Inevitable Fate [Indonesia]

Tak Bisa Mengubah Perasaan Cinta



Tak Bisa Mengubah Perasaan Cinta

Won't you try? boku no te wo tori (Won't you try? Take my hand)     

Run run run with me     

koukai sasenai to chikau yukou (I swear I won't let you regret it, let's go)     

- Run With Me by SHINee -     

===========     

Karena melihat kekasihnya seperti terganggu dengan identitas asli dirinya, Nathan Ryuu pun menanyakan, "Lalu, aku harus bagaimana agar kau merasa lega, Rei?"     

"Tentu saja kau tidak perlu melakukan apapun, Ryuu. Aku ... aku hanya belum terbiasa. Maafkan aku, tolong jangan marah, yah!" Matanya mengiba pada sang kekasih. "Ahh! Ayo kita makan dulu. Ini sudah terlalu dingin, ya ampun. Kau ingin supnya aku hangatkan dulu?"     

"Tidak, tidak perlu. Begini saja, sayank. Ayo, kita makan dulu." Lelaki Onodera tidak ingin membuat sedih kekasihnya. Dia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk serius pada Reiko dan menepis kisah cinta lalunya pada Ruby agar dia benar-benar fokus pada gadis ini saja.     

"Rei ..."     

"Ya?"     

"Apapun identitas atau latar belakangku, itu tidak bisa mengubah perasaan cintaku padamu."     

"I-iya." Reiko menunduk, tersipu.     

Nathan Ryuu akan berusaha melakukan apapun hanya untuk membuat Reiko nyaman dan tetap di sampingnya. Dia ... tidak ingin lagi ditinggal pergi orang yang dia cintai. Dia ingin menggenggam seseorang tercinta sampai akhir, sampai semesta tidak lagi mengijinkan.     

Reiko mengangguk dan mulai makan lagi meski dengan perasaan masih kacau tak menentu meski terharu dengan ucapan kekasihnya barusan.     

Selesai makan, Nathan Ryuu berganti baju dengan yang tadi dibawakan Zuko, satu stel jas yang diambilkan dari lemari pakaiannya di hunian dia beserta dalaman juga.     

Sesudah berganti baju, Nathan Ryuu menghubungi sopirnya dan ternyata masih setia menunggu di parkiran basement gedung apato ini. Puas karena itu, ia berkata pada Reiko, "Ayo kita jalan-jalan."     

"Jalan-jalan?" Reiko menaikkan alisnya, heran dengan ajakan sang kekasih. "Ke mana?"     

"Ke mana saja. Aku ingin merasakan momen berduaan denganmu mumpung kau bisa libur." Lelaki itu tersenyum pada Reiko yang baru saja selesai mencuci perkakas kotor. Tadi Nathan Ryuu hendak membantunya tapi gadis itu menolak karena tak enak hati.     

Pemilik perusahaan raksasa membantu mencuci perkakas kotor? Yang benar saja!     

"Hm, baiklah, aku akan mandi dulu." Reiko kemudian masuk ke kamar dan mandi dengan cepat agar Nathan Ryuu tidak terlalu lama menunggu. Setelah itu, dia keluar kamar dengan penampilan segar gadis muda yang kasual. "Ayo!"     

Rasanya tak berlebihan jika hari ini Reiko menuruti kekasihnya untuk jalan-jalan, toh lelaki Onodera itu sudah melakukan banyak hal untuk membantu dan menyelamatkan dia setiap ada masalah. Dan apalagi tadi Nathan Ryuu berkata mumpung dia libur.     

Yah, bekerja di Magnifico memang tak ada hari libur di akhir pekan seperti kantor atau perusahaan konvensional lainnya.     

Libur di Magnifico hanya diberikan sebulan 2 kali, dan itu paling maksimal. Oleh karena hari ini Reiko sudah mengambil jatah liburnya, maka dia masih memiliki 1 kali lagi untuk bulan ini.     

Masuk ke mobil bersih, wangi dan mahal milik tuan muda Onodera, sopir langsung diperintahkan meluncur ke sebuah wilayah terkenal di Jepang, Ginza. Itu merupakan pusat perbelanjaan paling top di Jepang dan bertebaran toko-toko berisi barang mahal.     

Mata Reiko membelalak ketika dia mendengar bahwa mobil diperintahkan memasuki distrik Chuo dan destinasi utama adalah kawasan terkenal itu. "Ryuu, bukankah ini ...." Dia terkejut, kenapa malah ke Ginza? Jalan-jalan? Otaknya yang sederhana mengira jalan-jalan hanyalah ke taman terdekat, atau membeli jajanan remeh di pinggir jalan.     

