Inevitable Fate [Indonesia]

Awal Dari Kesusahan Reiko



Awal Dari Kesusahan Reiko

0modudeul miweohaneura aesseonne (semua orang berusaha keras membenciku)     
0

nal muneotteurimyeon .. babi dwena (jika mereka menghancurkanku .. apakah itu memuaskan mereka?)     

- Maria by HWASA Mamamoo -     

===========     

Kembali dari rehat makan siang, Reiko berjalan bersama Yuza ke meja kerja mereka. Reiko tidak banyak menggunakan waktu rehat dia dan lebih suka lekas kembali bekerja untuk bisa belajar dan menghasilkan lebih banyak.     

Ketua grup dia, Kazuto, melihat Reiko dan Yuza sudah lebih dulu kembali bekerja, dalam hatinya dia kagum pada keduanya yang mau bekerja keras sebagai pegawai baru. Karena melihat kesungguhan keduanya, maka Kazuto pun mau meluangkan waktu sedikit untuk mengajari mereka hal lainnya mengenai pengolahan cokelat mumpung semua anggota dia belum kembali dari rooftop.     

Reiko senang bukan main mendapati Kazuto mau berbaik hati berbagi ilmu padanya. Ia semakin bersungguh-sungguh menggunakan otak cerdasnya untuk menyerap seluruh ilmu yang dia dapatkan, sedangkan Yuza hanya menatap agak malas karena masih memiliki kesal di hatinya.     

Tak berapa lama, anggota grup lainnya berdatangan dan mereka pun mulai bekerja lagi.     

Di jam 5 sore, sudah waktunya bagi mereka untuk bersiap packing semua hasil hari ini. "Yuza, kau bantu aku mengepak semuanya."     

"Baik, Kazu-san." Yuza menyahut dan mulai berdiri di dekat Kazuto. Lalu, para gadis semuanya mulai mengambil hasil buatan mereka yang disimpan di lemari untuk diberikan ke Kazuto dan Yuza yang sudah bersiap dengan kotak kecil yang akan menjadi wadah.     

Reiko juga mulai berjalan ke lemari penyimpanan hasil kerjanya dan mengeluarkan baki penuh dengan praline yang dia buat.     

Namun ....     

"Ups!"     

Praanggg! Praangg!     

Bunyi keras benda jatuh di lantai dan tersebarnya semua praline di lantai pun menimbulkan perhatian bagi yang lainnya.     

Reiko menatap sedih hasil kerjanya yang tertumpah di lantai.     

"Maaf, yah Reiko!" Yuno segera meminta maaf. "Aku tak sengaja menubrukmu. Aku benar-benar tak sengaja!" Dua tangannya juga sedang membawa baki, sama seperti Reiko.     

"A-ahh, ya, tak apa. Tak apa." Reiko tersenyum kecut. Dua baki berisi cokelat hasil pekerjaannya seharian ini terjatuh ke lantai dengan menyedihkan, bahkan ada yang terinjak Yuno pula. Tak mungkin dipungut lagi.     

Meski masih ada beberapa baki lainnya, namun 2 baki tetaplah merupakan hasil keringat Reiko.     

"Jangan dipungut! Itu sudah kena lantai, sudah kotor!" tegas Kazuto. "Buang saja semua yang jatuh dan buatlah lagi 2 baki yang baru."     

Satu baki bisa menampung hasil lebih dari 100 praline. Jika membuat ulang, itu butuh cukup banyak usaha. Meski sedih karena harus mengulang, itu tak bisa dihindari dan tetap saja harus dikerjakan.     

"Aku bantu, yah!" Yuza hendak melangkah ke Reiko.     

Namun, "Yuza-san, tetap di tempatmu. Tugasmu masih banyak." Kazuto secara tegas memerintah agar Yuza tidak beranjak dari tempatnya berdiri. Dan yah, memang seperti yang dia katakan, tugas mereka masih banyak. Mereka berdua harus lekas memasukkan cokelat-cokelat praline hasil hari ini ke dalam wadah kotak yang bisa memuat 10 cokelat yang terdiri dari 5 rasa isian.     

"Aku ... aku akan segera membuat lagi." Reiko menahan air matanya agar tidak perlu jatuh dan berbalik untuk mengambil sapu dan lekas menyingkirkan semua praline yang sudah jatuh ke lantai. Ada sekitar 300 lebih praline yang terbuang menyedihkan.     

"Yuno-san, kau yang bantu Reiko-san nantinya karena ini juga merupakan kesalahanmu yang bergerak ceroboh menabrak Reiko-san." Kazuto berkata pada Yuno.     

