Inevitable Fate [Indonesia]

Gunakan Waktu untuk Membuktikan Kualitas Diri



Gunakan Waktu untuk Membuktikan Kualitas Diri

0Let it go, let it go     
0

I don't care what they're going to say     

It's time to see what I can do     

To test the limits and break through     

- Let It Go by Idina Menzel -     

==========     

Mendengar itu, betapa emosinya Yuza. Dia sudah hendak berdiri untuk menghardik beberapa penggosip itu, sebelum tangannya diraih Reiko yang menariknya untuk mengurungkan niat berdiri.     

Reiko menggeleng. "Jangan diladeni," bisiknya ke Yuza.     

Melihat kesungguhan di mata Reiko, Yuza pun menyerah dan mendesah ketika dia melupakan niat untuk meledakkan marahnya. "Reiko-chan, bagaimana bisa kau tetap tenang seperti itu ketika banyak orang bergunjing tentangmu sejak pagi? Aku saja sampai bosan dan merasa sakit telinga mendengarnya!" Ia menatap heran tak berdaya ke Reiko yang bersikap terus tenang.     

"Kenapa menyia-nyiakan tenagamu untuk meladeni mereka. Kalau kita tidak melakukan seperti yang dituduhkan, maka tak perlu kita marah, kan? Kita marah pun tetap akan dianggap mengakui kesalahan. Jadi, lebih baik menyimpan energi untuk hal lain yang lebih baik dan penting, ya kan?" Reiko menyampaikan pemikiran dia.     

Merenungkan ucapan Reiko, Yuza mau tak mau setuju juga. Benar juga ucapan Reiko. Jika marah dalam menanggapi gosip, orang akan berpikir dia hanya sedang panik karena aibnya ketahuan. Dan jika diam, juga akan dianggap gosip itu benar.     

Maka, jika kedua sikap itu memiliki ujung efek yang sama saja, maka akan lebih baik jika mengambil sikap diam saja agar tidak perlu membuang energi dan bisa mengalihkan tenaga untuk hal baik dan berguna lainnya.     

Menanggapi gosip tidak akan ada habisnya. Selama masih ada pembenci, maka itu takkan selesai, kecuali memiliki bukti untuk menghempas segala gosip, maka akan berhenti dengan sendirinya.     

Sedangkan saat ini, Reiko tidak memiliki keinginan untuk mengekspos hubungan resmi dia dengan Nathan Ryuu agar tidak menimbulkan kegemparan karena dia sadar siapa suaminya, yaitu seorang bujangan super kaya dan terkenal di negeri ini yang sangat didambakan banyak wanita berbagai kalangan.     

Jika dia membiarkan dirinya terekspos ketika dirinya tidak memiliki apapun untuk dibanggakan sebagai seseorang di samping Onodera Ryuzaki, dia hanya harus bersiap menjadi sasaran tembak banyak orang.     

Sudah menjadi hal umum jika ada selebritas atau orang ternama yang mengumumkan pasangannya, maka jika pasangan itu dari kalangan rakyat jelata, dia akan diulik dan dinilai dari segala aspek.     

Jika pasangan itu dianggap tidak sepadan dengan si selebritas, maka akan direndahkan dan dibilang mendompleng tenar dan berbagai hujatan menyedihkan lainnya di media sosial.     

Reiko sudah sangat sering mendengar hal demikian dari teman-temannya ketika mereka membicarakan selebritas idaman mereka yang ketahuan memiliki pacar atau mengumumkan pernikahan dengan orang biasa.     

"Ihh! Kenapa bisa dia yang seganteng itu menikah dengan wanita burik seperti itu? Seperti tidak ada wanita cantik lainnya saja!"     

"Wah, ternyata dia benar-benar berpacaran! Tapi lihat pacarnya, cantik sih, tapi katanya dari keluarga tak begitu kaya. Huh! Dia pasti ingin menguras uang idolaku!"     

"Oh tidak, lihat, nona idolaku begitu cantik bagai peri nyata, tapi kenapa dia memilih suami sejelek itu? Harusnya aku saja ketimbang lelaki seperti itu! Sungguh sia-sia sekali nona kebanggaanku dimiliki lelaki kusam dan sama sekali tidak tampan! Aku jauh lebih tampan, ya kan?!"     

"Heh? Calon istrinya hanya seorang pedagang bunga? Apakah tokonya besar? Tidak? Huh! Pasti gadis itu seorang gold digger sampai mendekati idolaku dan memikatnya!"     

