Inevitable Fate [Indonesia]

Fitnah Keji Masih Terjadi



Fitnah Keji Masih Terjadi

0Fukiareru kaze tachidomaru mono samayoeru kokorotachi yo (Wahai perasaan yang kehilangan arah dan tiba-tiba berhenti ketika dihembus angin)     
0

Shibarareta seigi nariyamanu SORROW (Karena keadilan yang terikat dan kesedihan tiada henti)     

Tsugi no ippo fumidasenai (Kau tak dapat mengambil langkah berikutnya)     

- Burn by FLOW - OST. Tales of Berseria -     

==========     

Betapa murkanya Ayumi ketika dia mendengar opini dari Erina. Wanita itu tidak berusaha meneliti dengan baik dan malah langsung terbakar akan cemburu.     

Sementara itu, Erina di seberang sana malah terkikik puas karena berhasil meyakinkan Ayumi bahwa Tuan Jyuto menyukai Reiko, dan mungkin saja keduanya sudah menjalin hubungan diam-diam di belakang Ayumi.     

Sudah pasti pecah lagi keributan antara Ayumi dan Jyuto.     

"Apa kau ada main dengan perempuan lain, Jyuto?" tanya Ayumi sambil berkacak pinggang di dekat kasur ketika suaminya sedang membaca email di ponsel sambil menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang.     

"Hah?" Jantung Jyuto berdegup kencang bagai sedang dihantam gada raksasa. Apakah istrinya mengetahui perselingkuhan dia dengan Akeno? Betapa gawatnya kalau sampai itu terjadi!     

"Jangan hah saja! Katakan, siapa jalang yang sudah tidur bersamamu selain aku!" Ayumi semakin meradang. Matanya melotot mengerikan dengan sikap mendominasi.     

Tangan Jyuto gemetar dan segera dimasukkan ke dalam selimut agar tidak kentara mata istrinya. "Aku … aku tidak, sayank … aku tidak mungkin tidur dengan wanita lain selain kau!"     

"Jangan bohong! Ada yang melapor padaku bahwa dia melihat mobil hitammu menjemput karyawanmu!" Ayumi meraih guling dan memukulkannya pada sang suami.     

"Aduh! Aduh, sayank! Aku mana berani begitu!" Jyuto melindungi wajahnya dari tamparan guling di tangan istrinya.     

Meskipun sebenarnya Jyuto memang berselingkuh, namun saat ini dia sudah putus dari Akeno, maka tidak ada yang perlu diakui lagi mengenai masa lalu tersebut.     

Mungkin akan berbeda halnya jika Akeno masih menjadi kekasihnya, Jyuto bisa saja mengakui dan akan mendepak Ayumi, kalau perlu.     

Namun, jika hal itu sekarang dilakukan, dia hanya akan merugi saja.     

Tiba-tiba saja, Ayumi melemparkan ponselnya di depan Jyuto. "Lalu ini apa?" bentak Ayumi.     

Jyuto mengambil ponsel itu dan mendapati sebuah foto di sana. Matanya menyipit untuk fokus pada foto yang sepertinya diambil dari jarak agak jauh.     

Di foto itu, terdapat sebuah mobil hitam miliknya dan ada Reiko yang hendak masuk ke dalam mobil tersebut. Dia segera melotot kaget. "Sayank, ini tidak mungkin!"     

Lekas saja Jyuto melirik nama orang yang memberikan foto tersebut pada istrinya, namun ternyata sang istri menamai si pemberi foto dengan nama: Agen Rahasia.     

Ayumi lekas menyambar ponselnya. Dan … plakk! Dia menampar Jyuto. Dengan suara bergetar, dia berkata, "Kau berani selingkuh dengan si jalang Reiko itu … pantas saja kau bersikeras dia harus kembali ke Magnifico meski sudah aku pecat. Ternyata kalian ada main kotor di belakangku!"     

Jyuto memegang pipi yang ditampar Ayumi, pandangannya kosong dan bingung. Bagaimana bisa dia berakhir untuk dinyatakan berselingkuh dengan Reiko?     

Senekat-nekatnya Jyuto, mana mungkin dia punya nyali berselingkuh dengan wanita milik Nathan Ryuu? Memangnya dia sudah begitu bosan hidup?!     

Ketika dia hendak mengatakan sesuatu, Ayumi sudah terlanjur murka dan menyeret keluar kopernya lagi. "Aku tidak sudi punya suami sialan sepertimu! Kau memang busuk! Kau dan jalang itu memang busuk, Jyuto! Brengsek kalian! Kudoakan kalian membusuk sepanjang hidup kalian!" Air matanya tumpah sambil dia mengemasi lagi barang-barangnya dengan sikap emosi.     

