Inevitable Fate [Indonesia]

Terhanyut Akan Sentuhanmu



Terhanyut Akan Sentuhanmu

0Your touch, magnetizing     
0

Feels like I am floating     

Leaves my body glowing     

- E.T. by Katy Perry -     

===========     

Reiko tidak menyangka dia akan mendapatkan ciuman dadakan dari kekasihnya. Meski dia menyukai dan menantikannya, namun dia belum siap.     

Tapi, tentu saja tuan muda Onodera tidak memerdulikannya dan terus melumat bibir kekasihnya. "Ummchh ... semalam kau bilang ... mmcchh ... menyukai ciumanku, kan? Hurrmshh ... maka dari itu ... urrmmfhh ... aku berikan sekarang, calon Nyonya Onodera ... rmmffhh ...."     

"Hmhh?" Dalam sekelumit detik, Reiko menangkap nama 'Onodera' disebutkan kekasihnya dan dia bertanya-tanya, sepertinya dia pernah mendengar nama itu, tapi ... ahh, ia lupa. Cumbuan Nathan Ryuu memang berbahaya, bisa mendatangkan amnesia dadakan.     

Reiko terbuai dan membiarkan bibirnya dikuasai Nathan Ryuu, dihisap, dilumat, apapun semuanya terserah lelaki itu.     

Bahkan ketika tengkuknya digerakkan dan lehernya mulai dikecupi Nathan Ryuu, dia mempersembahkannya sambil memejamkan mata, menikmati segala sentuhan bibir Nathan Ryuu di sana.     

"Ryuu ... hmmmhh ...." Reiko tak sadar mulai mendesah pelan sambil membisikkan nama sang kekasih.     

Lelaki penuh bara seperti Nathan Ryuu mana mungkin tidak berkobar ketika namanya disebut dengan desah alunan suara merdu merayu seperti itu.     

Srett, bruk!     

Reiko terkejut ketika mendapati dirinya telah dibaringkan di atas meja. "Ryuu?" Dia menoleh ke mangkuk sup yang tak jauh dari kepalanya. Bagaimana jika sampai itu tumpah?     

Namun, Nathan Ryuu seakan tidak memperbolehkan Reiko memindahkan perhatian ke selain dirinya. Dengan satu tangan menolehkan pipi lembut Reiko kembali menghadap ke dirinya, tuan muda Onodera pun melanjutkan cumbuannya pada bibir Reiko.     

Reiko sedikit kewalahan dengan ciuman kekasihnya yang sepertinya berbeda dengan yang kemarin, ataupun tadi. Rasanya sedikit ... agresif dan ... menuntut. Ia berusaha mengimbangi gerak cumbu bibir Nathan Ryuu. "Ryuu-ummchh ... aanghh ... Ryuu-mmsshh ... haanhh ..."     

Gadis itu menyerah dan memalingkan wajah ke samping sehingga lehernya kembali dikuasai cumbuan Nathan Ryuu yang mulai menggebu.     

Ketika ia merasakan dadanya diremas perlahan oleh Nathan Ryuu, dia seolah tidak memiliki kekuatan sedikitpun untuk menepisnya. Bagai terhipnotis oleh sihir Medusa, Reiko hanya patuh bagai anak kucing dan terus mendesah.     

Apakah begini rasanya dicintai? Apa begini rasanya memiliki kekasih? Memberinya perhatian, kasih sayang, limpahan sensasi menyenangkan dari setiap sentuhan ....     

Reiko merasa mabuk meski tidak sedang minum.     

Bahkan dia masih memejamkan mata sembari mencuatkan desahan demi desahan ketika jemari terampil Nathan Ryuu sudah mulai mengurai kemeja yang dia pakai usai membereskan tempat tidur tadi.     

Oh tidak, bukankah dia belum mandi? Lalu ... bagaimana ini? Bagaimana jika bau tubuhnya mengganggu penciuman tuan muda yang sedang merunduk menciumi lehernya ini?     

Ya ampun, kenapa Reiko sampai terlupa bahwa dia belum mandi! Dia bisa malu berat jika Nathan Ryuu akan secara tiba-tiba mengerutkan kening karena bau tubuhnya!     

Tapi, ketika dia membuka mata hendak menghentikan sang kekasih, lelaki Onodera itu justru menatap penuh sayang padanya dan berbisik di depan wajahnya, "Rei, jadilah milikku, selamanya."     

Lidah Reiko kelu, apa yang barusan hendak dia sampaikan mendadak lenyap dari otaknya, dan akhirnya dia menatap kosong pada Nathan Ryuu, benar-benar lelaki dengan tatapan menyihir. Sepertinya Reiko harus belajar sihir juga agar bisa menanggulangi tatapan tuan muda ini. Oke, ingatkan dia nanti setelah ini usai.     

