Inevitable Fate [Indonesia]

Terjadi Lagi



Terjadi Lagi

0Uzou muzou hito no nari (Banyak omong kosong, sifat asli manusia)     
0

Kyosei shinshou jingai mononoke mitai da (Kosong, ilusi, tak berpenghuni, bagaikan roh jahat)     

- Kaikai Kitan (Kisah Misterius yang Beredar) by EVE - OST. Jujutsu Kaisen -     

=============     

Nathan Ryuu menanya pada Reiko kapan istrinya itu bersedia pindah ke rumahnya. Tentunya dia memang lebih merasa aman dan nyaman jika bisa hidup bersama Reiko di tempat hunian pribadinya yang pastinya memiliki sistem keamanan yang baik ketimbang tempat publik seperti apato ini.     

"Um ... yah, mungkin ... um, aku belum tahu, Ryuu. Mungkin ketika aku sudah siap mengumumkan hubungan kita secara resmi.     

"Baiklah. Tapi itu tentunya jauh sesudah kau membolehkan aku melakukan kewajibanku sebagai seorang lelaki dan suamimu, kan?" sindir Nathan Ryuu.     

"Errnghh ...." Reiko mengerang mendengar sindiran suaminya dan ditanggapi tawa kecil Nathan Ryuu.     

Malam itu, sekali lagi Reiko dimanjakan secara penuh sampai mencapai orgasme sebelum dia terkapar lemas tak memiliki sisa tenaga meski dia hanya mengerang dan mendesah saja. Namun, begitu dia diterjang ombak orgasme, seluruh tenaganya lenyap.     

Dari suaminya juga dia mulai paham apa itu orgasme dan itu juga merupakan dorongan yang dia rasakan yang dia salah pahami sebagai keinginan berkemih.     

Dan Reiko hanya bisa merasa menyesal karena lagi-lagi suaminya harus pergi ke kamar mandi usai membuat Reiko terkapar. Ingin mengatakan sesuatu, namun Reiko terlalu lelah dan matanya juga tak mau berkompromi lagi.     

Makanan berlimpah dan orgasme. Dua kombinasi berbahaya yang membuat matanya lekas terekat erat hingga susah dipisahkan.     

Ryuu, maaf yah! Reiko mengucapkan itu di hatinya secara tulus sebelum kesadarannya mulai diambil alih oleh Hipnos (Dewa Tidur dalam mitologi Yunani)     

-0-0-0-0-     

Pada paginya, Reiko mendengar alarm di ponselnya berbunyi. Mendengar itu, mau tak mau dia harus membuka matanya karena harus bekerja. Tidak mungkin dia libur lagi. Semua cuti bulan ini sudah dia ambil.     

Maka, dengan mengerang dan hendak menggapai ponselnya di meja nakas, Reiko menggeliat sebentar untuk kemudian menemukan dirinya sedang dipeluk suaminya.     

Yang membuat dia merona bagai ceri adalah kenyataan bahwa mereka berada di dalam selimut tanpa sehelai benang, sama-sama telanjang.     

Ya ampun, apakah dia harus membiasakan tidur tanpa busana mulai sekarang?     

Bergerak perlahan-lahan agar tidak membangunkan suaminya, Reiko justru menemukan dirinya dibelit lebih erat. "Ryuu!" Segera dia tahu suaminya ternyata sudah bangun meski matanya masih terpejam.     

"Hendak lolos ke mana, hm?" tanya Nathan Ryuu dengan suara seraknya, masih terus memejamkan mata.     

"Tentu saja bekerja. Apalagi memangnya? Aku sudah kehabisan jatah cutiku bulan ini." Reiko menjawab dan secara pelan menyingkirkan lengan suaminya yang berada di pinggangnya.     

"Hm, baiklah. Minta Hazuki mengantarmu bekerja." Nathan Ryuu mengajukan Hazuki, nama sopirnya, untuk mengantarkan Reiko pergi ke Magnifico.     

"Tidak usah, Ryuu. Aku risih jika datang ke sana memakai mobil mewah. Aku tidak ingin menarik perhatian apapun dari rekan-rekanku di sana." Reiko sudah berhasil membebaskan diri dari Nathan Ryuu dan bergegas ingin ke kamar mandi.     

Mata Nathan Ryuu membuka sedikit ketika melihat punggung istrinya sebelum Reiko menghilang di balik pintu kamar mandi.     

Belasan menit kemudian, Reiko sudah keluar dari kamar mandi dan mulai berpakaian. Tangannya meraih satu stel baju untuk dia kenakan. Hanya kaos sederhana dan celana jins biasa.     

Namun, Nathan Ryuu tiba-tiba bersuara dari kasur tanpa membuka matanya, "Pakailah baju yang lebih bagus."     

"Hm?" Reiko menoleh ke belakang, suaminya sedang mengigau atau apa? Ohh, matanya masih tertutup, maka itu mungkin hanya igauan saja.     

Ketika dia hendak memakai kaosnya, suara dari belakangnya muncul lagi. "Pakai yang lebih bagus atau aku akan membuatmu tak bisa masuk kerja hari ini."     