"Duh, Kazu-san, aku ingin sekali membantu Reiko-san, tapi ... tapi aku harus lekas ke rumah sakit untuk menunggui ibuku yang dirawat di sana. Aku tak bisa terlambat sebentar saja." Wajahnya menampakkan putus asa dengan nada memohon ke ketua grup. "Aku mohon."     

"Hgh! Ya sudah!" Kazuto mengibaskan tangannya dengan kesal dan meneruskan pekerjaannya.     

"Biarkan aku yang akan membantu Reiko-san." Yui pun menyatakan kesediaannya.     

"Baiklah, kau bantu dia nanti." Kazuto menatap ke Yui dan kembali fokus pada packing-nya. Yuza merasa lega dalam hati dan berterima kasih pada Yui.     

Reiko sudah selesai menyingkirkan semua praline yang di lantai dan dia juga mulai menyetorkan baki-baki lainnya hasil pekerjaan dia yang masih selamat ke Kazuto dan Yuza. Untuk membedakan rasa isian, Reiko memberikan beberapa garis melintang warna pink terang di atas praline-nya.     

Praline yang lainnya juga memiliki ciri khas masing-masing sehingga memudahkan yang mengepak tidak salah mengambil.     

Tak lama, Yuno pun pamit pulang karena ingin cepat-cepat sampai di rumah sakit untuk menunggui ibunya yang katanya sakit keras di sana. Tak ada yang bisa mencegah jika sudah berurusan dengan orang tua yang sakit.     

Kazuto dan Yuza melanjutkan pekerjaan mereka dan di meja lain sudah ada Reiko dan Yui yang bekerja membuat praline isi ceri sejumlah yang tadi jatuh.     

"Yui-san, aku sungguh minta maaf sudah merepotkanmu." Reiko berkata sambil tangannya terus bekerja secepat mungkin.     

"Tidak apa-apa, Reiko-san. Namanya juga rekan satu grup, harus saling mendukung." Yui tersenyum dan ikut kerja cepat seperti Reiko, apalagi dia sudah lebih senior dibandingkan Reiko, gerakannya lebih terampil dari Reiko karena sudah terbiasa.     

"Aku juga sangat berterima kasih pada Yui-san," imbuh Reiko.     

"Ah, ini bukan masalah." Yui tersenyum ke Reiko.     

Karena kekurangan praline dan harus menunggu hasil dari praline Reiko, maka pekerjaan Kazuto dan Yuza pun terhenti. Akhirnya mereka pun ikut membantu Reiko agar lekas selesai.     

Dan ketika jam menunjukkan setengah 7 malam, praline itu selesai dibuat dan mereka berempat bersama-sama meneruskan packing.     

Praline dipilih 2 dari masing-masing isian dan 10 praline itu ditaruh di kotak yang tersedia dengan diberi cup kertas roti pada tiap praline, lalu kotak ditutup dan diberi pita perekat, dan dikumpulkan jadi satu untuk dibawa Kazuto ke dalam lemari penyimpanan besar.     

Di lemari penyimpanan besar ada banyak cokelat lainnya hasil dari seluruh grup bagian cokelat, itu akan didistribusikan ke semua pelanggan pada keesokan harinya dan hanya akan diambil beberapa kotak saja untuk dipajang di etalase toko malam ini.     

Hanya cokelat saja yang mendapatkan perlakuan macam itu.     

Jika itu adalah kue atau roti, mereka akan mulai didistribusikan pada tengah hari dan sisanya pada sore hari, karena ada instansi yang akan menjadikan roti itu untuk bonus harian yang diberikan pada beberapa manajer dan dewan direksi.     

Sedangkan roti yang didistribusikan pada sore hari hanya dibawa ke minimarket, mall, dan rumah sakit dan beberapa kafe besar secara berkala.     

Untuk beverage, itu lebih banyak dipajang di etalase Magnifico dan kafe, lalu sebagian lainnya didistribusikan ke beberapa konbini dan rumah sakit.     

Jaringan Magnifico termasuk besar karena beberapa koneksi penting yang mendukung mereka mendapatkan pelanggan-pelanggan besar dan pelanggan berpotensi lainnya.     

Pada jam 7 malam, barulah grup Reiko menyelesaikan semuanya dan bisa pulang. Hanya ada segelintir grup saja yang terlambat hingga jam 7. Biasanya mereka akan keluar dari Magnifico dari jam 5 atau 6 petang.     

"Reiko-chan, aku antar sampai ke apato, yah!" Yuza menawarkan diri.     

Reiko bingung, apakah tidak apa-apa?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.