Inevitable Fate [Indonesia]

Hari yang Sangat Melelahkan Mental untuk Reiko



Hari yang Sangat Melelahkan Mental untuk Reiko

0I decided to not to give a fvck now     
0

when you people talked shits     

and made fun of me     

I was so helpless, couldn't do a thing     

- Hate You by Baek Yerin -     

============     

Reiko sangat terkejut ketika dirinya didorong keras oleh Azuka dari belakang hingga terdorong ke depan.     

Namun, sebelum wajah Reiko menghantam dinding keramik di depannya, segera saja mata-mata Nathan Ryuu maju meraih tubuh Reiko dan tidak akan ada bencana untuk istri bosnya. Setelah itu, perempuan bertampang dingin itu membekuk Azuka sebelum Azuka menyakiti Reiko lagi.     

"Kau! Siapa kau sampai berani menahan aku begini?!" Azuka melotot ke anak buah Nathan Ryuu. Padahal dia hendak maju ke Reiko untuk menendang Reiko jika memang ada kesempatan, tanpa perduli di sana ada belasan orang menonton di samping.     

Anak buah Reiko menjawab dingin, "Aku hanya menghentikan penjahat."     

"Penjahat? Apa maksudmu? Kau mengatai aku ini penjahat, heh?!" Azuka makin berang disebut sebagai penjahat dan berontak dari bekukan anak buah Nathan Ryuu. Yang dia ketahui hanya perempuan itu adalah pekerja baru di Magnifico.     

Tentu saja Azuka memandang rendah orang yang datang sebagai juniornya. Tapi, dia tidak mengira akan diperlakukan begini oleh seseorang antah berantah yang berkedudukan sebagai junior-nya. "Aku ini seniormu!"     

"Senior? Kau sudah bukan pekerja di sini lagi, bukan seniorku." Perempuan itu menanggapi dengan wajah datar bagai robot. Atau sebenarnya dia betul adalah robot? Cyborg? Android?     

Yang pasti, Azuka sangat kesulitan melepaskan diri dari cekalan tangan anak buah Nathan Ryuu itu. Tak ingin berlama-lama berurusan dengan Azuka, perempuan bagai robot itu lekas menyerahkan Azuka ke satpam yang datang menghampiri mereka.     

Segera, Azuka dibawa dua satpam meski sempat berteriak, "Kau! Kau jalang brengsek! Gara-gara kau … aku dipecat dari sini! Kau memang biang sial di sini! Kau penyebab Magnifico kacau! Dasar pel4cur! Perebut Tuan Jyuto!"     

Reiko membeku di tempatnya, heran kenapa dia dikatakan perebut suami? Bahkan menyebut nama bos tempat ini! Kalau sudah begitu, mana mungkin orang-orang yang menonton di samping tidak kaget?     

Bahkan Reiko sendiri saja kaget mendengar dia dituduh sebagai perebut Tuan Jyuto. Kapan dia berselingkuh dengan bos gedung ini? Jangankan selingkuh, bertemu muka dengan yang namanya Takeda Jyuto saja dia belum pernah?     

"Aku tidak merusak hubungan Tuan Takeda! Aku tidak selingkuh dengan Tuan Takeda!" Reiko menatap sekelilingnya dan menemukan tatapan menghakimi dari sebagian besar mereka di sana. Dan sisanya mengerutkan kening karena tak yakin tapi tak berani membela Reiko.     

Azuka dibawa satpam sambil dia terus berteriak mengatakan bahwa Reiko merayu Takeda Jyuto. Dikarenakan itu, banyak pekerja yang mulai menghubung-hubungkan kenapa Reiko bisa kembali bekerja di Magnifico.     

'Ternyata hasil dari rayuan maut si jalang ke bos!" bisik keras salah satu dari mereka.     

"Reiko-chan, ada apa?" Yuza menghampiri, baru saja tiba. "Kenapa kalian malah berkerumun di sini? Reiko-chan, kau tidak bergegas ke lantai 2?"     

"Huh!" dengus salah satu pekerja di dekat Reiko. "Untuk apa kau perhatian dan berbaik-baik dengan perempuan perusak rumah tangga orang lain!"     

Kaget dengan ucapan rekan kerjanya, Yuza menoleh ke wanita itu, "Hah? Coba jelaskan padaku mengenai tuduhanmu barusan." Dia berjalan maju ke wanita itu.     

Tidak menyangka Yuza akan mendatanginya, wanita itu mundur selangkah dua langkah, gentar. "D-Dia! Dia merayu Tuan Jyuto! Itu yang aku dengar dari Azuka tadi!"     

