Inevitable Fate [Indonesia]

Runa Menghubungi



Runa Menghubungi

0geu bicheun nal bultaeweotji (cahaya itu membakarku)     
0

geu bicheun naye nun garyeotji (cahaya itu membutakan aku)     

But I go now kkumeul jocha (tapi aku pergi juga, mengikuti mimpiku)     

Dive into red sun, no lie (menyelam ke matahari merah, tanpa dusta)     

- Given Taken by ENHYPEN -     

==========     

Reiko sedang menjalani kehidupan yang tentram dan penuh akan kedamaian untuk saat ini. Namun, bukankah biasanya badai datang setelah adanya masa tenang? Maka, kapan kira-kira badai selanjutnya akan menghantam kehidupan Reiko?     

"Kau benar-benar akan mengikuti lomba dance cover itu, Rei?" tanya Mel, seorang pelatih dance di Adora.     

Mengangguk yakin, Reiko menjawab, "Iya, Mel. Aku ingin kau menilaiku." Dia tidak menambahkan sufiks apapun pada pemanggilannya terhadap Mel karena memang Mel tidak mau.     

Mel Shindou adalah perempuan Jepang yang juga memiliki darah Amerika dari ibunya. Itulah kenapa dia memakai marga ayahnya pada nama dia. Meski begitu, Mel tidak begitu menyukai tetek bengek mengenai pemakaian sufiks yang bertujuan untuk kesopanan. Dia merasa sufiks itu hanyalah jurang pemisah bagaikan kasta dan terlalu merepotkan.     

"Hm, oke. Coba kau tarikan sekarang." Mel pun menjauh dari Reiko dan Duff sebagai operator lagu, segera memutarkan lagu yang diminta Reiko.     

Reiko menari dengan luwes dan melakukan gerakan yang terbaik yang dia sanggup tanpa mengubah gerakan dance aslinya.     

Selesai menari, Reiko menoleh ke Mel, meminta pendapat.     

"Hm, bagus. Tarianmu bagus. Tapi aku harus melihat dance aslinya juga nanti, yah! Namun aku bisa katakan gerakanmu sudah bagus. Luwes sekaligus cantik dan ada aspek tegas juga di beberapa bagian. Tapi, menurutku, gerakan kakimu sedikit kurang jelas." Mel memberikan paparannya.     

"Oh, bagian yang ini kah?" Reiko segera menggerakkan dua kakinya untuk bagian tertentu pada dance lagu itu.     

"Ya, yang bagian itu. Kau harus membuka dengan tepat dan jangan ragu-ragu. Begini." Mel mencontohkan gerakan tersebut.     

"Wah, iya, harusnya memang begitu!" Reiko pun mulai melatih kakinya agar benar-benar mirip dance aslinya seperti yang dicontohkan Mel.     

"Kalian sedang berlatih apa?" tanya seorang pemuda yang baru saja masuk ke ruangan itu. Kebetulan saat itu Reiko hanya berdua saja dengan Mel di pagi ini. Benio ada di luar, menunggu di lobi Adora.     

"Ohh! Yoohan-ssi!" Reiko menoleh ke pemuda Korea yang mendatangi dia dan Mel. Karena Choi Yoohan adalah orang Korea, maka sufiks yang digunakan pun berbeda.     

"Wah, wah, yang mulai naik daun masih sempat datang ke sini, hm?" goda Mel.     

"Ha ha ha! Jangan menggodaku seperti itu, Mel. Tentu saja aku masih akan datang ke sini. Aku ini kan tidak lupa akarku." Choi Yoohan segera menaruh tasnya dan memulai melakukan pemanasan pada kakinya. "Kalian sedang apa?"     

"Reiko hendak ikut lomba dance cover di Yutub." Mel menjawab.     

"Wow, dance cover? Lagu apa?" Choi Yoohan mengganti posisi pemanasannya.     

"Gokuraku Jodo milik GARNiDELiA." Reiko menjawab.     

"Sepertinya aku pernah mendengar. Apa itu yang memakai musik EDM dicampur musik tradisional?" Choi Yoohan seolah sedang mengingat-ingat sesuatu.     

"Ya, benar." Reiko mengangguk.     

"Rasanya aku juga ingin ikut lomba semacam itu." Choi Yoohan terkekeh.     

"Oh please, Yoohan, kalau kau ikut, bisa-bisa kau langsung menyapu semua kategori juara!" Mel memutar matanya.     

"Hi hi, benar, Mel!" Reiko setuju. Itu karena Choi Yoohan sudah beberapa kali menjadi penari latar untuk banyak penyanyi ternama di Jepang selama beberapa bulan ini. Namanya sedang naik daun di bidang itu. "Yoohan-ssi, kau hanya akan disebut perundung para junior dan amatir sepertiku jika ikut lomba macam itu."     