Dia lupa siapa Nathan Ryuu. Mana mungkin jalan-jalan ala pemilik SortBank sama dengan jalan-jalan ala dia? Dia benar-benar terlalu lugu. Sepertinya mulai sekarang, Reiko harus sedikit meng-upgrade pikiran dia agar tidak terlalu sederhana jika bersama dengan lelaki di sisinya ini.     

Tapi ... Ginza? Ya ampun ... bukankah ini terlalu mewah untuk dia? Seumur-umur, Reiko belum pernah ke Ginza dan hanya mengangankan saja area luxury itu. Dan sekarang ... voila! Dia hendak ke tempat luar biasa itu.     

Saat ini, Reiko mulai memandang Nathan Ryuu dengan tatapan berbeda. Dia tentunya tidak boleh sembarangan lagi dalam berucap atau bertingkah di depan pria ini, kan?     

Tunggu! Mendadak, Reiko seperti ditampar. Jika dia memandang berbeda pada Nathan Ryuu, bukankah itu artinya dia sama saja seperti orang-orang yang dia khawatirkan?     

Dia khawatir teman-temannya memandang dia secara berbeda jika tahu dia berpacaran dengan Onodera Ryuzaki. Tapi, kenapa dia malah melakukan itu terlebih dahulu kepada Nathan Ryuu?     

Menghela napas panjang, Reiko merutuki dirinya yang hampir saja bertindak konyol. Kalau dia sampai memandang Nathan Ryuu secara berbeda, itu tentunya tidak akan membuat lelaki itu senang, kan?     

"Kenapa, sayank?" tanya Nathan Ryuu di sampingnya. "Apa ada yang kau keluhkan?"     

"Umh, tidak, aku ... aku hanya mengeluh akan diriku sendiri." Reiko menggeleng lemah.     

"Oh ya? Keluhan macam apa itu?"     

"Aku ... aku hampir saja hendak memandangmu secara berbeda, Ryuu."     

"Hm? Begitukah? Kenapa tidak kau lakukan?"     

"Karena ... karena rasanya aku tidak adil padamu jika begitu. Kau tahu, aku sendiri tadi merasa syok mengetahui identitas aslimu dan aku sempat ketakutan bagaimana jika teman-temanku tahu aku berpacaran denganmu. Aku ... aku takut dipandang berbeda dan dijauhi mereka. Tapi, baru saja aku malah hendak melakukan itu terlebih dahulu padamu. Gomen ne, Ryuu ...."     

Reiko mencoba jujur, tidak ingin terlalu banyak menutupi sesuatu dari lelaki yang mulai membuatnya jatuh cinta ini. Bagaimanapun, sebuah hubungan akan lebih baik jika dilandasi dari rasa saling percaya dan kejujuran, kan?     

Tangan kokoh Nathan Ryuu meraih kepala Reiko untuk mengecup dan dia tersenyum sambil mengelus pipi gadis itu seraya berkata, "Aku senang kau tidak melakukannya, Rei. Karena aku tidak ingin dipandang hanya karena identitasku. Aku ingin dipandang karena aku sendiri, aku ingin kamu pandang berdasarkan rasa cintaku kepadamu, bukan statusku di masyarakat."     

"Umh!" Reiko mengangguk dan merebahkan kepala ke bahu kekasihnya sembari menikmati perjalanan di siang hari ini.     

Hanya butuh sekitar 30 menit lebih sedikit untuk mencapai Ginza dari apato dia. Dan kini, mobil telah memasuki kawasan Ginza.     

"Ayo kita ke SIX." Nathan Ryuu hanya berkata santai mengenai SIX, sebuah kompleks belanja mewah paling terkenal di Ginza.     

Napas Reiko seakan menderu. SIX ... sebuah kompleks legendaris, tujuan para wanita kelas atas dalam berbelanja.     

Turun dari mobil, Nathan Ryuu tidak segan-segan meraih tangan Reiko untuk dia gandeng. Kacamata hitam besar menutupi matanya menambah ketampanan absolut yang dia miliki.     

Reiko melirik kekasihnya, begitu tampan dan rupawan, bagai tokoh ikemen di anime dan manga yang pasti akan membuat para wanita menjerit kagum. Dan sosok ini ... kini menggandeng tangannya dan yang paling luar biasa ... dia adalah pacarnya.     

Baru ini Reiko menyadari pesona Nathan Ryuu secara fokus. Dulu dia tidak terlalu melihat lelaki Onodera ini karena berbagai kemelut hidup yang membelitnya sehingga mana sempat dia menjelajahi pesona lelaki manapun di depannya?     

Dan kini, ketika satu demi satu kemelut diurai, mata Reiko mulai terbuka dan menyadari seperti apa performa seorang Nathan Ryuu. Boleh kan dia bangga karena telah dipilih lelaki ini?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.