Inevitable Fate [Indonesia]

Mempertanyakan Diri Sendiri



Mempertanyakan Diri Sendiri

0kimi ga tsurai toki wa (jika kau dalam kesusahan)     
0

boku wo yonde hoshii (kuharap kau memanggilku)     

- Bodyguard (Japanese Ver.) by SHINee -     

==========     

Dengan cepat, Tomoda beserta semua anggota genk dan beberapa preman yang membantunya dibekuk oleh pasukan polisi yang didatangkan Nathan Ryuu.     

Jika tuan muda Onodera ini sudah bertindak, siapa yang bisa lolos dari cengkeramannya? Apalagi keroco kecil macam Tomoda.     

Nathan Ryuu sudah sejak lama menahan diri pada pemuda berandalan itu. Sejak dia mengetahui Reiko tidak muncul di lapak Bu Sayuki beberapa waktu silam, pemuda Onodera langsung mengerahkan anak buahnya untuk mencari tahu informasi sedetil mungkin.     

Dan dalam waktu singkat, Nathan Ryuu mengetahui insiden Tomoda berusaha menumpangkan tangan kotornya untuk melecehkan Reiko di rumah Bu Sayuki dan malah berakhir dengan pengusiran Reiko. Dia mengetahui itu dari anak buah yang dia suruh berjaga di dekat rumah Bu Sayuki.     

Meski anak buah itu melihat Reiko berjalan lunglai keluar dari rumah Bu Sayuki waktu itu, sang anak buah tidak berani berbuat apapun dan hanya bisa mengikuti Reiko hingga ke area pemakaman. Ketika si anak buah menghubungi Nathan Ryuu, ternyata pemuda itu sedang berada di luar negeri dan tidak bisa diganggu.     

Ketika mendengar seluruh cerita dari anak buahnya mengenai insiden Reiko dan keluarga Bu Sayuki setelah dia sampai di Jepang kembali, Nathan Ryuu sempat hampir membunuh Tomoda, namun dia masih berusaha menahan emosi dan mengerahkan tenaganya untuk mengumpulkan informasi selanjutnya mengenai keberadaan Reiko.     

Dan ketika dia mendengar dari anak buahnya mengenai Reiko yang ditampung di sebuah rumah kecil di dekat area pemakaman dan diperlakukan baik di sana, barulah tuan muda itu merasa tenang.     

Dia sengaja tidak ingin terlalu mencolok muncul terus-menerus di depan Reiko atau gadis itu akan berpikir macam-macam mengenai dia dan bahkan menakuti Reiko. Maka dari itu, dia hanya akan memunculkan dirinya jika keadaan sudah sangat mendesak saja untuk Reiko.     

Terlebih saat ini, ketika kehormatan Reiko hendak direnggut dengan cara tak pantas, mana mungkin Nathan Ryuu masih menyembunyikan dirinya? Ingin menaruh tangan di gadis yang telah menarik perhatian tuan muda Onodera, seberapa besar nyali Tomoda, huh?     

"Kemarikan ponselmu." Nathan Ryuu mengulurkan tangan, meminta barang yang dia sebutkan tadi dari Reiko.     

"Ehh? Untuk apa?" Reiko mempererat mantel tebal panjang Nathan Ryuu di tubuhnya karena udara malam ini sangat dingin.     

"Jangan khawatir, aku takkan merampas ponselmu." Senyum simpatik lelaki itu terurai begitu saja ke Reiko.     

Reiko tersenyum pahit. Tentu saja. Mana mungkin lelaki sekaya Nathan Ryuu akan merampas ponselnya yang hanya berharga murah. Tangannya pun merogoh ke saku celana dan memberikan benda itu ke Nathan Ryuu.     

Segera, tuan muda Onodera membuka kuncinya setelah Reiko memberitahunya dan lelaki itu mengetikkan beberapa kali di layar ponsel itu sebelum mengembalikan ke Reiko. "Ini."     

Reiko menerima ponselnya dan melihat apa sebenarnya yang dilakukan Nathan Ryuu pada ponsel itu ketika dia menemukan bahwa sesuatu yang baru dibuka pria itu adalah bagian nomor kontak. "Ini ...." Ia menatap heran ke Nathan Ryuu.     

"Simpanlah nomorku dan aku harap kau bersedia menghubungi aku kapanpun ketika kau dalam kesulitan."     

"Ehh?"     

"Ohh, jika kau ingin menghubungiku ketika kau ingin mengobrol denganku pun ... itu sama sekali tidak masalah."     

