Inevitable Fate [Indonesia]

Saran Untuk Magnifico yang Merosot



Saran Untuk Magnifico yang Merosot

0da neo ttaeme (ini semua salahmu)     
0

You dachigo tto dachige hae (kau menyakitiku dan terus membuatku terluka)     

da neo ttaeme keojin Damage (ini semua salahmu bahwa kerusakan pun muncul)     

- Damage by EXO -     

=========     

"Kita sudahi saja, Yumi." Suara Jyuto lemah sambil menggeleng. "Kita cerai!" Inilah yang dikatakan Takeda Jyuto pada istrinya untuk mengakhiri pertengkaran mereka.     

Ayumi melongo dengan mata terbelalak tak percaya. "Apa kau bilang?" Bibirnya bergetar sambil berucap lirih. "APA YANG KAU BILANG, JYUTO!" Ia pun lepas kendali dan menyeru kencang.     

"Telingamu bermasalah, hah? Aku bilang kita cerai saja! Kau sudah tak layak aku pertahankan jadi istri! Kau tak becus jadi istri, kau tahu itu?!" Jyuto tak bisa lagi lebih lama menahan segala keluhan di hatinya yang telah mengendap diam bertahun-tahun.     

Meski keluhan itu mengendap diam, namun sebenarnya itu penuh gejolak yang akhirnya berubah menjadi bom waktu. Jyuto sudah terlalu lama memaklumi sikap keras dan bossy sang istri demi pernikahan dan putri mereka satu-satunya. Tapi sepertinya Ayumi terus menginjak limit Jyuto.     

"Apa salahku?! Apa salahku hingga mulutmu bisa berkoar seperti itu, Jyuto?!" Ayumi tak ingin kalah dan pantang disalahkan.     

"Apa kau tak tahu sama sekali bahwa sejak tadi pagi, saham Magnifico anjlok seanjlok-anjloknya! Apa kau tak tahu, sebagian besar pelanggan kita menarik diri dan memutuskan perjanjian dengan kita! Apa kau tak tahu, Magnifico terancam bangkrut!" Jyuto membalas dengan suara berapi-api, tidak ingin mengalah lagi.     

Sebagai lelaki, Jyuto ingin menunjukkan superior dan dominasi dia dengan tepat dan proporsional dalam hal ini.     

"Kau! Kau menyalahkan aku atas semua itu? Kau menyalahkan aku?!" teriak Ayumi, sungguh tidak terima dirinya disalahkan. Orang tuanya saja tidak pernah memarahi apalagi menyalahkan dia sedari kecil, bagaimana bisa Jyuto yang dikenal saat dewasa berani berbuat begitu?     

"Tentu saja ini salahmu, kau istri tolol! Semua karena ulahmu memprovokasi pegawai Magnifico merundung Arata Reiko!" Jyuto menguak alasan di balik turunnya harga saham Magnifico, pemutusan ikatan kerjasama beberapa pihak yang memiliki pengaruh besar pada bisnis Magnifico, dan kemungkinan Magnifico bangkrut.     

"Bagaimana bisa kau malah membela Reiko si jalang itu? Kenapa semua malah dikaitkan ke dia?" Mata Ayumi menyipit sambil dia masih bersuara lantang membela diri.     

"Karena lelaki di belakang Arata Reiko adalah seseorang yang tidak sepatutnya kita singgung! Menyinggung Arata Reiko, sama saja menyinggung lelaki itu dan akan berakibat ke kematian kita, apa kau tahu itu!" bentak Jyuto.     

Ayumi terdiam, berusaha mencerna kata demi kata yang dilontarkan penuh semangat amarah oleh suaminya. "Dia … dia memiliki pendukung? Pendukung yang kuat?" Ia mulai goyah dan suaranya terdengar ragu.     

"Benar! Kau harus tahu, bahwa pendukung Arata Reiko sangat kuat di Jepang! Dan dia adalah orang yang membantu Magnifico mendapatkan begitu banyak pelanggan tetap dalam skala besar! Pengaruhnya sangat luas dan akan sangat mengerikan kalau sampai dia marah! Dan kau … kau dengan tololnya malah terus membuat masalah pada Arata Reiko meski aku berulang kali sudah memperingatkanmu! Kalau kau tidak tolol, lalu apa?!"     

"Dia … dia memiliki pendukung sekuat itu?" Ayumi masih tertegun dan matanya bergerak gelisah. Apakah dia sudah melakukan sebuah kesalahan besar?     

"Sekarang, nikmati saja hasil dari tindakan tololmu itu! Jangan pernah lagi menghubungiku dan biarkan Nakita tinggal bersamaku agar dia tidak menjadi setolol kau!" imbuh Jyuto, kemudian balik badan dan pergi ke kamar putrinya.     