"Ha ha, kau berlebihan, Reiko-san! Aku ini tetap masih harus banyak berlatih. Tidak boleh cepat berpuas diri dengan apapun yang sudah dicapai, ya kan? Karena jika kita sudah berpuas diri, di situlah kita akan mulai jatuh dan runtuh." Choi Yoohan berucap sambil merentangkan dua kaki lebar-lebar di lantai membentuk gerakan split.     

"Huh, tumben sekali kau bisa bicara sebagus itu," olok Mel.     

Reiko tertawa dan dia melirik jam yang ada di dinding. "Oh, aku harus melanjutkan ke divisi suara."     

"Wah, kau benar-benar pekerja keras, yah!" Choi Yoohan berdiri usai melakukan split.     

"Tentu saja, aku tidak ingin kalah dari Yoohan-ssi." Reiko tersenyum dan beralih ke Mel. "Terima kasih atas bimbingannya, Mel."     

"Anytime, Rei." Mel menepuk ringan lengan Reiko.     

Reiko pun melenggang keluar dari ruangan itu dan mendengar samar-samar suara Choi Yoohan, "Mel, ayo nilai tarianku!"     

Tak lama kemudian, Reiko sudah tiba di ruangan lain. "Permisi …." Ia menyembulkan kepalanya terlebih dahulu sebelum masuk.     

"Ah, silahkan masuk!" Araki Kazuha, pelatih vocal di Adora, ternyata sudah ada di dalam ruangan itu bersama anggota lainnya.     

Reiko masuk dan melakukan ojigi pada orang di dalam ruangan. "Saya Reiko, mohon kerjasamanya."     

"Ah, Reiko-san." Araki Kazuha mengangguk. "Kemarilah. Kalian berdua bisa berlatih bersama-sama."     

Satu jam berikutnya, Reiko keluar dari ruang vocal dan berjalan ke Benio yang sedang duduk tenang di lobi. "Benio."     

"Sudah selesai, Reiko-san?" Benio memanggil seperti itu seperti yang diinginkan Reiko daripada memanggil dengan sebutan 'Nyonya'.     

Mengangguk, Reiko pun beranjak dari Adora setelah berpamitan pada gadis resepsionis di mejanya.     

Ketika Reiko baru saja masuk ke dalam mobil dan duduk di kabin belakang, ponselnya bergetar di dalam tasnya. Ia mengambil dan melihat nama sahabatnya di sana.     

"Ru-chan? Bukankah ini bukan akhir pekan? Apa dia tidak ada kelas?" Sedikit heran, Reiko pun mengangkat panggilan itu. "Ya, Ru-chan?"     

"Kau di mana? Tadi aku sudah ke apatomu, ternyata itu sudah kosong, yah?" Terdengar suara Runa di seberang.     

"Ahh, maaf, aku belum bilang kalau aku pindah ke apato milik Ryuu." Reiko jadi merasa bersalah karena benar-benar terlupa memberitahukan itu pada Runa.     

"Tsk, kau ini … sudah terlalu sibuk jadi ibu rumah tangga, yah!" goda Runa.     

"Ha ha, jangan mengolok-olok aku begitu, Ru-chan. Eh, kenapa meneleponku jam ini? Apa kau tak ada kelas? Kenapa malah datang ke Tokyo?" Reiko cukup terkejut juga mendapati bahwa Runa datang ke apato lama dia.     

"Aku ingin bertemu denganmu, bisa?" tanya Runa tanpa menjawab pertanyaan Reiko tadi.     

"Oh, tentu saja bisa. Di mana kau saat ini?"     

"Aku ada di apato Yuza."     

"Um, baiklah, aku akan ke sana."     

Usai menyudahi teleponnya, Reiko bertanya pada Benio di depan sana, "Benio, apakah bisa ke Ikebukuro?"     

"Sekarang juga, Nyonya?" tanya Benio sambil melirik kaa spion tengah.     

"Iya juga, yah! Baiklah, antar aku ke apato Ryuu. Eh, tapi nanti Ru-chan menunggu terlalu lama jika aku berganti baju. Ya sudah, langsung saja sekarang, Benio." Reiko mempertimbangkan ini dan itu, memutuskan demikian demi bisa cepat bertemu Runa.     

"Baik, Nyonya." Benio pun mengarahkan mobil ke Ikebukuro.     

Sementara itu, Reiko menelepon suaminya. "Ryuu, aku hendak pergi ke apato Yuza-kun."     

Di seberang sana, Nathan Ryuu sedang duduk santai di depan televisi di penthouse-nya. Mendengar ucapan istrinya, keningnya langsung mengernyit. "Apato Yuza-kun? Ada apa? Kenapa-"     

"Tidak usah langsung berpikir macam-macam, oke?" Reiko paham suaminya pasti akan langsung cemburu dan mengira yang tidak-tidak. "Di sana ada Ru-chan. Aku hendak menemui dia."     

"Ohh, baiklah." Kerutan di kening Nathan Ryuu pun mengendur dan menghilang begitu dia mendengar nama sahabat istrinya disebut.     

===========     

lyrics source = Color Coded Lyrics     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.