Inevitable Fate [Indonesia]

Mendapatkan Pelakunya!



Mendapatkan Pelakunya!

0LIGHTEN! Yami wo kakenuketeku (Ringan! Aku berlari menembus kegelapan)     
0

SUPREME! Ai koso ga subete (Tertinggi! Cinta itu adalah segalanya)     

Uketoru subete ga marude messeeji (Segala yang kuterima bagaikan sebuah pesan)     

Terashiteite yo saigo made (Teruslah menyinarinya hingga akhir)     

- Ai no Supreme (Cinta Tertinggi) by Fhana - OST. Kobayashi-san Chi no Maid Dragon S -     

===========     

Nathan Ryuu telah menghubungi Takeda Jyuto untuk meminta ijin agar anak buah dia bisa mendapatkan copy dari rekaman cctv hari ini.     

Meski tak tahu apa yang sedang terjadi, Jyuto tak berani membantah. Dia berdebar-debar, apakah ada sesuatu yang terjadi pada Reiko? Dia jadi gelisah memikirkan itu.     

Segera, malam itu juga, anak buah Nathan Ryuu sudah berada di ruang pengawas dan meminta copy dari rekaman cctv di depan pintu ruang loker untuk hari itu.     

Kemudian, itu dikirim ke Nathan Ryuu. Segera, pria Onodera itu duduk di depan laptopnya dan menonton rekaman itu sambil matanya terus fokus melihat di depan pintu ruang loker perempuan.     

Tidak mungkin cctv ditempatkan di dalam ruang loker karena itu sangat melanggar kesopanan. Di ruang loker, para pegawai akan berganti baju dan bahkan ada yang mandi di sana juga karena tersedia kamar mandi bilik bagi yang ingin langsung pergi ke tempat hiburan tanpa perlu pulang dulu ke rumah.     

Saking fokusnya, Nathan Ryuu kadang harus menahan matanya agar tidak berkedip dalam waktu cukup lama agar tidak kehilangan detil penting.     

Sudah hampir menjelang pagi ketika akhirnya dia menemukan titik terang. Dia sampai melotot dan kemudian mem-pause di jam 2 siang pada layar cctv.     

Lalu, dia melakukan zoom pada seseorang yang mencurigakan yang keluar dari ruang itu. Matanya berganti menyipit, khawatir dia salah lihat.     

Tapi, ternyata matanya tidak membohongi dia. Dengan mata yang sudah pedas menahan kantuk karena ini sudah hampir jam 5 pagi, Nathan Ryuu melihat seorang perempuan keluar dari ruang loker dengan kepala menoleh ke kanan dan kiri seakan dia baru saja melakukan suatu kejahatan.     

Berdasarkan kecurigaan dari sikap perempuan itu, Nathan Ryuu pun memutar sedikit ke belakang beberapa menit ketika perempuan itu masuk ke ruang loker.     

Matanya makin membelalak bagai tidak pernah merasakan kantuk berat ketika dia melihat perempuan itu masuk ke loker dengan sikap mencurigakan juga, melihat ke sekeliling dan membawa sesuatu di tangan kanannya.     

Ohh! Dia membawa gunting cukup besar, dan kemudian perempuan itu benar-benar masuk ke ruang loker. Namun, ketika dia keluar dari ruangan itu, dia sudah tidak membawa gunting itu lagi. Ini hanya bisa menandakan bahwa kemungkinan besar dia membuang gunting pada tempat sampah di ruang loker.     

Tentunya wajar jika di dalam ruang loker juga memiliki tempat sampah. Pantas saja Nathan Ryuu tidak mendapati perempuan itu dengan gunting seperti di awal dia masuk ke ruang itu.     

Berbekal penemuan ini, Nathan Ryuu segera memangkas pada bagian mencurigakan itu. Ada sekitar 15 menit ketika perempuan itu berada di dalam ruang loker. Itu nampaknya waktu yang sangat sesuai untuk melakukan sesuatu pada mantel dan tas istrinya.     

Kemudian, pangkasan video itu dikirim ke mata-matanya yang selalu menjaga Reiko. "Katakan, siapa itu."     

Sang mata-mata segera memberikan jawaban, "Dia adalah Amamura Azuka, Tuan."     

"Hm, baiklah. Tangani dia." Nathan Ryuu memberikan perintah absolutnya ke mata-mata perempuan itu dan menutup sambungan video call dia.     

Tepat ketika dia selesai bertelepon dengan anak buahnya itu, Reiko mengerang ketika terbangun. Nathan Ryuu lekas menutup laptopnya dan berjalan menghampiri sang istri.     