"Oh tidak! Dia berpacaran dengan kuli? Sekalian saja dengan tukang pembersih WC!"     

Begitu banyak tanggapan mengerikan dari masyarakat terhadap pasangan selebritas jika dari kalangan biasa.     

Oleh karena menyadari fenomena semacam ini, Reiko ingin menempa dirinya menjadi seseorang yang pantas mendampingi Nathan Ryuu agar dia tidak perlu dihakimi sebagai sosok yang mendompleng sang suami semata.     

Karena sebab ini, Reiko bekerja keras menempa dirinya dengan berbagai hal, berharap dia bisa berdiri dengan kakinya sendiri mengumpulkan nilai-nilai positif untuk ditunjukkan ke masyarakat yang cenderung penilai bahwa dia pantas menjadi istri seorang sebesar Onodera Ryuzaki.     

Siapa tahu, setelah dia mempelajari seluk-beluk dunia kuliner begini, dia bisa mendirikan toko sendiri dan mengembangkannya dengan usaha serta kemampuan dia sendiri hingga besar. Ketika itu terjadi, biarlah dunia mengetahui dia milik siapa sebenarnya.     

Jika dia gegabah membuka jati diri statusnya sekarang, orang hanya akan memandang sebelah mata dan menghakimi dia sebagai perempuan penggali emas saja. Dia tak sudi dibilang seperti itu, karena dari awal dia menerima Ryuu sebagai pasanganannya bukan karena harta lelaki itu melainkan perhatian manis Nathan Ryuu yang mampu menghangatkan hati Reiko.     

"Reiko-chan, kau begitu tangguh yah!" Yuza memuji sikap tegar Reiko melawan kasak-kusuk di sekitarnya.     

"Yah, anggap saja angin kentut, beres kan? Cukup menyingkir saja agar baunya tidak perlu tercium." Reiko terkikik kecil dan meneruskan makan bentonya sampai habis.     

Pada paruh kedua jam kerjanya, Reiko masih ingin menggunakan warna hitam dan emas pada praline dia. Namun, kali ini dia ingin memakai teknik poles kuas.     

Setelah menaruh pulasan glitter emas menggunakan kuas pada cetakan yang telah dia bersihkan dengan kapas agar hasilnya nanti mengkilat, Reiko memakai luster dust hitam yang dia campur dengan choco butter warna hitam sehingga ketika diaplikasikan ke cetakan, itu tampak seperti langit berbintang ketika ditengok dari sisi bawah cetakan.     

Kemudian, dia membuat cangkang cokelat sebelum nantinya akan diisi menggunakan kacang almond dan ditutup dengan cokelat hitam pekat. Cetakan berbentuk setengah bola ini menimbulkan rasa bagaikan memegang bola langit bertaburan bintang.     

Reiko sangat puas melihat hasilnya. Itu begitu mengkilat indah bagai marmer.     

Kazuto dan Yui pun mengacungkan ibu jari sebagai apresiasi mereka pada ketrampilan Reiko yang mulai meningkat tajam. Yuza tersenyum melihat Reiko begitu positif hari ini.     

"Aku boleh membeli ini, kan Kazu-san?" tanya Reiko ketika dia ikut membungkus 10 cokelat buatannya dalam wadah yang biasa dipakai. "Aku akan membayar dengan harga pembeli, tenang saja."     

Kazuto mengangguk dan menyahut, "Asalkan kuantitas hasilmu hari ini masih cukup untuk memenuhi target dan tidak terganggu dengan pembuatan secara pribadi, maka itu baik-baik saja."     

Reiko mengangguk. Dia paham itu dan sudah membuat lebih banyak dari target yang diharuskan, oleh karena itu dia memiliki hak untuk membeli kelebihan itu. Hal ini diperbolehkan dan banyak digunakan pekerja Magnifico jika ingin menghadiahkan sesuatu pada teman atau kerabat mereka.     

Mereka hanya cukup membuat lebih banyak dari seharusnya dan membeli dengan harga pembeli agar Magnifico tidak merasa dirugikan.     

"Reiko-chan, untuk siapa cokelat itu?" tanya Yui penuh rasa ingin tahu. Sedangkan Yuza tentu saja sudah paham itu akan diberikan ke siapa. Tapi dia diam saja.     

Ini adalah sesuatu yang dinanti-nantikan untuk didengar oleh Yui dan beberapa orang di dekat mereka. Semua orang di dekat Reiko mendadak memasang telinga mereka masing-masing.     

=========     

lyrics source: Google     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.