Yang pasti, Reiko kembali memejamkan mata dan melanjutkan desahannya ketika lehernya kembali dijajah oleh mulut, bibir dan lidah Onodera Ryuzaki. Pesona sentuhan apapun dari Nathan Ryuu susah ia tolak meski otaknya terus menjerit untuk tetap dalam kewarasannya.     

Ahh, otak, apa yang kau tahu mengenai rasa nikmat dari sentuhan seseorang yang kita cinta? Otak, diam sajalah dan sana duduk di pojokan saja sembari aku menikmati ini. Reiko seakan sedang menegur otaknya sendiri.     

"Annghh ... Ryuu ...." Reiko sedikit membuka matanya ketika jemari Nathan Ryuu secara lincah mengurai kembali manik-manik di kemejanya hingga akhirnya kemeja itu terbelah dan disibak ke samping oleh sang kekasih.     

"Kau sungguh menawan, calon Nyonya Onodera. Sungguh mempesona sampai nyaris membutakan mataku ...," bisik lelaki Onodera sambil mulai meremas lembut payudara Reiko yang masih terbungkus bra warna krem dengan bunga-bunga kecil di sepanjang cup atasnya.     

Reiko memilih untuk memejamkan mata saja daripada dia malu berat ketika melihat sendiri apa yang dilakukan Nathan Ryuu pada salah satu aset penting dirinya. Ia bertanya-tanya, apakah ini adalah SAATNYA? Apakah siang ini dia akan menyerahkan dirinya seutuhnya pada lelaki tercintanya?     

Bagaimana kalau iya? Apakah ini lumrah? Ahh, di jaman semodern ini, rasanya sudah dilumrahkan mengenai hal beginian. Teman-teman Reiko yang mempunyai kekasih pun sudah sangat berpengalaman mengenai hal-hal intim.     

Lalu ... apakah dia akan mengikuti arus modern ini atau ... menahan lebih lama sedikit sampai dia siap?     

Sayang sekali, segala pemikiran logis Reiko terus ditekan dan ditekan oleh kehebatan sentuhan Nathan Ryuu yang terus menyerang kewarasan dia, membuatnya seperti domba yang berbaring pasrah ketika bulunya dicukur habis.     

Gadis ini merintih lirih ketika salah satu payudaranya diremas lebih keras lalu dibelai dan itu berlangsung beberapa belas detik sebelum akhirnya dia merasakan bibir sang kekasih sudah mulai menjajaki daerah dadanya, menyapu lembut di sana, memberikan sensasi geli sekaligus nyaman.     

Sembari mencumbui leher dan dadanya bergantian dan dengan gerakan seduktif, tangan Nathan Ryuu masih juga berkutat meremas payudara penuh Reiko, belum ingin menyingkirkan bra itu, seakan dia sedang menggoda Reiko, berusaha untuk membangkitkan birahi gadisnya secara pelan dan bertahap.     

Dan akhirnya, Nathan Ryuu menurunkan cup bra itu sehingga sepasang gundukan kenyal menyenangkan mata pun terekspos di depan mata tuan muda Onodera.     

"R-Ryuu ...." Reiko merasakan dadanya dihembus udara dingin karena tidak adanya perlindungan apapun di sana, sehingga dia secara tak sadar, menyilangkan dua tangannya menutupi payudaranya. Matanya sayu menatap sang kekasih.     

"Tidak apa-apa, sayank. Aku akan pelan-pelan saja." Yah, seperti itulah yang biasanya diucapkan laba-laba pada lalat yang terjerat jaringnya. Astaga, kau anggap Reiko seekor lalat?     

Namun, anehnya ... Reiko pasrah saja ketika dua tangan yang menangkup payudaranya itu disingkirkan perlahan oleh Nathan Ryuu.     

"Annghh ..." Reiko memejamkan mata kembali ketika ujung jemari lelaki Onodera itu menyentuh puncak dadanya, memainkan benda mungil di sana dan sesekali memilin lembut. Ini sungguh sebuah pengalaman baru untuk Reiko yang begitu hijau.     

Nathan Ryuu terpesona dengan pucuk payudara Reiko yang berwarna pucat, terlihat sangat indah menggoda untuk lekas dicicipi dan dirasakan kekenyalannya.     

Tuan muda itu merunduk untuk memanen si pucuk kenyal menggunakan mulutnya. Sedikit lagi ....     

Ting Tung!     

Mendengar bunyi bel apartemennya, Reiko seketika membuka mata dan mendorong Nathan Ryuu. "R-Ryuu! Ada tamu!" Dan ia lekas menyatukan lagi kemejanya setelah menaikkan bra-nya. Wajahnya memerah dan gugup ... seakan dia tersadar dari perbuatan nakalnya. Ia segera turun dari meja dan bergegas ke arah pintu, meninggalkan Nathan Ryuu yang merasa frustrasi di belakangnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.