Terduduk di lantai, Ayumi jadi linglung, memikirkan semua yang sudah dia lakukan pada Reiko selama ini. Dia berusaha menelusuri semuanya secara perlahan-lahan, dan akhirnya semua mengerucut pada satu nama: Erina.     

"Jalang sialan itu!" Kali ini, di benak Ayumi tercetak wajah Erina ketika menyeru makian itu, bukan lagi Reiko.     

Bangkit dari lantai, Ayumi pun bergegas keluar ke mobil dia. Apalagi selain untuk menemui Erina.     

Sayang sekali Ayumi harus menelan kecewa, karena Erina tidak ada di apato-nya. Lama nian dia menunggu di sana, tetap saja dia tak bisa menemui Erina, bahkan dia menduga sepertinya nomornya telah diblokir oleh Erina.     

Sudah tentu ini menyebabkan kegeraman bagi Ayumi. Dia sudah meyakini bahwa sumber dari segala kemalangannya ini adalah Erina, maka gadis itu harus bertanggung jawab!     

Namun, hingga malam beranjak larut pun, Ayumi tidak juga melihat Erina di sekitar apato itu. Dia tak tahu bahwa Erina sudah kabur dari apato-nya.     

Hingga keesokan harinya, harga saham Magnifico semakin anjlok tanpa Jyuto bisa menanggulangi ataupun memperbaikinya. Selama ini, dia tidak memiliki dukungan dari orang-orang kuat di dunia bisnis selain Nathan Ryuu.     

Inilah kenapa dia menjadi tidak berdaya sama sekali ketika ada hantaman badai pada Magnifico. Selain itu, dia hanyalah orang kaya baru yang masih sangat baru dalam hal kesuksesan bisnis. Kemajuan Magnifico masih berusia sekitar 1 atau 2 tahun terakhir ini saja. Karenanya, Jyuto belum memiliki pijakan kuat mengenai itu.     

Oleh sebab itu, mendapatkan bantuan dari Nathan Ryuu merupakan sebuah keberuntungan dan oase tersendiri bagi Jyuto yang baru melangkah di dunia bisnis.     

Namun tidak disangka, istrinya merusak segalanya. Ayumi menyeret runtuh suaminya, menyebabkan bisnis pertama Jyuto pun terancam musnah.     

Satu-satunya cara untuk memotong kanker yang hendak merenggut nyawa Magnifico adalah melempar Ayumi ke samping.     

Sudah beberapa hari ini, pelanggan Magnifico semakin menurun. Ini sangat mengherankan banyak pekerja. Bahkan, target produksi pun diturunkan, tidak seperti hari-hari biasanya.     

Banyak pekerja yang mulai merasa keheranan mengenai sedikitnya target yang diberikan manajer produksi pada mereka.     

"Kau yakin ini target hari ini?" tanya salah satu pekerja pada ketua grupnya.     

"Ya, ini sudah sesuai dengan jadwal yang disusun manajer." Ketua grup memberikan jawaban.     

"Apakah ini akibat dari menurunnya nilai saham Magnifico di bursa?"     

"Benarkah? Aku tak tahu itu! Ceritakan padaku mengenai itu!"     

"Hei, hei, apa kalian sudah tahu, Nyonya Ayumi diceraikan Tuan Jyuto!"     

Para pekerja justru banyak bergosip dikarenakan banyaknya waktu luang mereka.     

Dan pada suatu siang, Nathan Ryuu berbicara pada Jyuto di telepon. "Pecat nama-nama yang aku sebut setelah ini." Lalu, dari mulut Onodera Ryuzaki meluncur berbagai nama. Bahkan nama-nama itu juga diberikan pada email.     

Jyuto kaget melihat banyaknya nama yang disebut dan ditulis Nathan Ryuu. Sebanyak itu kah yang telah diprovokasi istrinya sehingga merundung wanita milik tuan muda Onodera? Celakalah Ayumi! Jyuto merutuk keras-keras sang istri dalam hatinya.     

"Jyuto, jika kau ingin menyelamatkan Magnifico, aku memiliki satu saran terakhir untukmu." Nathan Ryuu menawarkan solusi.     

Tentu itu tidak akan disia-siakan Jyuto yang masih amatir dan hijau dalam hal bisnis. "Silahkan, Ryuu. Silahkan berikan aku saran! Kumohon!"     

"Jual Magnifico padaku. Aku yang akan menentukan harga. Dan nantinya, kau masih bisa mengelola Magnifico, namun akulah pemilik resminya dan aku pula sebagai pemegang keputusan akhir dalam setiap yang terjadi di Magnifico. Bagaimana?"     

===========     

lyrics source = Color Coded Lyrics     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.