Inevitable Fate [Indonesia]

Akan Bersaing Dengan Nathan Ryuu



Akan Bersaing Dengan Nathan Ryuu

0Don't you give up, nah-nah-nah     
0

I won't give up, nah-nah-nah     

Let me love you .. Let me love you     

- Let Me Love You by Justin Bieber & DJ. Snake -     

============     

Nathan Ryuu terdiam segera ketika manajernya mengatakan itu. Dia sangat paham arah mana yang dimaksud oleh Itachi.     

Apakah ini artinya hati Anda sudah mulai terbuka untuk perempuan lain?     

Pertanyaan ini seperti mengiris kesadaran di hati Nathan Ryuu. Memunculkan berbagai macam lonjakan di benak Onodera tanpa bisa ditahan. Bagai ada ombak besar menghantam kepala tuan muda itu.     

Mengetahui bosnya langsung diam, Itachi langsung menggeser tubuhnya menghadap ke Nathan Ryuu dan membungkuk melakukan ojigi, "Maafkan saya yang lancang ini, Tuan!"     

"Ohh, ehm, santai saja, Itachi. Hm, yah ... sepertinya apa yang sedang kau pikirkan itu ada benarnya. Aku ... aku sepertinya sudah terbebas dari belenggu cinta masa laluku." Dan ingatannya melempar dirinya pada satu sosok .... Ruby, mantan istrinya yang memilih anak tiri ketimbang dirinya.     

(Author: kisah panas mengenai Ruby yang mencintai anak tirinya sendiri meski telah menikahi Nathan Ryuu, bisa kalian temukan di novel saya satunya yang telah tamat, Lady in Red 21+)     

Ruby adalah sosok wanita yang mengikat hati Nathan Ryuu begitu erat, menjerat lelaki itu pada sebuah cinta buta tuli. Meski dia dikhianati wanita itu, namun rasa cinta dan pemujaan di hati Nathan Ryuu tak pernah padam dan terus berkobar bahkan meski akhirnya dia mengetahui wanita tercintanya itu mengalami nasib buruk bersama anak tirinya, Onodera ini masih menyimpan perasaan indah itu jauh di dalam hatinya.     

Namun, setelah kehadiran Reiko, alam cinta Nathan Ryuu terguncang hingga dinding itu pun roboh tanpa bisa dia cegah.     

Reiko sepertinya berhasil meruntuhkan dominasi Ruby di hati Onodera Ryuzaki. Sesuatu yang tidak pernah berhasil dilakukan wanita manapun selama kurun waktu bertahun-tahun ini.     

Jika banyak wanita ingin melemparkan diri mereka dengan suka rela dan penuh pengharapan ke pelukan Nathan Ryuu, namun berbeda jauh dengan Reiko. Gadis itu justru memandang curiga pada Onodera Ryuu dan memilih untuk menghindari lelaki yang menjadi dambaan banyak wanita kaya di Jepang dan Eropa.     

Inilah yang membuat kepala Itachi cukup pening ketika dia memikirkan ini. Bahkan mungkin Nathan Ryuu sendiri juga akan secara diam-diam mempertanyakan disposisi dia sendiri di depan Reiko. Sampai dirinya dihindari gadis itu, apakah dia tidak cukup menarik di mata sang gadis Arata?     

Di tempat lain, Tomoda dan gerombolannya sedang diproses di kantor polisi dan setelah semalaman penuh, akhirnya gerombolan berandalan itu pun mendapatkan putusan menyakitkan, mereka akan dipenjara untuk beberapa bulan.     

Mungkin ini terkesan terlalu ringan untuk menghukum Tomoda dan gerombolannya, namun tidak demikian yang dipikirkan Bu Sayuki.     

Ketika Bu Sayuki mendapatkan berita mengenai putranya dari polisi, dia meraung sejadi-jadinya, memukuli dadanya sambil menangis, seakan anaknya sedang mengalami ketidakadilan yang menyedihkan. "Anakku yang malang! Anakku yang malang!" teriaknya sambil merosot ke tanah dan polisi tak bisa berbuat apa-apa dan meninggalkan tempat itu.     

