Inevitable Fate [Indonesia]

Gosip yang Terungkap



Gosip yang Terungkap

0Yuza menawarkan diri untuk mengantar Reiko pulang ke apato. Reiko diselubungi dilema ketika mendengar tawaran itu. Saat ini mereka sudah cukup jauh berjalan dari Magnifico, hendak ke halte bus terdekat.     
0

Namun, baru saja Reiko hendak menjawab, mendadak saja ada mobil hitam limited edition yang berhenti di sebelah trotoar tempat keduanya berjalan bersama. Reiko dan Yuza berhenti berjalan secara otomatis.     

Melihat mobil itu, Reiko menyeru di hatinya karena mengetahui siapa tepatnya pemilik mobil tersebut. Benar dugaannya, sang suami keluar dari mobil sambil tersenyum.     

"Ayo pulang, sayank. Mumpung aku lewat di sini dan melihatmu." Nathan Ryuu berkata ke Reiko.     

Gadis itu memutar matanya, dalam hati berseru: tidak adakah kebohongan yang lebih masuk akal lainnya untuk kau semburkan, tuan muda?     

Kini Reiko sudah paham kenapa suaminya sering muncul di dekatnya dalam momen-momen penting. Itu tak lain karena Nathan Ryuu menguntit dia. Meski terdengar buruk, namun Reiko paham itu adalah salah satu upaya suaminya untuk melindungi dia.     

Melihat kemunculan Nathan Ryuu, warna muka Yuza menghitam seketika. Tak bisakah dia memiliki kesempatan bersama Reiko? Iya, dia tahu Reiko adalah pacar sang tuan muda kaya ini, tapi apa tak ada sedikit kesempatan untuk dirinya meski hanya sebatas mengantar pulang saja?     

Melirik ke Yuza, Nathan Ryuu tersenyum sambil menyapa Yuza. "Halo, Yuza-kun. Apa kabar?"     

"Aku baik-baik saja, Tuan Ryuu." Yuza muram. Sungguh sapaan yang terlalu standar. "Um, ya sudah, Reiko-chan, aku akan pulang saja karena sudah ada Tuan Ryuu."     

Reiko jadi tak enak hati melihat muka muram Yuza. Padahal lelaki itu sudah baik menemani dia berjalan ke halte bus.     

Melihat wajah istrinya, Nathan Ryuu pun menyampaikan usul, "Bagaimana kalau kita makan malam dulu? Kita bertiga, tentu saja."     

Yuza dan Reiko melongo. Terutama Yuza. Dia diajak makan malam dengan sepasang kekasih ini? Hanya untuk melihat Nathan Ryuu pamer kemesraan? Tidak, terima kasih.     

Tetapi, ketika Yuza hendak menolak, dia sudah digiring Nathan Ryuu masuk ke mobil. "Ayo, Yuza-kun, jangan sungkan-sungkan begitu. Bagaimana pun aku harus berterima kasih karena Yuza-kun menemani Rei-ku jalan sampai sini malam begini."     

"Aku ...." Yuza bingung.     

"Nah, tolong geser sedikit, Yuza-kun." Nathan Ryuu pun masuk sesudah dia menggiring Yuza ke mobil dan duduk di samping Yuza lalu melambai ke istrinya, "Sini, sayank. Kau duduk di pinggir, yah! Tak apa, kan?"     

Wajah Yuza menghitam. Tuan Ryuu sialan! Apa dia sengaja menaruh dirinya di tengah-tengah agar aku tidak bisa bersebelahan dengan Reiko-chan?!     

Mobil pun meluncur cepat ke detinasi yang dikatakan Nathan Ryuu, dan berhenti di sebuah restoran di daerah Ginza, sebuah restoran beefsteak yang menyediakan kobe beef, yang berarti itu adalah daging wagyu di level paling bermutu.     

Sesampainya di restoran, Nathan Ryuu menggandeng Reiko dan berjalan di depan Yuza, menyusuri lorong dengan batu bata merah di kanan kiri dinding lorong yang berkarpet merah pula, begitu unik karena seluruh restoran didominasi oleh batu bata yang bersih dan mengkilat pada dindingnya dan dominasi warna merah juga memenuhi ruangan, entah itu pada karpet ataupun tirai.     

Meski ini mengingatkan Nathan Ryuu pada Ruby, namun tak bisa dia sangkal bahwa istri barunya juga memasukkan warna merah menjadi salah satu warna favoritnya. Jadi, anggap saja ini juga salah satu upaya dia menyenangkan Reiko, alih-alih teringat pada Ruby.     

