Inevitable Fate [Indonesia]

Tekad Kuat



Tekad Kuat

0Mirai wa itsumo mieteru hazu igai na toko de deaeru hazu (Masa depan seharusnya dapat terlihat, hal yang tak terduga seharusnya terjadi)     
0

Ai ga hashiridasu hajimatteiku takamatteiku (Cinta itu mulai berlari, semuanya sudah dimulai dan terus tumbuh)     

- Hajimatteiku Takamatteiku by Sambomaster - OST. Boruto: Naruto Next Generation -     

==========     

Menyaksikan usaha yang dilakukan Reiko untuk memberinya kebahagiaan pada pusaka berharga dia, tuan muda Onodera tergerak hatinya. Ini sebuah langkah maju bagi sang istri untuk melakukan hal demikian.     

Tuan muda dengan senang hati akan mengajarkan keintiman percintaan langkah demi langkah pada Reiko.     

Reiko mendengar suaminya meminta dia untuk memasukkan benda kokoh itu ke dalam mulutnya. Menatap ragu ke sang suami, namun dia sembari menebalkan tekadnya. Dia harus melakukan ini. Sebagai wujud terima kasih dia, sebagai kompensasi dia karena belum ingin dipenetrasi, dan sebagai rasa sayang dia pada pria ini.     

"Sayank, jangan sampai kena gigimu, yah. Gunakan lidah untuk membantumu." Tak lupa, Nathan Ryuu harus memperingatkan ini sedini mungkin, karena dia tak tahu seberapa jauh keluguan istrinya mengenai hal ini.     

Maka, meneguhkan niat mulia di hatinya, Reiko pun mendekatkan benda tegang itu ke mulut. Pertama-tama di ujungnya dahulu, kemudian merambah ke bawah dan ke bawah hingga setengah dari batang itu telah berhasil masuk diperangkap dalam mulut hangat Reiko.     

Wanita muda itu berhati-hati untuk tidak menyentuhkan giginya ke benda tegang tersebut. Lidahnya juga dia gunakan untuk menutupi deretan gigi bawahnya dan bibir atas dia gunakan untuk menutupi deretan gigi atas.     

Cukup merepotkan untuk pertamanya, namun Reiko ingin mencoba sampai bisa.     

"Errmmhh ...." Nathan Ryuu menggeram rendah ketika merasakan belaian ketat mulut istrinya. Mata tajamnya terus menatap lekat pemandangan menakjubkan di bawah sana. Lelaki memang menyukai visual, apalagi ketika batang jantannya dilumat pasangannya, itu adalah pemandangan terbaik yang lelaki sukai.     

"Gerakkan kepalamu maju dan mundur, sayank. Kau bisa memegang tubuh jenderal yang tak muat di mulutmu menggunakan tanganmu dan genggam juga kocok itu." Nathan Ryuu benar-benar seperti pelatih, seperti pembimbing bagi Reiko yang lugu.     

Mungkin kapan-kapan dia akan memaksa Reiko menonton film dewasa bersamanya agar istrinya lebih mempunyai referensi gerakan.     

Menyaksikan Reiko mulai memajumundurkan kepalanya dan memijat batangnya menggunakan mulut yang mengatup ketat, mana mungkin Nathan Ryuu tidak merasa bahagia dan nikmat juga? Ia pun sibuk menggeram rendah sambil menahan hasrat untuk menghujam liang sang istri.     

Lelaki mana yang tidak gelisah ingin segera menusukkan batangnya ke liang wanita yang melakukan blowjob untuknya?     

Tahan, tuan muda. Bertahanlah dan anggap saja saat ini kau sedang menyetubuhi liang Reiko.     

Oleh karenanya, Nathan Ryuu mulai memegangi kepala Reiko dan menggerakkan pinggulnya maju dan mundur, sehingga batang itu terlihat keluar dan masuk di mulut Reiko. Itu sungguh merupakan pemandangan luar biasa dari atas sini.     

Sepertinya Reiko akan seahli Ruby jika terus diajari. Oghh! Fvck! Kenapa dia harus menyebut nama itu lagi dalam situasi begini?!     

Frustrasi akan pikirannya sendiri, Nathan Ryuu pun mempercepat hentakannya pada mulut Reiko. Hingga saat dia melihat gadis itu mulai kewalahan, dua tangan Reiko meremas pahanya dan matanya terkatup rapat dengan air mata keluar di ujungnya, Nathan Ryuu pun tersadar dan lekas hentikan tingkahnya yang berlebihan untuk Reiko yang masih pemula.     

"Maafkan aku, sayank, maafkan aku." Nathan Ryuu segera mengeluarkan batang pusakanya dari mulut sang istri dan mengecupi wajah Reiko sebagai rasa penyesalan telah lepas kendali.     

Reiko terbatuk begitu benda itu keluar dari mulutnya hingga wajahnya merah padam. Ini memang tidak dia duga. Ternyata kegiatan seperti itu beresiko mencekik dirinya! "Ti-tidak apa-apa, Ryuu. Tidak apa-apa."     

