Inevitable Fate [Indonesia]

Rumor yang Mulai Memengaruhi Grup



Rumor yang Mulai Memengaruhi Grup

0dou natte mo ii yatte chouhatsu suru no (tak perduli apa, kau melakukannya dengan baik, provokatif)     
0

Gossip, g-gossip g-girls (gosip, gadis gosip)     

- Gossip Girls by Girl's Generation -     

============     

Usai Reiko beranjak dari sana untuk mempersiapkan bahan dan peralatan, Rukia berbisik ke Ino, "Ino-san, apa kau sudah dengar rumor mengenai Reiko-san?"     

Ino melirik ke Rukia, terdiam sejenak dan kemudian menjawab, "Aku tidak perduli apa yang dia lakukan atau seperti apa kehidupan pribadinya. Yang aku perdulikan adalah kinerjanya, apakah dia bekerja dengan baik di bawah pengaturanku. Itu saja."     

Rukia melongo sejenak mendengar jawaban dari ketua grupnya dan kemudian dia pun tersenyum. Kini, dia sudah mengetahui harus bersikap bagaimana sebagai orang yang telah mendengar rumor mengenai Reiko. "Aku tahu sekarang. Terima kasih, Ino-san!"     

Tadinya, Rukia sangat bimbang dan sedikit terguncang mengetahui rumor buruk mengenai Reiko karena di matanya, Reiko adalah gadis baik dan menyenangkan.     

Ketika Enma datang pun, Rukia menanyakan apakah dia sudah mendengar rumor mengenai Reiko, Enma menjawab, "Tentu saja sudah, tapi ... kenapa harus terganggu? Memangnya kita sesuci apa sih sampai harus menghakimi seseorang dan kehidupan asmaranya?" Begitu enteng dan tersenyum lebar ketika dia menjawab Rukia.     

Dengan ini, Rukia makin mantap dengan sikapnya terhadap Reiko. Ia tidak lagi canggung bersikap pada Reiko usai mendengar desas-desus yang dihembuskan ke semua pegawai Magnifico. Dia sudah bersikap biasa dan bercanda riang dengan Reiko seperti biasanya.     

Namun, ini tidak terjadi pada Tokiya. Pria itu terlihat canggung ketika berada di dekat Reiko. Dia masih terngiang akan apa yang dia dengar dari rekan lainnya. Reiko adalah gadis bayaran yang dipelihara lelaki tua kaya dan kadang masih berkencan dengan pria lain yang lebih muda untuk memenuhi hasrat yang tidak didapat dari lelaki tua kaya itu.     

Ya ampun, seberapa gila imajinasi Tokiya akibat dari gosip tersebut. Ketika dia melirik ke Reiko, dia membayangkan kebinalan macam apa yang bisa dilakukan Reiko dengan beberapa lelaki sekaligus seperti isi rumor itu.     

Arghh! Tokiya memukul kepalanya berulang kali agar pikirannya segera mengenyahkan imajinasi liar yang dia ciptakan hanya dari menatap Reiko.     

"To-Tokiya-san? Kau baik-baik saja?" Reiko yang berdiri tak jauh dari Tokiya segera menghentikan kegiatannya menuang adonan ke cetakan ketika melihat Tokiya memukuli kepalanya sendiri. Sedangkan Rukia dan Enma malah tertawa cekikikan.     

"Ti-tidak apa-apa, Reiko-san! Aku baik-baik saja! Aku baik-baik saja! Terima kasih!" Tokiya kembali membenamkan dirinya ke pekerjaan di depannya.     

"Tokiya-san ...." Ino berbicara tanpa melepaskan tatapannya dari kue yang sedang dia hias menggunakan krim. "... jika kau butuh menyegarkan pikiran, kau bisa ke rooftop dulu dan kembali ke sini bila sudah tenang."     

Suara datar dan sikap Ino barusan seakan menjadi cambuk bagi Tokiya. "A-ahh! Maaf, Ino-san!" Dia tentu masih ingat bahwa Ino adalah ketua grup yang tidak bisa diremehkan ketegasannya. "Maaf, Reiko-san!"     

"Heh?" Reiko bingung, kenapa Tokiya membungkuk padanya sambil meminta maaf. Tapi karena tak tahu alasan kenapa Tokiya melakukan itu padanya, maka yang bisa dia lakukan adalah balas membungkuk sebagai kepantasan.     

Sementara itu, ketika Yuza dan Shingo sedang makan siang di rooftop, mereka mendengar kasak-kusuk mengenai Reiko yang diucapkan rekan di dekat mereka.     