Dan memang, Reiko memang terpana dengan banyaknya warna merah melingkupi interior restoran berpenampilan unik ini.     

Di belakang, Yuza menggerutu dalam hatinya. Harusnya dia tadi menolak keras ketika Nathan Ryuu menggiring dia masuk ke mobil daripada dipaksa menyaksikan dua insan berpegangan tangan di depannya ini. Andai saja dia ada Shingo menyertainya, tidak akan terasa terlalu kesepian dan nelangsa begini.     

Kemudian, mereka tiba di ruang utama restoran setelah melalui sebuah lorong. Ruangan utama cukup luas dan panjang dan terdiri dari beberapa area. Dalam satu area ada sebuah meja panjang marmer berbentul L yang bisa memuat hingga 12 orang dan menyatu dengan meja itu ada meja penggorengan yang akan digunakan chef untuk memasak.     

Maka, mata pengunjung akan dimanjakan dengan para chef yang memasak makanan di depan mereka secara langsung. Bahkan biasanya turis akan mengabadikan momen tersebut dalam rekaman seperti vlog saat para chef mengolah makanan dan akan mengunggah di platform sosial media mereka.     

Yuza berdecak kecil dan menggerutu lagi dalam hatinya. Bukankah tuan muda Onodera ini terlalu berlebihan memilih restoran? Apakah bermaksud untuk memamerkan kekuatan finansialnya? Begitukah? Agar Yuza tahu diri dan mundur dari kancah persaingan?     

Tapi, sebenarnya tidak bisa menyalahkan Nathan Ryuu dengan tuduhan demikian karena dia sedari kecil belum pernah ke restoran level rendah atau yang biasa saja. Selalu yang dia ketahui hanyalah restoran jenis fine dining yang elit, mahal dan kelas atas.     

"Duduklah di sini, sayank." Tangan Nathan Ryuu menarik salah satu kursi di bagian tengah, dan Reiko patuh duduk di sana.     

Setelahnya, tuan muda Onodera duduk di samping Reiko dan dia kemudian menepuk kursi di sebelahnya yang lain ke Yuza.     

Memandang tindakan Nathan Ryuu, jelas terlihat lelaki kaya itu tidak ingin Yuza duduk di sebelah Reiko. Ya, ya, ya dia paham! Maka, daripada menantang terang-terangan pada Nathan Ryuu, dia pun patuh duduk di sebelah pria itu.     

"Pesan saja apa yang kalian ingin." Nathan Ryuu berkata enteng pada keduanya ketika seorang chef datang ke depan mereka dan menunggu dengan tenang sambil berdiri.     

Setelah masing-masing dari mereka menyampaikan pesanan pada chef, maka chef segera membuatnya di depan mereka langsung.     

Sambil menunggu chef selesai, Nathan Ryuu bertanya ke Reiko, "Sayank, kenapa kau pulang jam segini? Apakah ada masalah? Atau diminta lembur?"     

"Oh, itu ...." Reiko ragu, namun kemudian meneruskan, "Aku sedikit ceroboh dan menumpahkan cokelat buatanku sehingga aku harus membuat ulang." Ia terpaksa membawa semua kesalahan pada dirinya sendiri, karena memang dia juga cukup ceroboh karena tak melihat tangan Yuno di dekatnya yang menyambar baki di tangan dia.     

"Tidak begitu!" Yuza menyangkal. "Reiko-chan, itu bukan kesalahanmu sepenuhnya! Si Yuno sialan itu yang membuatmu menjatuhkan cokelatmu!"     

"Hm?" Nathan Ryuu menoleh ke Yuza. "Sepertinya ada cerita menarik. Bisa coba kau ceritakan lebih lengkap, Yuza-kun?" pintanya sambil menatap ke Yuza.     

Reiko menghela napas, padahal dia tidak ingin membuat Nathan Ryuu cemas mengenai apapun permasalahan dia di tempat kerja, namun Yuza malah membuka apa adanya.     

Dan yang paling membuat Reiko melotot serta kening Nathan Ryuu berkerut mendalam, ketika Yuza tanpa ditahan-tahan meceritakan mengenai rumor buruk yang beredar di Magnifico berkaitan dengan Reiko.     

Reiko gagal mencegah Yuza dan ketika dia melihat warna muka suaminya, terlihat Nathan Ryuu mengetatkan rahangnya. Mau tak mau dia hanya bisa berdoa dan berharap suaminya tidak berbuat apapun terkait tentang itu.     

"Jadi ... Rei-ku digosipkan seperti itu?" Senyum pria Onodera lenyap. Entah kenapa, Yuza merinding.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.