Inevitable Fate [Indonesia]

Nasib Baru Jari Keempat



Nasib Baru Jari Keempat

0ne beonjjae sonkkarageul jweo (berikan padaku jari keempatmu)     
0

Girl I wanna marry you (gadis, aku ingin menikahimu)     

Right here right now (di sini sekarang juga)     

I wanna marry you (aku ingin menikahimu)     

- Marry You by SHINee -     

===========     

"Rei ... kita menikah saja hari ini, yah!"     

Ucapan dari Nathan Ryuu ini sangat mengejutkan Reiko sampai dia membolakan matanya dengan kedua alis terangkat naik secara dramastis. "Ryuu!"     

"Kenapa? Apa kau masih ingin menunda setelah apa yang menimpamu?" balas Nathan Ryuu dengan tatapan lembutnya.     

.     

.     

"Kau yakin tidak ingin pernikahan kita dilaksanakan besar-besaran?"     

"Tidak perlu seperti itu, Ryuu."     

Keduanya berjalan keluar dari balai kota setelah melakukan pernikahan mereka dan selesai mengurus pengajuan lembar registrasi (atau pencatatan) keluarga (disebut 'koseki', semacam Kartu Keluarga kalau di Indonesia)     

Di Jepang, pernikahan bisa dilaksanakan di balai kota secara singkat dan sederhana, dan bisa juga menggunakan upacara adat (disebut Shinzen Kekkonshiki) yang melibatkan pendeta Shinto seperti pernikahan pertama Nathan Ryuu yang megah dan rumit ketika dulu dengan Ruby.     

Namun, saat ini Reiko sendiri yang menolak untuk menggunakan upacara adat dan memilih sesederhana mungkin karena dia tidak ingin pernikahannya ini diketahui publik. Dia hanya belum siap menyandang nama besar keluarga Onodera secara terbuka.     

Dia masih ingin tetap menjaga kerendahan hatinya dengan tidak mengungkap hal ini untuk saat ini. Entah nanti ketika dia sudah lebih siap.     

Lembar pencatatan keluarga berfungsi sebagai akta kelahiran, bukti kewarganegaraan, surat nikah, dan akta kematian. Sebuah daftar disimpan untuk setiap keluarga inti, atas nama kepala rumah tangga (hittousya), dengan pasangan dan anak-anak yang belum menikah yang terdaftar sebagai tanggungan.     

Pasangan yang menikah harus mengajukan formulir pendaftaran pernikahan (kon'in todoke) untuk membuat lembar pendaftaran baru (shinkoseki) dengan nama keluarga yang sama. Untuk hal ini, Reiko secara rela ikut nama suaminya, meski masih akan menggunakan nama gadisnya untuk sementara.     

Reiko akui dia terpukau dengan kinerja anak buah suaminya--yah, mereka kini sudah menjadi sepasang suami istri--yang begitu gerak cepat mengurus segala sesuatunya dan pernikahan bisa lekas terlaksana.     

Bahkan urusan cincin dan gaunnya pun secara cepat dibawakan ke hadapan Reiko begitu dia menyatakan kesediaannya menikah dengan Nathan Ryuu. Namun, Reiko bersikeras agar kedua benda itu dipilih yang sederhana saja.     

Alhasil, cincin dan gaun pengantin Reiko sangat sederhana, tidak mencerminkan aura Onodera sama sekali. Tetapi, Nathan Ryuu memaksa untuk mereka mengadakan upacara pernikahan adat secara megah jika nantinya Reiko sudah siap.     

Pernikahan mereka di balai kota hanya disaksikan Itachi dan Zuko. Mereka berdua yang seharian ini pontang-panting mengurus segala sesuatunya agar pernikahan bisa terlaksana sebelum kantor balai kota tutup.     

Menatap cincin emas sederhana yang melingkari jari manisnya, Reiko kini sudah menyandang status sebagai Nyonya Muda Onodera, karena ayah suaminya masih hidup. Ini sungguh sesuatu yang tidak pernah disangka-sangka olehnya, menikahi konglomerat yang sangat berpengaruh di Jepang.     

"Kenapa, Nyonya Onodera? Kenapa terus menatap cincinmu terus menerus seperti itu?" Nathan Ryuu menoleh ke istri barunya yang duduk tenang di mobil, menuju apato sesuai keinginan Reiko.     

"Hanya sedang menghayati perubahan statusku melalui cincin ini." Reiko tersenyum dan tidak menolak ketika pipinya dicium suaminya.     

"Itu hanyalah sebuah simbol saja, Nyonya Muda. Yang terpenting yang ada di sini." Nathan Ryuu meraih tangan Reiko dan membawanya ke dada pria itu.     

