Inevitable Fate [Indonesia]

Nasib yang Diberikan Iblis Untuk Erina



Nasib yang Diberikan Iblis Untuk Erina

0sonzai shinai mono wa shoumei dekinai (kau tak dapat membuktikan yang tak ada)     
0

akumanoshoumei soreha yuiitsu no shinjitsudakara (karena bukti iblis adalah satu-satunya kebenaran!)     

mogaki nasai agaki nasai (maka, ayolah badut, tolong berjuang/berjingkrak!)     

kurushimi no supairaru ga anata no sadame (gulungan penderitaan ini adalah satu-satunya takdirmu)     

- Intellectual Rapist Ver-C by Motoki Zakuro - OST. Umineko no Naku Koro ni -     

=========     

Erina sudah dimandikan dan dibersihkan serta diberi pakaian sebelum diangkut ke mobil oleh beberapa lelaki anak buah Nathan Ryuu.     

Karena sangat takut dan cemas jika dirinya akan diserahkan atau dijual ke yakuza yang terkenal kejam, Erina berjanji pada para lelaki di mobil, akan melakukan apapun asalkan tidak diserahkan ke yakuza. Dia akan patuh asalkan dilepaskan.     

"Sungguh? Kau akan patuh? Sebab kami sedang dalam perjalanan ke sarang yakuza yang kami kenal baik." Lelaki bertopeng balaclava di sebelah kanannya bertanya tegas.     

"Su-sungguh! Aku takkan berani macam-macam." Erina hanya ingin dirinya terhindar dari kematian atau nasib mengenaskan, itu saja.     

"Kau yakin takkan melaporkan kami, huh!" Lelaki bertopeng serupa di kirinya menjambak rambutnya secara tegas, mengakibatkan kepala Erina tertarik ke belakang.     

"Sungguh! Tidak akan melaporkan kalian! Aku berjanji!" Erina ketakutan. Tubuhnya gemetar antara takut dan masih memiliki sedikit efek dari GHB yang dicekokkan padanya beberapa hari lalu.     

"Kami mengenal banyak yakuza yang akan dengan sangat bersedia menjualmu ke Timur Tengah atau ke Afrika, kau tahu?!" bentak yang di sebelah kanan.     

"I-iya, aku tahu! Aku akan patuh!" Erina mengatupkan mata dengan ketakutan teramat sangat. Ia hanya butuh hidup dan terlepas dari para lelaki ini saja.     

"Kau tahu, kami sudah memiliki rekamanmu dan itu artinya, kau tak bisa bertindak macam-macam melebihi batas kesabaran kami, mengerti?"     

"I-iya, mengerti!"     

"Kami bahkan sudah mengetahui seluruh latar belakang kau dan keluargamu. Tentunya kau tak ingin rekaman saat kita bersenang-senang tersebar ke mereka, kan? Apalagi pasti teman-teman lelakimu akan sangat senang melihat tubuh indahmu."     

"Jangan! Jangan, aku mohon, jangan." Erina menggeleng berulang kali dengan cepat, dia bergidik. Andaikan rekaman mengenai dia tersebar, meski dia dianggap korban sekalipun, namun rasa malu itu akan terus melekat seumur hidupnya.     

Segala nama baik yang sudah dia bangun susah payah sejak remaja meski harus menjadi sosok munafik, akan runtuh dengan mengerikan jika sampai teman dan kerabatnya mengetahui mengenai insiden dia dan para lelaki itu.     

"Kau tahu, E-ri-na … Ha-ma-mi-ya E-ri-na …." Salah satu dari lelaki itu mengeja namanya dengan suara tegas untuk membuktikan bahwa mereka tahu seluk beluk dirinya. "… kau harus siap sedia jika kami membutuhkanmu."     

"Ba-baik! Baik!" Dengan ucapan lelaki tadi, sudah jelas bahwa Erina akan dijadikan budak s3ks oleh mereka setelah ini. Namun, sepertinya itu masih lebih baik ketimbang diserahkan ke yakuza yang entah apakah dia akan tetap selamat jika sampai di tangan yakuza.     

"Kalau kau benar-benar patuh, tidak melaporkan kami dan tidak berbicara mengenai kejadian seminggu ini, maka kami tidak perlu mendatangkan yakuza ke rumahmu dan mengunggah video indahmu bersama kami ke semua kenalanmu." Lelaki lainnya berkata.     

"Baik, aku mengerti. Aku mengerti." Erina mulai terisak karena sangat takut dan merasa sangat tidak berdaya.     

"Satu lagi harus kau ingat, Nona Hamamiya … jangan lagi meracuni orang dengan obat perangsang atau kekasih orang itu bisa datang padamu dengan penghukuman yang sangat pedih." Lelaki di kanannya berbisik di dekat telinga Erina.     

Erina segera bergidik sambil menoleh ke kanan, menatap heran lelaki yang hanya terlihat matanya saja. Pikirannya melayang kemana-mana gara-gara ucapan lelaki itu.     