"Yumi! Yumi, dengar aku!" Jyuto melompat dari tempat tidur untuk menahan istrinya. Dia sudah tidak memiliki Akeno lagi, apakah harus juga kehilangan istri dengan cara ini?     

"Tidak mau!" Ayumi menepis kasar tangan suaminya dengan air mata bercucuran. "Kau sungguh bajingan! Aku benci padamu! Seumur hidup aku akan membencimu!" Ia dorong kuat-kuat Jyuto hingga lelaki itu tersungkur di kasur.     

"Dengarkan aku dulu!"     

"Tidak! Jangan lagi berharap aku memercayaimu, lelaki brengsek!"     

Setelah itu, Ayumi pun lekas menyeret kopernya keluar dari kamar dan Jyuto mengejar. Di luar kamar, mereka malah membuat kegaduhan hingga putri mereka, Nakita terbangun dan menangis. Babysitter pun segera menenangkan Nakita.     

Ayumi hanya melirik sekilas ke Nakita dan meneruskan langkahnya ke garasi untuk mengeluarkan mobil suaminya yang paling depan. "Jangan dekati aku, Jyuto!" hardik Ayumi ketika Jyuto hendak maju.     

Kemudian, dengan suara deru mobil meninggalkan hunian mewah mereka, Ayumi pun keluar dari rumah itu dengan amarah meluap di hatinya.     

Jyuto meremas rambutnya dan teringat putrinya. Ia lekas menemui sang putri. "Sayank, sshh … shhh … jangan menangis, yah!" Ia mengambil alih Nakita dari gendongan babysitter dan membawa Nakita ke taman samping. Biasanya Nakita senang jika diajak ke sana.     

Babysitter itu hanya bisa menghela napas. Kenapa lagi sepasang suami istri ribut? Bahkan sampai membuat putri mereka menangis ketakutan. Ia menggeleng-geleng, turut iba pada Nakita.     

"Tuan, ini susu untuk Nakita." Babysitter itu pun menghampiri Jyuto yang sedang menenangkan Nakita di dekat kolam koi.     

"Ahh, ya, terima kasih, Miyako." Jyuto menerima sebotol susu hangat dari tangan babysitter anaknya.     

Miyako, si babysitter, mendapati salah satu pipi majikannya yang memerah. Dalam benaknya, bertanya-tanya, apakah tuannya tadi ditampar istrinya? Sungguh kasihan jika itu terjadi. Ia turut berduka cita jika benar itu yang terjadi.     

-0-0-0-0-     

Pada pagi hari ini, Reiko merasa bersemangat. Hari ini adalah hari Senin, itu artinya dia berganti grup, dan dengan itu, dia bisa lepas dari Eiji yang kerap mengganggu dia dengan rayuan-rayuannya.     

Dia memakai atasan hitam pas badan dengan lengan kelelawar pendek dan celana jins ketat membungkus kaki rampingnya. Karena ini sudah memasuki musim dingin, ia membungkus tubuhnya dengan mantel bulu cantik warna putih dengan pinggiran mantel berbentuk rimple warna kelabu tua.     

Sepatu boot sebetis dari kulit kian mempercantik penampilan dia dan tak lupa karena cuaca mulai terasa dingin, Reiko juga memakai penghangat tangan dari wol warna kelabu tua.     

Tas yang dia pilih hari ini adalah tas mahal dari Gucci. Setiap wanita senang berpenampilan cantik dan manis. Demikian pula dengan Reiko.     

Ketika tiba di Magnifico, dia cukup menjadi pusat perhatian ketika masuk ke ruangan kerja. Tapi, semua pekerja juga sering berlomba memakai pakaian bagus, ya kan? Maka, Reiko pun masuk ke ruang loker dan mengganti penampilan dengan kostum kerjanya.     

Dia memeriksa grupnya, seperti perkiraan, dia berada di bagian beverage di lantai 2. Ternyata grupnya kali ini semuanya wanita. Dia menghela napas lega.     

Semuanya berjalan dengan sangat baik dan lancar hari itu, hingga di petang hari ketika hendak pulang, dia membuka lemari lokernya dan membeku ketika melihat isinya.     

Mantelnya sudah menjadi serpihan, digunting menjadi kain perca. Tasnya juga tidak luput dari kekejaman seseorang. Tas mahal itu dikoyak dan disayat-sayat menggunakan silet pastinya, sampai rusak parah di semua bagian.     

Tangan Reiko gemetar ketika mengambil itu semua. Yang disimpan pekerja di loker biasanya mantel dan tas, sedangkan ponsel dan dompet bisa dibawa ke ruang kerja, kecuali mereka meminta diberi kunci dan gembok. Reiko tidak meminta hal itu karena dia percaya semua akan aman saja, sampai ….     

==========     

lyrics source = Kazelyrics     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.