Inevitable Fate [Indonesia]

Merasa Bersalah



Merasa Bersalah

0yurusenai da kedo kimi wo shinjitai yo (You're unforgivable, but I want to believe in you)     
0

yurushitai da kara boku to mata mou ichido (I want to forgive you, so be together with me one more time)     

- Guilty by TOHOSHINKI -     

==========     

Pagi harinya, Reiko bangun dengan semangat menggebu untuk bekerja. Kemarin dia sudah tidak masuk kerja dan mendapatkan cuti. Dia tidak paham seberapa dekat pemilik Magnifico dengan Nathan Ryuu, tapi sebaiknya dia tidak perlu memanfaatkan itu dan cukuplah baginya bekerja sebaik mungkin di sana untuk membuktikan kualitas dirinya, bukan hanya koneksinya.     

Sekaligus untuk membuktikan bahwa meski dia memiliki koneksi sehebat Nathan Ryuu, dia tetap memiliki kualitas sebagai pekerja. Percuma jika memiliki koneksi hebat namun tidak berguna di tempat kerja. Reiko tak ingin itu terjadi.     

Maka, dengan semangat berkobar-kobar di hatinya, Reiko pun berjalan untuk naik bus yang akan membawa dia ke dekat Magnifico.     

Hari ini, dia memakai jins yang dibelikan Nathan Ryuu, dan juga jaket wol warna merah, sepatu warna kelabu dan tas selempang yang juga berwarna kelabu agar serasi dengan sepatu dan garis pada jaketnya. Hanya blus atasan saja yang milik dia pribadi.     

Tentunya setiap wanita senang memakai sesuatu yang cantik, kan? Maka dari itu Reiko pun demikian. Karyawan di Magnifico juga sering memakai pakaian indah yang akan mereka simpan di loker karena kadang mereka akan pergi ke club atau tempat hiburan lainnya langsung sepulang kerja. Terlebih, di Magnifico juga disediakan kamar mandi pada kamar kecil di sana.     

Jika memang begitu, maka wajar apabila mereka mendandani diri mereka dengan penampilan hebat meski akan disimpan dulu saat jam kerja. Itu sama sekali bukan pemandangan aneh di Magnifico.     

Rasa-rasanya hanya Reiko saja yang terlalu sederhana ketika berbicara mengenai masalah penampilan. Kemarin dia hanya pakai kemeja dan jins polos dengan sepatu kanvas lusuh dan tas tak kalah lusuh dari sepatunya. Yah, hari ini sedikit lebih baik, tentu tak apa.     

Kini, ketika dia sudah dimanjakan Nathan Ryuu, tentunya boleh kan mendandani diri sendiri lebih cantik meski tidak bermaksud akan pergi ke manapun usai jam kerja, kecuali kekasihnya menginginkan demikian.     

Setelah dari bus, Reiko berjalan riang menuju ke tempat kerjanya. Dia masuk ke ruangan bersama beberapa karyawan lainnya dan saling menyapa dengan sopan.     

Ketika baru saja dia pergi ke loker, sudah ada Erina dan dua sahabatnya, Yukio dan Azuka. Mereka terlihat terkejut melihat kedatangan Reiko.     

"Ahh! Ini dia yang kemarin ... sa-kit!" Azuka yang biasa mudah meledak-ledak maju ke Reiko.     

"A-ahh, ya." Reiko sadar akan sesuatu yang belum dia lakukan. "Erina-san, terima kasih atas traktiran yang kemarin." Dia membungkuk ke Erina dan berkata, "Juga, aku minta maaf sudah pergi begitu saja belum sempat pamit. Maaf!" Ia membungkuk sekali lagi, tulus.     

"Mudah sekali kau berkata seperti itu, yah!" Azuka menatap jijik ke Reiko.     

"Azz-Azz, jangan begitu." Erina menyentuh sahabatnya yang sedang emosi.     

"Gara-gara kau ... Eri-cchi harus mendengarkan omelan dari Yu-cchi seharian!" Azuka menudingkan telunjuknya ke Reiko disertai wajah geram.     

"Ehh? Yuza-kun?" Reiko tak tahu harus menjawab apa ketika dia diberi kabar seperti itu.     

"Ya! Dan Eri-cchi sampai menangis karena Yu-cchi terus saja menyalahkan dia dikarenakan kau sakit karena mabuk!" Azuka mendorong bahu kiri Reiko.     

"Azz-Azz, jangan kasar begitu ke Reirei!" Erina memegangi tangan Azuka sambil menggeleng dengan wajah memohon. "Aku tidak menyalahkan Reirei atas malam itu. Aku ... aku saja yang terlalu terbawa suasana dan terlalu gembira karena Reirei mau pergi bersamaku."     

Reiko semakin merasa bersalah saat ini. "Aku ... aku sungguh minta maaf jika sudah memberikan masalah ke Erina-san!" Dia sampai harus melakukan ojigi berulang kali di depan Erina.     

