Inevitable Fate [Indonesia]

Bertemu Sang Penyelamat



Bertemu Sang Penyelamat

0Kyou, shinde iku you na (Sepertinya hari ini aku akan mati)     
0

Sonna kankaku ga atta (Aku memiliki perasaan seperti itu)     

Tada asu wo matte (Aku hanya menunggu hari esok)     

Nagaru kisetsu wo mioroshita (Sambil memandang musim yang berlalu)     

- Aruku (Walk) by Yorushika -     

==============     

Akeno berdiri di trotoar bersama banyak orang, siap untuk menyeberang di jalanan Tokyo yang padat. Tiba-tiba saja, tubuhnya terdorong ke depan dikarenakan adanya beberapa bocah remaja yang bercanda di belakangnya.     

Ia terhuyung dan kakinya turun ke badan jalan, berusaha menyeimbangkan kaki bersepatu hak tinggi, dan ternyata ada mobil dari arah kanannya. Akeno membeku, sepertinya ia akan berakhir di sini.     

Sreett!     

Akeno merasakan adanya tarikan pada lengannya dan dia pun melesat ke belakang, dan berakhir masuk ke pelukan seseorang.     

Ini sungguh mengejutkan dia. Mengira dirinya akan tamat dan berakhir mengenaskan tersambar mobil yang melaju cepat, ternyata dia masih diberi kesempatan bernapas dan hidup.     

Akeno menengok ke sosok yang telah menolongnya, dan berkata dengan gugup, "Te-terima kasih, sungguh terima kasih."     

Sosok itu ternyata lelaki dewasa dengan fitur wajah dingin dan rahang yang tegas menandakan dia lelaki serius dan mungkin juga kaku. Lelaki itu memakai setelan jas yang menandakan kemungkinan besar bahwa dia seorang pegawai sebuah kantor.     

Namun, setelah melirik setelan jasnya secara sekilas, Akeno mendadak saja terkejut bahwa setelan itu bukan jenis yang biasa saja, tapi memiliki harga yang tidak bisa diremehkan. Apakah seorang bos?     

Tapi, bos mana yang ikut jalan di trotoar begini seperti dirinya?     

"Tidak masalah, Nona." Lelaki itu melepaskan pegangannya pada Akeno dan melanjutkan jalannya. Belum sempat Akeno menanyakan nama, lelaki tersebut sudah menghilang di dalam kerumunan banyak orang yang kini mulai menyeberang.     

Tak ingin tertinggal, Akeno juga ikut bergabung dengan kerumunan, berjalan cepat agar lekas tiba di kantor utama Sortbank. Dia sendiri tak menyangka akan mendapatkan kesempatan bekerja di perusahaan luar biasa ternama di Jepang ini. Seberapa tinggi keberuntungan yang dia miliki sampai bisa mendatangi kantor tersebut bahkan tanpa bersusah payah!     

Akeno memang mengenal Onodera Ryuzaki sebagai salah satu kakak angkatan dia ketika berkuliah di Perancis, namun tidak pernah secara khusus berbincang, hanya pernah bertemu beberapa kali saja tanpa sengaja karena tuan muda Onodera cukup membatasi pergaulannya di kampus dan hanya sesekali keluar dengan teman sekampus seperti Jyuto.     

Meski mungkin dia terkesan rendahan karena langsung menerima begitu saja tawaran ini, namun bukankah dia harus lekas meraih kesempatan baik di manapun? Apalagi saat ini dia benar-benar sedang membutuhkan pekerjaan.     

Menjadi karyawan Sortbank, tentu memiliki prestisius tersendiri di kalangan masyarakat, ya kan? Akan seperti apa nanti kebanggaannya membengkak jika kerabat dan temannya mengetahui ini?     

Dia takkan pernah bisa menebak bahwa ini semua berkat Reiko yang meminta secara khusus pada Nathan Ryuu untuk menolong Akeno.     

Tiba di depan gedung besar nan tinggi, leher Akeno sampai pegal ketika dia mengamati gedung hingga ke bagian puncaknya. Mungkin lantainya mencapai puluhan atau bahkan ratusan? Entahlah!     

Akeno pun menapakkan kaki rampingnya yang berbalut rok selutut ketat warna cokelat tua membungkus pinggulnya yang indah ke sepanjang jalan masuk gedung dan tiba di depan resepsionis.     

Setelah mengatakan maksud kedatangannya untuk bertemu yang bernama Aiba Itachi, dia segera dibimbing ke lift dan diantar hingga ke depan pintu ruangan Aiba Itachi berada.     

"Silahkan, Nona. Tuan Aiba di dalam." Gadis resepsionis itu mempersilahkan Akeno untuk membuka pintu sebelum dia pergi.     

Sepeninggal gadis resepsionis, Akeno mempersiapkan diri sebaik mungkin sebelum dia mengetuk pintu kayu jati itu.     

