Inevitable Fate [Indonesia]

Kembali Dengan Semangat Positif



Kembali Dengan Semangat Positif

0I've been through some shit     
0

But now, baby, I'm back     

I am on a roll, I am feeling great     

Feeling fresh     

- I'm Back, Baby by The Gregory Brothers ft. Markiplier -     

==========     

Pada paginya, Reiko sudah bersiap dengan hati penuh akan semangat. Dia tahu, suaminya telah melakukan sesuatu untuk dirinya agar dia bisa kembali ke Magnifico. Ini tak lain karena dia masih ingin belajar banyak membuat kue. Dia menyukai itu dan belum ingin menyerah.     

Tak hanya itu yang membuat dia tersenyum dan penuh semangat pagi ini, Reiko juga bersyukur karena Nathan Ryuu bersedia untuk menahan diri tidak menghukum siapapun dan hanya mengembalikan 3 orang yang kemarin harus meninggalkan Magnifico secara tidak hormat.     

Semalam, dia sudah membujuk Yuza dan berhasil membuat pria itu mau kembali ke Magnifico meski sebenarnya enggan. Yuza bersedia kembali karena mempertimbangkan jika Reiko kembali ada di sana, maka dia juga harus ada di sana untuk melindungi gadis itu.     

Berdasarkan pemikiran seperti itu, makanya akhirnya Yuza pun sudi untuk menapakkan kakinya lagi ke Magnifico. Dia bertemu dengan Reiko di lantai 2 yang sudah memakai atribut kerja lengkap dan sedang mengambil alat-alat yang akan digunakan.     

Pria muda itu pun lekas ke kamar persiapan dan mendandani dirinya dengan atribut kerja. Sebelum memakai celemek, dia terlebih dahulu menggulirkan roll khusus pada sekujur pakaiannya untuk menghilangkan rambut atau bulu yang mungkin menempel, dan kemudian memakai celemeknya, lalu mencuci tangan sebersih mungkin. Setelahnya, memakai masker, penutup rambut, dan sarung tangan, barulah sesudah itu, dia keluar dari ruang tersebut, bergabung dengan rekan grupnya.     

Ia sedikit terganggu dengan kasak-kusuk sekitarnya yang hinggap pelan di telinganya. Karena itu, dia mendelik ke beberapa orang yang sedang berbisik-bisik mengenai dia dan Reiko. Mereka biasanya akan terdiam dan meneruskan lagi ketika Yuza lengah.     

Sementara itu, Reiko bagai tidak terganggu dengan semua kasak-kusuk mengenai dirinya. Tadi pagi ketika kakinya menapak di Magnifico, banyak pekerja di sana yang membelalakkan mata dengan heran melihat kedatangannya. Bukankah dia sudah dipecat begitu keras kemarin oleh nyonya bos? Orang sibuk berbisik mengenai itu.     

Tapi, karena Reiko sudah meneguhkan hatinya, dia hanya tersenyum saat melewati deretan orang-orang yang berbisik mengenai dia, menganggap mereka bagai tak terlihat dan tak terdengar.     

Nathan Ryuu sudah memberikan banyak nasehat padanya pada malam sebelum tidur dan juga ketika pagi dia hendak berangkat. "Ingat, jangan perdulikan mereka yang bergosip mengenaimu. Kau memiliki aku, aku adalah kekuatanmu, gunakan aku kapanpun kau ingin. Tapi, memang lebih baik jika kau memiliki kekuatan dalam dirimu sendiri, sayank. Hanya, ingat bahwa aku akan selalu mendukungmu."     

Teringat akan kata-kata suaminya, hati Reiko tentu saja menghangat dengan rasa nyaman akan meluapnya rasa cinta dia pada Nathan Ryuu. Dicintai seseorang itu memang sangat membahagiakan. Dia berikrar teguh pada dirinya untuk tidak akan pernah mengkhianati sang suami, apapun yang terjadi, bahkan meski jika nyawa diujung tanduk, dia takkan pernah meninggalkan Nathan Ryuu untuk alasan apapun!     

Oleh karena itu, Reiko bisa memiliki ketabahan sejak tadi datang ke Magnifico. Dia datang ke sini untuk bekerja. Dia hadir di tempat ini untuk menimba ilmu dan mengasah kemampuan dia, bukan untuk drama atau menanggapi gosip.     

Kedatangannya tadi diterima dengan baik oleh Yui dan Kazuto. Sedangkan Yuno hanya diam saja tidak mengusiknya. Baiklah, itu tak apa, dan itu justru lebih baik bagi Reiko ketimbang harus berurusan dengan gangguan Yuno.     