"Sudah, sudah, tidak apa." Erina tersenyum sambil memegang lengan Reiko. Lalu bicara, "Maafkan Azz-Azz yang sudah mendorongmu, yah! Dia hanya terlalu menyayangiku." Ia menoleh ke Azuka yang mendengus memalingkan wajah ke arah lain dengan sikap geram.     

"Tapi ... kalau sampai kau disalahkan Yuza-kun, itu sesuatu yang tidak baik. Aku akan menegur Yuza-kun agar meminta maaf padamu." Reiko lekas keluar dari loker dan mencari Yuza, siapa tahu pria itu sudah datang.     

Ketika Reiko sudah pergi, Azuka mendelik ke Erina. "Kenapa kau mencegahku mengomeli dia, Eri-cchi?"     

"Tsk, apa gunanya juga memarahi dia, ya kan Azz-Azz?" Erina memeluk Azuka, mengakibatkan Azuka mendengus ketika amarahnya mereda karena bujukan Erina.     

"Huft! Baiklah, aku akan diam untuk saat ini karena kau yang memintanya. Tapi ... apakah tadi kalian melihat baju yang dia pakai?" Tiba-tiba, Azuka mengalihkan topik pembicaraan dan matanya menyala penuh semangat.     

"Ehh?" Yukio memiringkan kepala tanda heran, "Memangnya apa yang salah dengan bajunya?"     

"Tsk, dasar kau buta fashion!" Azuka mengejek Yukio.     

"Azu-chan teme[1]!     

"Dobe[2]!" balas Azuka ke Yukio karena disebut teme.     

Erina menggelengkan kepalanya karena 'kata-kata mutiara' yang banyak digunakan dalam sebuah anime terkenal itu keluar dari mulut keduanya ketika mereka bertengkar atau debat. Kebetulan kedua sahabatnya memang penggemar berat anime itu dan masing-masing fanatik dengan dua tokoh utamanya. Tak heran mereka menggunakan kata khas yang diucapkan kedua tokoh.     

"Eri-cchi, kau melihat juga kan jaket dan jins dan tas yang dipakai Reiko?" Kini Azuka beralih ke Erina.     

"Melihat? Tentu saja. Aku kan tidak buta, Azz-Azz!" Erina menjawab. "Memangnya kenapa dengan itu semua?"     

"Sepertinya ... itu fashion mahal!" Azuka mengerutkan keningnya.     

"Iya kah?" Yukio berseru.     

"Tunggu, aku akan buka situs yang minggu lalu aku baca." Azuka mengeluarkan ponselnya dan sibuk menggulir layarnya.     

Di tempat lain, Reiko sibuk mencari Yuza. "Ahh, itu dia di sana!" Ia setengah berlari ke Yuza. Sepertinya masih ada 20 menitan sebelum jam kerja dimulai. "Yuza-kun!" panggilnya.     

"Ahh! Reiko-chan!" Yuza berlari menghampiri. Jika mereka sepasang kekasih, mungkin mereka akan berakhir dengan pelukan atau Reiko menerjang Yuza sambil memeluk bagai di manga dan anime. "Kau sudah sembuh?"     

Reiko mengangguk. "Ya, sudah. Um, Yuza-kun, terima kasih sudah mengantar aku pulang." Ia ingat cerita dari Nathan Ryuu.     

"Huft, tapi tetap saja disabotase Tuan Ryuu." Yuza cemberut muram.     

"Hi hi, maaf." Reiko terkikik geli melihat reaksi Yuza. "Ohh ya, Yuza-kun, kenapa harus marah ke Erina-san?"     

"Itu ... yah, dia bisa dibilang penyebab kau sakit, kan? Walau tidak secara langsung, tapi ... tapi dia tetap salah!" Yuza bersikeras dengan pendapatnya.     

"Yuza-kun tak boleh menyalahkan Erina-san, oke? Aku tidak ingin kalian bertengkar hanya gara-gara aku. Ayo, Yuza-kun minta maaf pada Erina-san, yah!" Senyum Reiko muncul, meluluhkan hati Yuza.     

"Hn ... baiklah, nanti kalau bertemu dia saja." Yuza terpaksa setuju.     

"Ayo! Sekarang saja!" Reiko menyeret Yuza ke arah ruang loker wanita.     

-------------     

[1][2] 'teme' dan 'dobe' adalah ungkapan yang muncul pada serial anime Naruto yang biasanya digunakan sebagai panggilan Sasuke kepada Naruto atau sebaliknya (Sasuke menyebut Naruto 'dobe' dan Naruto menyebut Sasuke 'teme').     

Kata-kata tersebut dalam Bahasa Jepang bermakna kasar, mengejek atau merendahkan orang lain dan bersifat tidak sopan.     

Dobe adalah naif, bodoh atau idiot, diucap secara langsung.     

Teme artinya "kamu" dalam bahasa Jepang, cara yang sangat kasar untuk memanggil seseorang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.