Inevitable Fate [Indonesia]

Ternyata Dia Sudah Tahu!



Ternyata Dia Sudah Tahu!

0'Cause I found you .. I found you     
0

- I Found You by Benny Blanco & Calvin Harris -     

=========     

Tidak ada dalam bayangan bahkan imajinasi liar Reiko bahwa dia akan bertemu dengan Onodera Ryuzaki di tempat seperti ini. Ayolah ... ini hanyalah sebuah street food di sebuah kota kecil yang cukup jauh dari Tokyo.     

Bahkan, tak perlu menyebutkan mengenai tempat ini, mendapati Nathan Ryuu masih memakai setelan jas dan mendatangi pasar jajan untuk membeli makanan, bukankah itu sudah terlalu keterlaluan?     

Bagaimana bisa orang sekaya Nathan Ryuu masih menginginkan panganan dari tempat kecil dan sederhana begini? Seharusnya kelas Nathan Ryuu itu restoran yang mendapatkan bintang 3 Michelin, yang tempatnya bersih, sejuk pendingin udara, dan pengunjungnya juga dalam balutan busana mahal dan rapi.     

Tapi ... orang ini malah sekarang berada di depan Reiko sambil mengumbar senyum pada Bu Sayuki dan meminta agar dirinya ditempatkan di bagian depan untuk melayani pembeli dan dijauhkan dari kompor.     

Astaga ... apakah Reiko sedang bermimpi?     

Kini, gadis itu memandang bingung ke Bu Sayuki yang tak kalah melongo darinya setelah mendengar permintaan Nathan Ryuu.     

Karena jiwa murni dari Bu Sayuki adalah mengenai uang, uang dan uang, bagaimana mendapatkan uang sebanyak mungkin, apalagi ketika dia menjadi tulang punggung bagi keluarga, setelah mendengar 'saran' dari Nathan Ryuu, dia mulai merenung cepat dan akhirnya ... Beliau mengangguk.     

Hal ini juga mengejutkan bagi Reiko yang selama ini mengira bahwa tak akan ada yang bisa menggoyahkan keteguhan dan ketegasan Bu Sayuki. Tidak disangka ... hanya dengan beberapa ucapan Nathan Ryuu, wanita paruh baya itu pun 'tunduk'.     

"Ahh! Reiko! Lekaslah sana pergi ke depan! Ehh, usap dulu itu keringatmu, Nak!" Bu Sayuki segera mengambil tisu di tasnya dan memberikan ke Reiko sehingga gadis itu bisa mengelap peluh yang membanjiri wajahnya.     

Masih takjub dan tidak percaya, Reiko pun mengangguk sambil menerima sebungkus kecil tisu wangi dari tangan Bu Sayuki sambil dia mulai berjalan ke arah depan.     

Nathan Ryuu mengikuti Reiko ke arah depan dan senyum terus ditampilkan di wajah tampan lelaki itu pada Reiko. "Nah, kalau begini, rasanya lebih pantas." Ia menatap Reiko, meski sebenarnya tujuan ucapannya kepada Bu Sayuki.     

Karena stok ayam di etalase sudah diborong semua oleh Onodera Ryuzaki, maka Tomoda harus bekerja keras untuk lekas mengisi etalase itu lagi dengan ayam baru, dibantu Bu Sayuki.     

Sementara itu, Reiko masih merasa canggung atas kehadiran Nathan Ryuu yang tidak disangka-sangka. Ia terus bertanya-tanya dalam hatinya, kenapa pria ini kerap datang dengan cara dan momen yang tidak terduga?     

Dulu, di minimarket, lalu di event manga dan anime, kemudian kini di tempat ini. Benarkah pertemuan mereka didasari atas ketidaksengajaan saja?     

Namun, Reiko sudah tidak memiliki waktu untuk memikirkan terlalu lama akan hal itu karena dia harus mulai mempelajari bagaimana melayani pembeli dan membungkus ayam. Sedangkan Nathan Ryuu masih diam memandangi dia saja sedari tadi sambil lelaki itu memakan satu bungkus ayam filet pedas yang sudah dia beli.     