Reiko tersipu, hatinya penuh dengan kupu-kupu dan kembang api bertaburan. Ingatannya terlempar kembali pada beberapa jam sebelum ini. Dia teringat tadi ketika Nathan Ryuu menyatakan lamarannya di kamar apatonya.     

Kala itu, terdiam karena ucapan telak kekasihnya bahwa dia tak bisa terus mengelak pernikahan setelah apa yang telah menimpa dia, Reiko merenung secara mendalam.     

Ya, kini dia sudah kehilangan sesuatu yang sudah dia jaga sebaik mungkin. Meski itu terambil oleh kekasihnya, tetap saja itu sudah menghilang, tak bisa kembali.     

Jika dia menikah sekarang, apa yang akan terjadi dengan kehidupannya? Apakah lelaki Onodera ini akan merenggut seluruh kebebasan dia? Tolonglah, dia masih terlalu muda untuk diikat dalam sebuah pernikahan.     

Tapi ... bagaimana kalau dia hamil? Bukankah akan lebih memalukan jika sampai dia hamil sebelum menikah? Ibunya selalu menekankan padanya di masa dulu agar Reiko harus menemukan lelaki yang baik dan menikah secara benar, tak boleh seenaknya bergaul untuk menjaga harta terpenting darinya, yaitu kesucian dirinya.     

"Itu hanya boleh diserahkan ke suamimu saja, Rei. Ingat itu yah sayank." Begitu sang ibu berpesan ketika dia ketahuan mengalami menstruasi untuk pertama kalinya. Meski malu dengan apa yang diucapkan ibunya, namun sang ibu dengan telaten memberikan pengertian mengenai sistem reproduksi Reiko dan sebagai remaja, dia mendapatkan pendidikan seks dari sang ibu.     

Ibunya selalu berpesan agar Reiko menjaga dirinya dan kesuciannya.     

Namun, lihat sekarang. Hanya karena Azuka membenci dirinya, gadis itu tega hendak merenggut masa depan Reiko menggunakan bantuan dua lelaki asing.     

Menatap ke Nathan Ryuu, Reiko kembali mengucap syukur memiliki kekasih seperti pria itu. Tapi sekarang permasalahannya ... kekasih baik inilah yang mengambil keperawanan dia meski itu dilakukan secara terpaksa. Tetap saja itu diambil dan tak bisa dikembalikan.     

Kini, lelaki itu menawarkan pernikahan.     

"R-Ryuu ... apakah jika kita menikah ... kau akan ... menyuruhku hanya untuk berada di rumah?" Reiko tergelitik ingin menanyakan ini.     

Memahami maksud pertanyaan Reiko, tuan muda Onodera pun memberikan jawaban, "Aku paham bahwa kau pasti masih ingin bebas beraktivitas sebagai orang muda, dan menurutku itu juga tidak buruk. Menjadi istriku tidak berarti kau harus terpenjara di rumahku. Kau tentu saja masih bisa melakukan apapun yang kau inginkan selama itu tidak membahayakan hubungan kita, aku tak keberatan."     

"Apakah ... jika aku masih tetap ingin bekerja, itu bisa membahayakan hubungan kita?" Reiko ingin sejelas mungkin mengetahui semua konsekuensi yang akan dia terima ketika menikah.     

"Jika kau berselingkuh dengan orang lain gara-gara kau bekerja, maka bisa dikatakan pekerjaanmu memang membahayakan hubungan kita." Dengan tatapan tegas, tuan muda Onodera menyatakan pemikirannya.     

Reiko menghela napas lega. Ternyata itu yang dimaksud kekasihnya mengenai membahayakan hubungan mereka. Karena dia tak yakin dia mampu berselingkuh dan mendua hati, maka Reiko sepertinya bisa tenang mengenai masalah itu.     

Setelah itu, Reiko pun menganggukkan kepala saat menyatakan kesediaannya untuk menikah dengan Nathan Ryuu. Dan di sinilah dia sekarang, di mobil dalam perjalanan pulang usai dari balai kota.     

"Ohh, Ryuu! Bagaimana dengan Magnifico? Aku lagi-lagi membolos!" Reiko selalu saja terlupa pada pagi harinya mengenai pekerjaannya ketika dia mengalami sesuatu yang besar di malam hari.     

"Apakah Nyonya Muda Onodera masih perlu mengkhawatirkan tentang itu?"     

"Ryuu! Bukankah kau berkata aku masih boleh bekerja usai menikah?" Reiko cemberut. "Apa kau-ummchh ... Ryuu ... mssfhh ...." Dia sudah dibungkam terlebih dahulu oleh bibir suaminya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.