"Kau ... tidak kapok, kan?" tanya Nathan Ryuu, berharap istrinya tidak trauma mengenai itu.     

"Tidak, tentu saja tidak." Reiko tersenyum kecil sambil mengusap mulutnya. Meski dia syok tapi dia tak ingin suaminya tahu. Bagaimanapun, dia harus terus berusaha melakukan yang terbaik mengenai itu agar bisa membahagiakan sang suami dan menjadi istri yang memuaskan.     

"Ayo kita-"     

"Aku akan coba sekali lagi." Reiko rupanya bersikeras ingin melakukannya lagi.     

"Kau ... yakin?" Mata Nathan Ryuu membelalak tak percaya. Ia mengira Reiko akan ketakutan melakukan itu. Sungguh tak disangka, ternyata istrinya tak mau menyerah.     

"Baiklah. Aku berjanji tidak akan sekasar tadi." Nathan Ryuu harus teguh memegang ini.     

Maka, pelumatan pada sang pusaka kembali dilakukan Reiko. Dengan berkonsentrasi, nyonya muda Onodera pun kembali melomot dan melumat batang jantan suaminya, perlahan dan kemudian mulai mempercepat ritmenya.     

Reiko adalah gadis cerdas, yang lekas belajar dari apa yang diajarkan padanya. Maka, setelah mempelajari gerakan seperti apa yang membuat suara geraman suaminya paling keras, maka dia akan mengulang itu. Dia juga mengamati area mana yang sekiranya paling terasa nikmat dari batang suaminya ketika melihat ekspresi Nathan Ryuu.     

Dengan data-data di kepalanya yang dia kumpulkan sendiri, dia pun mulai melakukan blowjob dengan cara lebih baik daripada sebelumnya.     

Tentu saja, perkembangan ini mengejutkan dan juga membawa kenikmatan lebih tinggi bagi Nathan Ryuu. Bahkan pria Onodera ini sampai bertanya-tanya apakah Reiko benar-benar seorang pemula dalam hal blowjob?     

Dia mulai sepiawai Ru-tidak! Tidak perlu menghadirkan nama siapapun di momen penting begini! Nathan Ryuu menarik napas panjang dan mulai menghayati pemanjaan dari istrinya. Geraman rendahnya terus berdatangan seiring kenikmatan melaju naik menuju puncaknya.     

Dan dengan meneguhkan hati bertahan hingga menit ke-17, akhirnya upaya Reiko pun membuahkan hasil.     

"Orrghhh!" Nathan Ryuu menggeram kencang sekaligus menyerahkan cairan pekat dia sepenuhnya untuk Reiko yang tertampung di dalam mulut.     

Reiko tentu saja kaget, matanya mendelik, namun dia tetap bertahan tidak melepaskan batang itu seusai mulutnya ditembak peluru cair dari si jenderal.     

Napas Nathan Ryuu tersengal-sengal setelah dia menembakkan peluru cairnya dan secara perlahan mengeluarkan pusaka dari dalam mulut Reiko. "Tumpahkan saja itu ke air."     

Tapi Reiko menggeleng dan dia bergerak bangkit dari duduknya dan berjalan ke wastafel sebelum menumpahkan seluruh cairan pekat itu di sana, lalu mencuci mulutnya yang terasa getir, asam dan sedikit manis. Sebuah sensasi rasa yang aneh dan baru baginya.     

Nathan Ryuu membuka sumbat di bathtub dan berjalan ke istrinya untuk menciumi bibir Reiko sebelum berkata, "Terima kasih, sayank, kau luar biasa."     

Mendengar pujian itu, mana mungkin Reiko tidak senang. Ia tersenyum riang.     

Kemudian, mereka pun bersama-sama berdiri di bawah shower dan air disetel pada suhu hangat, membilas tubuh keduanya.     

Sekali lagi, Nathan Ryuu menggoda istrinya di saat mereka melumuri tubuh mereka dengan sabun. Tangan nakal tuan muda Onodera mengusap-usap selangkangan Reiko, menyebabkan gadis itu mengerang pelan dan mulai merebahkan kepalanya pada bahu Nathan Ryuu.     

Tak butuh waktu lama bagi Reiko untuk menyerah dan terengah-engah. Keduanya mulai membilas sabun dari tubuh mereka, namun Reiko sepertinya ingin membalas perbuatan nakal suaminya. Dia berjongkok di depan Nathan Ryuu dan meraih batang jantan suaminya.     

Perbuatan ini menghadirkan keterkejutan dari pemilik batang jantan itu, namun kemudian tuan muda Onodera tersenyum senang. Reiko kembali memanjakan miliknya tanpa dia minta.     

Sepertinya, dia tidak akan terlalu nelangsa ketika harus menunggu kesiapan Reiko untuk penetrasi sesungguhnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.