Melihat Reiko kini telah dipindahkan ke bagian depan dan tidak perlu bersusah-payah lagi dengan kompor, Nathan Ryuu pun pamit pergi dari lapak itu. "Reiko, aku pergi dulu, yah! Nanti kalau ada jodoh, kita mungkin akan bertemu lagi."     

"Ehh? Ahh, iya." Reiko tertegun sebentar dengan ucapan lelaki Onodera itu. Jodoh? Berjodoh? Ahh, dia sepertinya terlalu berpikir panjang. Berjodoh bukan berarti akan menikah, ya kan? Apa yang dia pikirkan, sih!     

Kemudian, setelah berpamitan dengan sopan kepada Bu Sayuki dan wanita paruh baya itu masih tertegun mendapati lapaknya langsung laris diborong oleh lelaki yang penampilannya tampak parlente.     

Sudah jelas bisa ditebak bahwa Nathan Ryuu bukanlah lelaki sembarangan. Dia pasti memiliki latar belakang luar biasa dari aura yang dibawa. Aura kaya memang susah disembunyikan oleh beberapa orang yang memang terlahir kaya dan ditakdirkan kaya.     

Setelah kepergian Nathan Ryuu, segera saja Bu Sayuki menanyai Reiko, tapi lebih seperti menginterogasi gadis itu. "Kau kenal di mana dengan lelaki itu?"     

"Ohh? Um, kenal ketika aku hendak melamar kerja di salah satu konbini di Tokyo, Bu."     

"Namanya siapa?"     

"Nathan Ryuu."     

"Tidak ada nama keluarga?"     

"Um, aku hanya mengetahui itu saja nama dia, Bu."     

Reiko mencoba mengingat-ingat, apakah Nathan Ryuu pernah menyebutkan nama keluarganya? Ahh, dia benar-benar lupa. Mungkin pernah, tapi dia kurang memperhatikan. Yang dia ketahui dengan pasti, pria itu sering dipanggil Nathan Ryuu.     

"Apakah dia berdarah campuran?"     

"Um, entah. Sepertinya sih begitu, tapi aku kurang tahu, Bu."     

"Apa pekerjaannya?"     

"Tidak tahu, Bu. Aku hanya tahu dia ... pengusaha, tapi di bidang apa, aku tak tahu."     

"Tsk! Kau ini bagaimana, sih! Ini tidak tahu, itu tidak tahu! Lalu apa yang kau ketahui, sih!" sungut Bu Sayuki. "Apa kalian pacaran?"     

"Hah? Pacaran?" Reiko terkejut dengan pertanyaan ini. Ia lekas menggeleng. "Tidak, Bu, kami bukan sepasang kekasih."     

"Atau dia ... sugar daddy kamu?" Mata Bu Sayuki memicing dengan penuh curiga.     

Astaga! Baru kali ini ada orang yang berkata seperti ini ke Reiko. Sugar daddy? Apakah dia baru saja dituduh sebagai perempuan simpanan lelaki kaya? "Ti-tidak, Bu! Tentu saja bukan seperti itu hubungan kami. Kami hanya teman! Hanya teman saja!" Rasanya dia ingin menangis karena tuduhan itu.     

Jika dia adalah simpanan lelaki kaya seperti Nathan Ryuu, apakah perlu baginya untuk hidup payah begini bekerja menggoreng ayam semalam suntuk sampai kelelahan tanpa dibayar?     

Setelah menginterogasi Reiko dan tidak mendapatkan informasi yang diharapkan, Bu Sayuki pun kembali ke kompor dan menggoreng bersama putranya.     

Reiko menghela napas lega. Dia sudah tidak perlu kepayahan di depan kompor lagi. Ini semua berkat Nathan Ryuu, bukan? Tapi sepertinya masih ada yang mengganjal hati Reiko. Dia terus memikirkannya.     

Dan setelah puluhan menit berlalu, Reiko membelalakkan matanya dan memekik lirih, "Bagaimana dia tahu namaku Reiko?!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.