"Reiko-san, kemarilah untuk belajar teknik splash." Yui memanggil Reiko sebelum jam kerja berdering.     

Dengan sikap bersemangat, Reiko mendekat ke Yui.     

"Nah ... ini adalah salah satu teknik dalam membuat praline. Teknik splash atau teknik percik." Yui mengambil cetakan praline dan sikat gigi juga wadah kecil berisi choco butter warna biru. "Perhatikan, yah!" Ia mencelupkan sikat gigi ke cokelat biru tadi dan menggesek cepat sikat itu dengan menggunakan bagian tumpul pisau besar di sana sehingga terjadi cipratan ke cetakan di bawahnya. Setelah itu, dia menuang cokelat lain seperti biasa.     

"Wah! Sugee (hebat)! Pasti hasilnya bagus, Yui-san! Kakkoii na (keren/cool)!" Reiko langsung takjub.     

"Kau juga harus tahu, Reiko-san, kuas juga bisa digunakan untuk teknik itu," sambung Yui.     

"Ahh, ya benar! Aku sempat melihat itu di sebuah video tentang membuat praline di Yutub!" Mata Reiko berbinar. Dia memang senang melihat video-video tentang kuliner di Yutub sebagai selingan selain mencari video lagu-lagu artis terkenal.     

"Tunggu sampai nanti jadi, yah! Reiko-san bisa melihat seperti apa itu. Nah, sekarang splash yang ditimpa dengan teknik air brush." Yui mengulangi seperti tadi dia memercikkan cokelat warna biru melalui sikat gigi dan kemudian menggunakan spray gun untuk menutup seluruh permukaan yang tersisa dengan warna lain.     

"Kazu-san, bolehkah aku hari ini membuat praline seperti ini?" tanya Reiko sambil dia mengangkat cetakan yang permukaannya sudah ditutupi warna dan telah menjadi cangkang yang mengeras.     

Kazuto mengangguk. "Lakukan sesukamu, berkreasilah sendiri. Jangan lupa untuk mencicipi rasanya agar komposisi rasanya pas dan enak."     

"Nanti biarkan aku dan Kazu-san mencicipi buatanmu, oke?" Yui memeluk Reiko dengan akrab.     

"Umh!" Reiko mengangguk tegas sambil tersenyum meski mungkin tidak terlihat karena terhalang masker, namun dari matanya yang menyipit dapat diketahui kalau dia sedang tersenyum lebar.     

Semakin bersemangat dalam kerjanya, Reiko pun mulai menggila dan tenggelam dalam konsentrasi penuh pada pekerjaannya. Dia memilih hendak membuat praline isi kacang mede dengan tampilan luar warna hitam mengkilat dan splash warna keemasan.     

Dia ingin menghadiahkan beberapa dari itu untuk Nathan Ryuu. Tentu saja dia tidak akan mengambil begitu saja dari Magnifico. Dia akan membayar dengan uangnya sendiri satu wadah dengan harga yang ada di etalase.     

Reiko sudah mengetahui warna kesukaan suaminya, hitam dan emas. Dia juga menyukai warna hitam selain merah dan merah muda. Maka, itu baik-baik saja.     

Pada tengah hari, Reiko sudah menyelesaikan cokelat splash dia dan menyimpan di lemari setelah dikonfirmasi oleh Kazuto dan Yui bahwa itu enak rasanya.     

Ketika makan siang, Reiko duduk bersebelahan dengan Yuza. Ia makan bento dia dengan tenang sambil wajahnya terus tersenyum.     

Di dekatnya, ada beberapa rekan pekerja yang kasak-kusuk sambil melirik ke arahnya.     

"Kenapa dia bisa datang lagi? Bukankah dia sudah dipecat dengan keras oleh nyonya bos?"     

"Iya, nih! Entah kenapa dia datang lagi! Sungguh tak tahu malu. Pasti dia memohon-mohon pada bos, makanya bisa masuk kerja lagi di sini!"     

"Aku tak mengira bos kita selemah itu menerima kembali orang seperti mereka berdua. Yang satu jalang, yang satunya kasar tak punya adab!"     

"Sstt, jangan keras-keras, nanti si kasar itu akan meledak padamu!"     

Mendengar kasak-kusuk kejam seperti itu, mana mungkin hati Yuza tidak bergolak karena marah? Mereka sudah keterlaluan! Memangnya mereka dirugikan apa oleh Reiko sampai mereka bisa sekejam itu berbicara mengenai Reiko.     

Apakah Reiko membunuh orang tua mereka? Apakah Reiko merebut pasangan mereka? Apakah Reiko merampas uang mereka?     

=========     

lyrics source: Google     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.