"Selamat pagi, sayank. Bagaimana tidurmu? Apakah ruangan ini kurang hangat untukmu?" Nathan Ryuu menyapa istrinya setelah mengecup lembut kening dan bibir Reiko.     

"Ryuu. Kau sudah bangun? Tumben sekali!" Suara serak Reiko karena bangun tidur beserta mata sembab yang dipaksa membuka merespon suaminya.     

"Tunggu sebentar, aku akan mengompres mata sembabmu." Nathan Ryuu lekas ke dapur kecil apato itu dan mengambil es batu yang kemudian dia bungkus dengan kain bersih, lalu menempelkan itu pada kantung mata Reiko.     

"Terima kasih, Ryuu. Kau benar-benar bangun pagi, wow!" Reiko takjub. Biasanya, jika dia bangun di jam lima lebih begini, suaminya masih melingkar di kasur bagai kucing.     

"Ah, iya, aku tiba-tiba saja ingin bangun pagi, he he …." Nathan Ryuu tidak ingin istrinya tahu bahwa dia malah belum tidur sama sekali sejak semalam demi mencari pelaku yang membuat Reiko menangis lama semalam.     

"Aku buatkan sarapan dan minuman hangat untukmu, oke?" Nathan Ryuu berjalan ke dapur.     

Reiko tidak bisa mencegah suaminya. Dia pun keluar dari selimutnya dan mendapati dirinya masih terbungkus mantel mandi sejak semalam keluar dari kamar mandi.     

Kali ini, biarlah dia merasakan dimanja oleh suaminya. Ahh, rasanya dia sudah terlalu banyak dimanja oleh Nathan Ryuu hingga akhirnya dia menjadi kecanduan.     

Berjalan ke dapur menyusul suaminya, Reiko pun memeluk Nathan Ryuu dari belakang. "Aku selalu kau manjakan, Ryuu. Bagaimana jika aku kecanduan akan itu?"     

Menoleh sedikit ke belakang, Nathan Ryuu terkekeh dan tangan kirinya menggenggam tangan istrinya yang berada di perutnya, sementara tangan kanannya masih membuat sarapan pagi sederhana, toast, daging asap, keju dan telur.     

"Aku justru ingin agar kau kecanduan sampai tak bisa pulih dari itu, sayank, sehingga ketika aku menjadi candumu, maka itu adalah kebahagiaan terbesar bagiku." Nathan Ryuu tersenyum ketika menautkan tatapan ke istrinya. "Ahh, maaf yah, aku hanya membuatkan ini pagi ini."     

Reiko menengok ke arah wajan Teflon di depan suaminya. "Baunya enak. Apa itu?"     

"Tunggu saja dengan sabar, yah Nyonya Muda Onodera." Lalu, Nathan Ryuu meletakkan telur orak arik yang telah dia buat sebelumnya ke atas roti yang telah digoreng dengan mentega, kemudian, di atas telur ditaruh daging asap, di langkah terakhir, dia menaruh selembar keju ke daging tadi dan selanjutnya menuang mayones dan mustard sebelum menaruh roti lainnya yang sudah digoreng kering juga sebagai penutup, kemudian, membawa setangkup toast gaya Korea itu piring yang telah dia sediakan.     

"Nah, silahkan, sayank." Tuan muda Onodera menyerahkan piring itu ke istrinya.     

Reiko mencium bau harum dari toast yang dibuat suaminya. "Sungguh membuatku lapar! Aku makan dulu, yah! Terima kasih, Tuan Muda Onodera! Umcchh!" Tak lupa, dia berikan kecupan ke pipi suaminya.     

"Silahkan." Nathan Ryuu menemani istrinya duduk di meja makan meski dia tidak ikut makan. "Kau saja dulu, sayank. Aku nanti saja."     

-0-0-0-0-     

Karena tidak ingin baju yang dibelikan suaminya menjadi korban kejahatan pihak lain lagi, pagi ini Reiko memilih memakai pakaian biasa saja. Hanya kaos dengan mantel yang sangat biasa.     

Sementara itu, dia mendapati ada keributan terdengar dari ruang manajer. Reiko heran ketika dia mendengar itu dan mengenali itu suara Azuka.     

Karena tidak ingin terlalu lama menguping, dia pun meneruskan jalan ke lift untuk ke lantai 2.     

Namun, baru saja dia tiba di depan lift, Azuka keluar dari ruangan manajer baru dan bertemu dengan Reiko di depan lift. "Kau memang jalang brengsek!" Azuka mendorong keras Reiko.     

=========     

lyrics source = Kazelyrics     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.