"Ryuu!" Reiko menoleh ke belakang dan mendapati suaminya sudah terkekeh sambil membuka sedikit matanya. Lelaki mesum itu! Tak berdaya, Reiko pun patuh dan mengambil baju yang lebih terlihat bagus ketimbang yang sebelumnya.     

Atasan rajut model crop-top warna krem muda dengan dilengkapi rangkapan kamisol warna senada namun modelnya menyerupai baju renang agar tidak perlu mengumbar perutnya. Untuk celana, dia memilih yang berbahan wol berwarna coklat.     

Kemudian, dia melihat mantel rajut juga dan memilih itu. Sedangkan sepatu, dia akan memakai jenis boot hitam saja. Puas dengan pilihannya, Reiko pun mulai mengaplikasikannya pada tubuh dia.     

Dan ketika dia hendak mengambil tas selempang biasa warna kelabu, suara suaminya terdengar lagi, "Pakailah tas Chanel yang kita beli."     

"Ehh? Pakai tas itu? Apakah tidak terlalu berlebihan memakai itu di Magnifico?" Reiko ragu.     

"Apakah karyawan di sana tak ada yang memakai barang mahal?"     

Reiko berpikir sejenak dan dia teringat banyak di antara rekan-rekan kerjanya bergaya habis-habisan, apalagi jika mereka memiliki jadwal acara khusus sepulang kerja. Dia juga ingat ucapan Ino mengenai banyaknya karyawan yang mulai berlomba pamer penampilan sejak Magnifico melejit dan terkenal.     

Artinya, gaji mereka mulai menanjak hingga mereka lebih sejahtera ketimbang sebelumnya.     

Melihat istrinya tidak berkata apa-apa dan tenggelam dalam pemikirannya, Nathan Ryuu terkekeh, yakin dugaannya benar. "Lekas ambil tas itu dan pergilah. Jaga dirimu baik-baik, jangan berbuat apapun yang membuatku cemburu, oke?"     

"Iya, iya, aku tahu." Reiko tersenyum dan menyambar tas Chanel warna hitam berbahan rajut pula, dan pamit, "Aku pergi dulu, Ryuu." Tapi, dia malah mendapati wajah cemberut suaminya. "Ada apa?"     

"Kau melupakan sesuatu," ujar Ryuu dengan tatapan muram.     

"Melupakan sesuatu? Apa, yah!" Reiko bingung sambil memeriksa penampilannya.     

"Tsk! Kemari, gadis nakal!" Tangan Nathan Ryuu melambai ke Reiko. Gadis itu patuh dan mendekat ke suaminya yang masih rebah. Seketika, tengkuk Reiko diraih dan lehernya diturunkan. "Umcchh! Ingatlah untuk selalu mencium jika hendak pergi, oke?"     

Reiko melongo dan lekas sadar untuk mencubit suaminya. "Kau ini ... manja."     

Mendengar itu, kemuraman belum sirna dari wajah Nathan Ryuu. Namun, detik berikutnya, Reiko merunduk tulus untuk melabuhkan kecupan pada pipi dan bibir suaminya dengan singkat. "Aku pergi."     

Tersenyum senang, Nathan Ryuu mengangguk. Lalu, Reiko berjalan cepat ke pintu dan segera keluar dari unitnya.     

Setibanya di Magnfico, dia teringat akan Azuka. Gadis itu begitu kejam meracuni dirinya. Lantas, bagaimana nantinya jika bertemu Azuka?     

Reiko harus menarik napas dalam-dalam sebelum masuk ke ruangan pekerja. Namun, ketika dia melangkah di ruangan itu, dia menyadari sepertinya ada banyak tatapan mata jatuh ke dirinya. Ada apa, yah?     

"Kalian harus tahu, dia benar-benar perempuan jalang yang dipelihara om-om beristri! Aku malah melihat dia keluar dari tempat karaoke dengan dua lelaki! Sepertinya dia kurang puas dengan permainan cukong tuanya. Hi hi!" Azuka berceloteh pelan di kerumunan beberapa karyawan.     

"Ohh, pantas saja aku melihat dia pakai barang mewah beberapa hari ini! Kupikir dia gadis dusun." Salah satu dari kerumunan menimpali Azuka.     

"Sepertinya kita tidak boleh lagi tertipu dengan imej gadis dusun. Ha ha! Terkadang gadis dusun justru lebih liar daripada gadis kota seperti kita." Yang lainnya ikut berkomentar.     

"Wah, apakah itu artinya dia bisa dibayar?" Karyawan pria memunculkan mata berminat dia. "Rasanya aku tak keberatan meski dia sudah dimiliki cukong tua atau dua lelaki tadi."     

Azuka terkekeh senang hasutannya berhasil. Tapi, saat dia menemukan Reiko sudah melangkah masuk ke ruangan, dia segera memberi kode dengan dagunya sehingga kerumunan itu pun menoleh ke Reiko.     

Ini ditangkap mata Reiko dan dia menegang. Kenapa mereka menatap seperti itu padanya? Apalagi ada Azuka di sana.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.