Dari dalam, terdengar suara lelaki yang berkata, "Douzo o-hairi kudasai (silahkan masuk)."     

Akeno pun membuka pintu dan berkata, "Shitsuree itashi-masu[1]." Ia melangkah masuk.     

Alangkah terkejutnya Akeno ketika dia melihat siapa lelaki bernama Aiba Itachi. Bukankah itu lelaki yang tadi sudah menyelamatkan dia? Tunggu, siapa yang dia harus temui hari ini sebenarnya? Sekretaris pribadi CEO Sortbank, kan?     

Jadi … lelaki itu sekretaris pribadi Onodera Ryuzaki, Akeno membatin dalam hatinya.     

"Silahkan duduk. Nona Yamazuki, bukan?" Itachi berkata santai tanpa adanya fluktuasi respon meski dia mengingat dengan jelas siapa itu perempuan di depannya. Yang tadi dia tolong.     

"Ya! Saya Yamazuki Akeno! Melapor kepada Tuan Aiba!" Akeno lekas membungkukkan badannya, melakukan ojigi sesempurna mungkin ke Itachi.     

Kemudian, Akeno menyerahkan map berisi file biodata dan CV dia ke Itachi yang lekas memeriksanya.     

"Hm, lulusan universitas di Perancis." Itachi mengguman rendah meski tetap terdengar oleh Akeno yang duduk mengatupkan pahanya rapat-rapat dengan sikap sopan dan sedikit gugup.     

Bertemu dengan penyelamatnya, dan bahkan masuk ke perusahaan terhebat yang ia ketahui di Jepang. Akeno membeku di kursinya, tertunduk tak berani menatap Itachi.     

Di mata Akeno, Itachi bagaikan seorang panglima jenderal kuat penuh wibawa yang akan dengan mudah meremukkan lawan-lawannya. Terutama fitur dingin wajahnya dengan rahang tegas membingkai, itu sungguh mendominasi siapapun yang berhadapan dengannya.     

Benar-benar pantas disebut sebagai sekretaris pribadi dari CEO Sortbank Group.     

"Berarti Nona mengenal Tuan Onodera Ryuzaki selaku pemimpin di sini?" tanya Itachi sembari menutup map di tangannya.     

"I-iya. Eh, maksud saya, hanya mengenal wajah dan nama saja, namun belum pernah berbincang dengan Beliau." Akeno merasa jantungnya berdebar kencang. Kenapa dia harus segugup ini?     

"Hm, baiklah. Tuan sudah menyampaikan kepada saya bahwa Nona akan ditempatkan di bawah saya untuk dibimbing menjadi sekretaris. Ini adalah ruangan Nona bersama dengan saya, dan di sana meja Nona." Itachi menunjuk ke sebuah sudut lapang berisi seperangkat meja, kursi, dan lemari dengan komputer menghias di atas meja sebagai pelengkap.     

"Ya, terima kasih." Akeno membungkuk sekali lagi dan bangkit untuk menuju ke mejanya. Dia tak menyangka akan ditempatkan di ruangan bersama dengan sekretaris pribadi sang CEO. Apakah ini yang namanya durian runtuh?     

Dia tidak ditempatkan di bagian pekerja biasa dengan ruangan besar berisi banyak kubikel pada umumnya dan bersama belasan hingga puluhan pekerja lainnya, tapi justru menikmati privilese di ruangan besar ini!     

Meneguk saliva, Akeno berharap ini bukan mimpi. Dia yang hanya memiliki pengalaman kerja sebagai manajer operasional di Magnifico, tiba-tiba bisa melejit menjadi sekretaris junior di bawah sekretaris pribadi sang bos!     

Huh! Kalau Ayumi mengetahui ini, bukankah wanita itu akan menjambak rambutnya sampai botak?     

Meletakkan tas pada salah satu celah cukup besar di lemarinya, kini Akeno sudah duduk dan menyalakan komputernya.     

Ketika Itachi berjalan mendekat ke meja Akeno, gadis itu berdebar-debar, dan mendengar lelaki itu berkata, "Coba pelajari ini terlebih dahulu, Nona Yamazuki." Itachi meletakkan beberapa map di meja Akeno.     

"Baik!" Akeno harus bersikap seprofesional mungkin dan harus bisa membuktikan dirinya sebaik-baiknya. Dia harus memberi keyakinan bahwa Onodera Ryuzaki tidak akan sia-sia mempekerjakan dia!     

---------------------------     

[1] "shitsuree itashi-masu" biasa digunakan seseorang saat minta "permisi" ke orang yang berpangkat tinggi, atau atasan, atau pada tempat umum sebelum masuk ke ruangan, atau ketika lewat di depan orang. Ini seperti kata "excuse me" dalam bahasa inggris.     

=========     

lyrics source = Kazelyrics     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.