Yuza makin menyipitkan matanya. Reiko merayu Tuan Jyuto? Untuk apa, hei! Akan menjadi sebuah hal sia-sia belaka jika Reiko merayu Tuan Jyuto ketika dia sudah memiliki lelaki seperti Nathan Ryuu, ya kan?     

Bahkan dirinya yang tampan dan menawan ini saja tidak menggugah hati Reiko, apalagi Takeda Jyuto yang pastinya tidak lebih tampan dari dirinya, benar? Yuza mulai berpikir narsis.     

Ketika Yuza hendak berkata, muncul suara di belakang dia. "Kenapa malah berkerumun di sini? Reiko-san, pergilah ke lantai 2, ayo aku antar." Ternyata itu Shingo.     

Reiko menundukkan kepalanya dan mengangguk, mengikuti Shingo masuk ke lift tanpa ada yang lain yang bersedia ikut masuk ke lift. Apakah mereka terlalu jijik ke Reiko sampai tak mau satu lift dengannya?     

"Hei, tunggu aku!" Yuza bergerak dan lari ke dalam lift sebelum pintunya menutup.     

Ketika lift membawa ketiga orang itu naik ke lantai 2, secara mengejutkan, muncul sebuah foto di grup chat mereka. Itu dikirim oleh Azuka.     

Para pekerja yang membawa ponsel di celemek mereka pun segera mengambil mumpung bel belum bordering. "Hah? Ya ampun, ternyata benar!"     

"Apa? Ada apa?"     

"Lihat saja sendiri di grup!"     

Segera, banyak dari mereka yang mulai mengambil ponsel untuk melihat ada apa atau apa yang terpampang di grup chat. Tak berapa lama, banyak dari mereka yang memberikan respon seperti perempuan sebelumnya.     

.     

.     

Hari ini, merupakan hari yang cukup berat bagi Reiko. Banyak tatapan sinis tertuju ke dirinya.     

Tidak itu saja, bahkan rekan satu grupnya pun sepertinya sepakat untuk merundung dia dengan berbagai cara. Dari menyiram sebagian minuman yang sudah dituang ke gelas ke celemek Reiko, sampai benar-benar disiramkan ke wajah Reiko dengan alasan, "Ups, maaf tidak sengaja. Mendadak, tanganku terpeleset, tsk! Sepertinya ini mulai licin. Sarung tangannya licin."     

Reiko menarik napas panjang. Dia tidak memiliki siapapun untuk membela dia. Benar-benar hari yang sangat melelahkan mental dan perasaan Reiko hingga dia ingin menangis dan lari.     

Tapi karena berusaha profesional dan selaras dengan niat utama dia pergi bekerja, Reiko tetap bertahan meski harus menahan dingin karena pakaiannya cukup basah di beberapa tempat akibat tersiram.     

Tidak, bukan tersiram tapi benar-benar disiram dengan dalih tidak sengaja dan berbagai alasan mereka untuk menumpahkan minuman ke tubuh Reiko.     

Tidak membawa baju ganti lainnya, Reiko hanya bisa menahan rasa tak nyaman karena basah dan lengket, hingga pada rehat tengah hari, pekerja baru perempuan mendekati Reiko untuk menyerahkan sebuah bungkusan.     

"Apa ini?" tanya Reiko cukup heran ketika hendak pergi ke lift. Namun, pekerja itu tidak menjawab apapun dan malah melengos menjauh dari Reiko.     

Menatap isi bungkusan itu, ternyata adalah kaos tebal baru warna hitam dan blus tebal dengan warna sama juga. Rupanya ini adalah baju ganti untuknya.     

Selamat karena mendapatkan sesuatu untuk mengganti atasannya yang basah di sana-sini, Reiko pun lekas ke ruang loker untuk membersihkan diri dan memakai pakaian ganti.     

Rasanya nyaman. Dia tersenyum lega. Tapi, siapa perempuan itu? Ia harus mencarinya karena belum sempat berterima kasih atas bantuan besar ini.     

Bertemu perempuan misterius itu di depan pintu loker, Reiko pun membungkukkan punggung ke perempuan itu dan berkata, "Terima kasih atas baju gantinya."     

"Itu dari Tuanku." Lalu, perempuan itu kembali menjauh dari Reiko.     

Di dekat Reiko, ada pekerja yang berbisik ke temannya. "Ternyata Tuan Jyuto sangat menyayangi dia sampai mengutus seorang pekerja lain untuk membelikan baju ganti!"     

==========     

lyrics source = Color Coded Lyrics     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.