunduk untuk melumat bibir Reiko, menyatukan dalam cumbuan mesra.     

Reiko menerima percumbuan itu dengan semangat yang sama seperti suaminya, membelitkan dua lengan dia pada leher Nathan Ryuu dengan sikap proaktif.     

Dia sudah belajar banyak dari semua yang Nathan Ryuu berikan, mulai dari cara bercumbu, cara mencium, cara menarikan lidah mereka, dan juga cara menggoda melalui sentuhan.     

Itulah kenapa jemari Reiko menyentuh pucuk dada suaminya kala mereka sedang bercumbu.     

"Ermmghh!" Nathan Ryuu memekikkan erangan terkejutnya ketika pucuk dada yang merupakan erogenous dia disentuh jemari lentik sang istri. Ia menghentikan cumbuannya untuk menatap Reiko, tajam, dan berkata, "Sayank, kalau kau melakukan itu lagi, aku tak akan bertanggung jawab akan apa yang akan aku lakukan setelahnya." Ia sedang memberikan peringatan halus.     

Tersenyum nakal, Reiko menjawab, "Yang seperti ini?" ucapnya sembari mengelus lagi pucuk dada suaminya.     

"Ermmghh! Rei … kau memang sengaja cari gara-gara, yah! Padahal aku sudah memperingatkanmu. Aku ingin memberimu persetubuhan terlembut yang aku mampu tapi kau-"     

"Aku tak butuh persetubuhan lembut, Ryuu. Aku butuh … dirimu. Itu saja." Dan usai Reiko berbisik demikian, dia menarik tubuh suaminya sehingga dia bisa mencumbui pucuk dada Nathan Ryuu. Kini dia sudah yakin bahwa itu adalah salah satu 'kelemahan terbesar' milik suaminya selain tuan jenderal.     

"Argh! Rei! Hmmhh, kau mulai pandai menggoda hasratku, heh? Tanggung sendiri akibatnya, Rei! Urghh!" Nathan Ryuu tidak sungkan lagi untuk menggerakkan pinggulnya sehingga tuan jenderal pun mulai bergerak di dalam sana.     

"Mrrghh! Mrrfhh!" Reiko tak perduli, dia hanya ingin menyatukan dirinya dengan sang suami dan menerima penghiburan terbaik atas rasa sakit hatinya.     

Mulut Reiko menghisap dan sesekali memberikan gigitan kecil pada pucuk dada Nathan Ryuu, sehingga hentakan jenderal semakin tegas, serbuan pada liang sempit itu mulai menggila.     

"Argh! Hargh! Hargh! Ryuuh! Ryuukhh! Mrrgh!" Reiko terhentak-hentak hingga dia pun melepaskan jeratan cumbuan dia pada pucuk dada suaminya.     

Nathan Ryuu menegakkan punggungnya dan matanya menatap penuh minat pada aksi jenderal perkasa dia ketika bergerak maju dan mundur dari liang sempit berwarna merah muda di depannya.     

Mata penuh ego lelaki dia sangat menyukai pemandangan tersebut. Menyaksikan adegan sensual luar biasa itu, makin meningkatkan libido dia hingga ke puncak. "Argh! Rei, ini hebat sekali. Kau harus melihat, argh!" Dua pangkal paha Reiko dilebarkan dengan dua tangan sehingga dia bisa melihat jelas pergerakan di sana.     

==========     

lyrics source = Color Coded Lyrics     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.