"Ya! Kabarnya sih memang seperti itu! Reiko yang di grup Ino itu suka berhubungan intim dengan beberapa pria sekaligus! Dia tak puas dengan lelaki tua biasa. Aku bisa mengerti, sih!"     

"Jadi, benar kalau dia dipelihara lelaki tua kaya?"     

"Tentu! Konon, Erina sendiri yang melihat ketika pulang kerja, Reiko masuk ke dalam mobil mewah! Bukti macam apa lagi yang bisa dibantah mengenai itu? Dia memang peliharaan bandot kaya!"     

Brakk!     

Kelompok penggosip itu terkejut bukan main ketika mendengar bunyi keras di dekat mereka dan akhirnya mendapati Yuza sedang berdiri dan menatap tajam ke mereka usai menggebrak meja panjang yang mereka gunakan bersama untuk makan siang di rooftop.     

"Beraninya kalian bergosip tentang Reiko-chan! Apalagi gosip sampah semacam itu! Apa kalian begitu menganggurnya sampai sempat bicara buruk dan ngawur tentang orang lain? Apa mulut kalian setiap hari hanya sarapan kotoran sebelum ke sini sampai bisa berkata sebusuk itu?" Yuza berkobar-kobar dengan amarah.     

Bagaimana bisa dia diam saja ketika mendengar Reiko diperbincangkan secara buruk? Sebagai orang yang cukup lama mengenal Reiko, tentu dia bisa yakin pada penilaiannya bahwa gadis-gadis yang di dekatnya ini hanya mengatakan sampah fitnah.     

Beberapa dari gadis itu ciut mendengar bentakan Yuza. Apalagi karakter Yuza yang gampang meledak, itu menakutkan.     

Suara keras Yuza berbarengan dengan masuknya trio Erina, Yukio dan Azuka ke rooftop.     

Mendengar bentakan sengit Yuza ke para gadis tadi, Azuka yang sama-sama mudah meledak itu pun mendatangi meja panjang tempat Yuza makan dengan yang lain dan menggebrak meja juga sambil menatap tajam Yuza. "Kau! Tahu apa kau tentang Reiko?"     

Mendapati kesengitan Azuka, mata Yuza makin menyala. "Memangnya kau lebih tahu Reiko-chan ketimbang aku, hah? Aku sudah bersama dia berbulan lamanya dan aku tahu dengan persis bahwa rumor tentang Reiko-chan adalah sampah fitnah!"     

"Fitnah? Apa kau ingin berkata kalau mata Eri-cchi buta ketika dia melihat Reiko masuk ke mobil mewah yang hanya ada beberapa saja di dunia ini, huh?" Azuka ikut melotot ke Yuza, seakan dia tak keberatan jika menerjang lelaki itu untuk memukuli kepalanya agar Yuza tersadar seperti apa Reiko sebenarnya.     

"Azz-Azz! Jangan begitu!" Erina lekas berlari ke sahabatnya dan memegangi lengan sahabatnya sambil menggelengkan kepala agar Azuka reda.     

Perhatian Yuza beralih ke Erina. "Apakah kau benar-benar melihat Reiko-chan masuk ke mobil mewah seperti yang mereka katakan?"     

Dipandang dengan tajam sembari mendelik gahar, mana mungkin Erina tidak merasa ciut? Apalagi itu adalah lelaki yang dia sukai. "Aku ... aku memang ... melihatnya, secara tak sengaja ketika jam pulang. Aku ... Yu-kun, maaf. Aku hanya berusaha jujur menyampaikan fakta yang aku lihat."     

Erina sangat paham seperti apa dia di mata pekerja Magnifico. Semua pekerja di sini memandang Erina sebagai pribadi yang ceria dan riang, penuh akan aura kepositifan bagai mentari. Karena itu, dia memanfaatkan ini untuk semakin membangun imej dia.     

Yuza merenung cepat mengenai Reiko masuk ke mobil mewah. Hanya satu kemungkinan di benaknya mengenai itu ... yaitu Nathan Ryuu. Hah? Nathan Ryuu yang gagah dan tampan itu dikatakan sebagai lelaki tua? Bandot tua? Omong kosong macam apa pula ini!     

Meski Nathan Ryuu merupakan rivalnya, namun jika pria Onodera itu difitnah dengan buruk, Yuza juga takkan bisa diam saja. Mengetahui ini dalam dugaannya, Yuza hendak menyemburkan mengenai keberadaan Nathan Ryuu yang kaya raya, yang mungkin saja hanya tak sengaja lewat dan menawarkan tumpangannya, karena dia juga pernah menerima perlakuan itu dulunya dari pemuda Onodera itu.     

Dia harus menjelaskan ini pada mereka!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.