Kemudian, Reiko sudah diantar kembali ke rumah Bu Chiyo, menolak untuk pergi ke rumah sakit dengan alasan dia tidak mengalami cedera apapun. Nathan Ryuu mengalah dan ikut apa kata Reiko.     

Di rumah kecil itu, Bu Chiyo menyambut dengan raut terkejut melihat Reiko turun dari mobil sambil menangkup erat mantel panjang pria menutupi tubuhnya karena kemejanya telah terkoyak. "Rei-chan! Kenapa? Ada apa?"     

Apalagi ketika melihat Yuza, cucunya, yang dalam keadaan babak belur. Yuza juga menolak ke rumah sakit dan berkata bisa merawat sendiri luka-lukanya.     

Yuza pun menjelaskan pada neneknya mengenai insiden malam ini. Betapa geramnya Bu Chiyo dan Pak Ebizo mendengar cerita cucu mereka. Tapi mereka bersyukur cucunya dan Reiko baik-baik saja sekarang.     

Kemudian, kedua pasangan tua itu mengucapkan terima kasih mendalam pada Nathan Ryuu.     

Lelaki Onodera itu pun pulang tak lama setelah dia mengantarkan Reiko dan Yuza ke rumah sederhana itu.     

Di mobil, saat ini hanya ada Itachi yang menyertainya. Mungkin Zuko sudah kapok jika harus menemani majikannya datang ke pasar jajan.     

"Tuan, maafkan jika saya lancang bertanya," tutur Itachi ketika mobil sudah meluncur keluar dari area rumah Bu Chiyo.     

"Katakan saja, Itachi." Nathan Ryuu menyamankan dirinya di kursi dengan manajer kepercayaan dia duduk di sebelahnya di kabin belakang mobil mahal tersebut.     

"Apakah Tuan bersungguh-sungguh dengan Nona Arata?" Itachi melirik bosnya. Kira-kira, apa yang akan diberikan sang bos sebagai jawaban?     

"Hm, apakah aku terlalu kentara, Itachi?" Nathan Ryuu justru menyandarkan kepalanya dengan damai sambil pejamkan mata.     

"Di mata saya, iya. Tapi yang membuat saya bertanya-tanya, kenapa Tuan tidak langsung bergerak cepat dan melamar Nona Arata, ketimbang hanya terus mengikuti dan muncul ketika Nona dalam bahaya?" Meski topik seperti ini sebenarnya sesuatu yang sensitif ditanyakan seorang bawahan pada bosnya, namun Itachi percaya Nathan Ryuu takkan marah karena dia sudah mengenal baik perangai Nathan Ryuu yang tidak semena-mena hanya karena lelaki itu memiliki kuasa dan harta.     

"Hm ... tidak bisa begitu, Itachi. Mendekati seorang perempuan juga ada seninya." Kepala Nathan Ryuu menoleh sedikit ke Itachi sambil matanya membuka. "Ini tidak seperti ketika kita hendak mengambil sebuah perusahaan kecil yang hampir bangkrut. Khe he he ... harus ada seninya. Kau harus ingat itu, Itachi, agar kau juga bisa secepatnya mendapatkan perempuan untukmu sendiri."     

Meski apa yang disampaikan bosnya merupakan sodokan tepat ke titik terlemahnya, namun Itachi tetap mempertahankan sikap tenangnya dan melanjutkan bicaranya. "Sepertinya Tuan sudah sangat jatuh cinta pada Nona Arata."     

"Hm, entahlah, Itachi ... aku sendiri juga bingung dengan diriku. Kenapa aku melangkah sejauh ini untuk seorang perempuan? Jangankan kamu, aku sendiri juga kerap mempertanyakan ini pada diriku." Nathan Ryuu tidak berbohong atau melebih-lebihkan ini karena memang itu terjadi sesuai dengan apa yang dia ucapkan.     

Tuan muda ini sampai sekarang juga masih terheran-heran dengan dirinya sehubungan dengan masalah Reiko. Apakah dia hanya penasaran saja pada Reiko? Atau dia hanya merasa iba pada kemalangan gadis yatim piatu itu? Atau ... memang seperti yang diucapkan Itachi?     

Benarkah dia sudah jatuh cinta pada Reiko?     

"Lalu, Tuan ... apakah ini artinya hati Anda sudah mulai terbuka untuk perempuan lain?" Dengan keberanian lebih tinggi, Itachi menanyakan hal ini.     

Tentu saja, dia sudah mengetahui perihal apa yang sedang dia tanyakan, oleh karena itu dia nekat melangkahkan kaki melewati batas itu karena pertanyaan tersebut terus saja menggedor kepalanya setiap hari setiap ia melihat bosnya bersikap penuh perhatian dan protektif terhadap Arata Reiko.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.