Seluruh memori dan otak Erina digiatkan untuk mencerna perkataan lelaki di kanannya. Satu nama mendadak muncul di otak, Reiko.     

"Dan jangan lagi berintrik atau membuat skema untuk memfitnah siapapun mulai sekarang. Kami benar-benar menyarankan ini padamu dengan maksud kebaikan hati kami agar kau tidak berakhir di gorong-gorong dengan tubuh terpisah-pisah tak utuh." Lelaki di kiri menyambung.     

Erina menoleh ke kiri dengan bahu bergidik. Ya, dia hanya bisa mengaitkan ini dengan Reiko. Meski sempat ada nama Ayumi hinggap di benaknya, tapi ketika lelaki di kanan dia berbicara mengenai meracuni seseorang dengan obat perangsang, maka itu tak mungkin berkaitan dengan Ayumi.     

Jelas sudah, ini semua mengenai Reiko. Jadi … Reiko sialan itu membalas dendam dengan menyewa para lelaki ini?     

Tapi, ketika dia mengulang lagi perkataan para pria yang mengapitnya ini, dia mengingat satu hal dari kalimat mereka, 'kekasih orang itu bisa datang padamu dengan penghukuman yang sangat pedih'.     

Astaga! Apakah ini maksudnya … kekasih Reiko yang menyewa para lelaki ini? Kekasih Reiko yang dikatakan pria tua bangka yang kaya raya itu?     

Jadi … ini semua tentang hukuman dari lelaki kaya kekasih gelap Reiko yang melakukan semua hal mengenaskan pada dirinya? Sepertinya, dia harus menyesal karena menargetkan Reiko.     

Tapi, apa gunanya penyesalan? Semuanya sudah terlanjur terjadi. Bahkan dia tidak akan bisa menceritakan kepiluannya ini pada siapapun atau ancaman mereka akan dijadikan suatu kenyataan.     

Dilempar ke yakuza … atau tubuhnya terpisah-pisah di suatu gorong-gorong. Memikirkan itu, Erina bergidik ketakutan. Dia benar-benar menyesal.     

Ketika Erina sedang menangis menyesali nasibnya, mobil sudah tiba di depan rumah orang tuanya di pinggiran Tokyo. Dia agak heran mengenai ini. Dia dihentikan di sini?     

"Apa kau heran kenapa kami menurunkanmu di sini?" Lelaki di kirinya bertanya dengan tawa terkekeh.     

"I-iya." Erina menghapus air matanya dan menghentikan tangisnya. Dia sudah cukup lama tidak pulang ke rumah orang tuanya. Tapi, kenapa harus ke sini?     

"Kami masih berbaik hati mengirimmu ke sini. Kalau kami menurunkanmu di apartemenmu, kau harus bersiap-siap menerima penghukuman dari mantan istri pemilik lama Magnifico, Ayumi."     

"A-Ayumi? Nyonya Ayumi?" Erina agak bingung.     

"Betul. Kau sudah diincar dan dicari-cari oleh dia selama beberapa hari ini. Yah, mungkin yang akan membuatmu berada di gorong-gorong, bisa jadi dia, khe he he …."     

Erina memeluk tubuhnya sendiri merasa bulu kuduknya meremang. Jadi, selama ini dia dicari-cari oleh Ayumi. Apakah itu berarti Ayumi mengetahui semua intrik dan kedoknya dan berang atas itu? Ayumi sudah tahu dia dimanfaatkan oleh Erina?     

Oh tidak, pantas saja jika dikatakan Ayumi mencari jejak dirinya.     

Yang tidak diketahui oleh Erina, bahwa sebenarnya Ayumi hanya mencari Erina selama dua hari saja dan akhirnya menyerah setelah keluarga Ayumi diruntuhkan oleh Nathan Ryuu ke sebuah kondisi bangkrut hingga harus menyingkir dari Tokyo.     

Tapi, biarlah. Biar saja Erina tetap berpikir Ayumi mencari dan mengincar dirinya.     

"Maka dari itu, aku sarankan kau baik-baiklah menyembunyikan dirimu agar tidak tertangkap Ayumi." Lelaki di kanannya bicara sambil menepuk-nepuk cukup keras pipi Erina.     

"Baik, baik, te-terima kasih sudah menurunkan aku di sini." Erina pun dibukakan pintu oleh lelaki di kirinya dan dia turun. Itu adalah malam jam 9 lebih, suasana sudah cukup sepi di daerah itu.     

Mobil pun melaju lagi meninggalkan Erina dan tidak ada plat nomor di sana sehingga Erina tak bisa menyelidikinya. Ahh, lagipula, memangnya dia memiliki keberanian untuk melacak itu mobil siapa?     

Ia pun berjalan lunglai ke rumah orang tuanya, mengetuk pintu di sana sampai dibukakan ibunya yang sudah mulai renta.     

"Erina, anakku! Kau pulang? Kupikir kau sudah tidak ingin kemari lagi, sayank!"     

"Ya, Bu, aku pulang."     

=========     

lyrics source = Lyrics Translate     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.