Dengan meringkuknya Tomoda di penjara, bukankah ini artinya Bu Sayuki harus mengurus dagangannya sendirian saja tanpa bantuan siapapun?     

"Jalang itu! Rubah jalang sialan itu!" geram Bu Sayuki sambil memikirkan Reiko dengan memunculkan wajah kejamnya sembari tangan terkepal.     

-0-0-0-0-0-     

Yuza dan Reiko cukup beristirahat tidak berdagang selama sehari penuh dan di hari berikutnya, mereka pun akhirnya kembali berdagang di tempat baru sebelumnya.     

Kali ini, dengan ditangkapnya banyak preman area itu, menyebabkan keadaan jadi lebih damai dan pedagang juga ikut senang.     

Perlahan, pembeli mulai mendatangi lapak jualan Yuza dan dengan itu, mereka benar-benar mendapatkan pelanggan baru, sesuai dengan yang diharapkan Yuza.     

Apalagi ketika lapak takoyaki itu disambangi oleh Onodera Ryuzaki, pria kaya itu secara mengejutkan memborong semua stok takoyaki di etalase Yuza, bahkan rela menunggu beberapa menit untuk takoyaki yang lebih banyak.     

Di waktu rehat, dan tak ada pembeli, Yuza duduk menyebelahi Reiko. "Hei, Reiko-chan ... sebenarnya siapa Nathan Ryuu itu, sih? Sepertinya dia begitu memperhatikanmu, yah!"     

"Eh? Benarkah begitu?" Reiko yang sedang mengiris-iris sayuran pun terpaksa berhenti dan menoleh ke Yuza. "Memperhatikan aku?"     

"Tentu saja! Itu kan sungguh kentara! Mana mungkin kau sendiri tidak menyadarinya?" Yuza memutar kursinya sehingga bisa menghadap langsung ke Reiko.     

"U-um, yah ... aku sih memang pernah memikirkan itu ... tapi ... ahh, sepertinya dia hanya seorang teman yang baik." Bahkan dia sendiri tidak yakin dengan jawabannya. Terbukti dari nada suaranya yang agak ragu.     

"Tsk! Reiko-chan, bukankah itu sudah jelas terlihat kalau lelaki itu memiliki perasaan padamu?" Yuza cemberut. Tidak bisa dipungkiri bahwa dia cemburu.     

"Begitukah?" Reiko membulatkan matanya, masih menjeda irisannya pada sayuran di depannya. "Humm, ini juga seperti yang dikatakan Ru-chan padaku."     

"Nah, kan!" Yuza semakin bersemangat meski ada kobaran api cemburu di dadanya. "Bahkan Runa yang bodoh saja bisa mengetahui itu!"     

Reiko muram seketika dan bertanya, "Apakah ini maksudnya aku idiot karena lebih bodoh dari Ru-chan?"     

"Ha ha ha! Aku tidak berkata seperti itu, loh!" Yuza tertawa ringan sambil menggaruk belakang kepalanya. "Oh ya, apa kabar Runa? Sepertinya dia lama tidak muncul."     

"Um, kemarin Runa berkata dia mendapat banyak sekali tugas sampai tak bisa pulang di akhir pekan." Reiko mengingat pesan dari sahabatnya itu. Inilah kenapa sampai sekarang Runa tidak mengetahui mengenai kejadian mengenaskan yang menimpa Reiko. Runa harus tetap di asrama karena tugas dari kampus begitu menyita waktunya sehingga harus mengurungkan niat pulang ke rumah.     

"Ohh, pantas saja." Yuza mengangguk.     

Lalu, Reiko meneruskan urusannya dengan bahan-bahan takoyaki karena semua sudah diborong Nathan Ryuu sehingga mereka butuh bahan baru untuk membuat takoyaki yang baru.     

Sementara Reiko bekerja mengiris-iris bahan, Yuza memerhatikan gadis itu dengan wajah muram. Tidak bisa dia pungkiri bahwa dia menyukai Reiko. Gadis itu telah menghujam di hatinya tepat setelah pertemuan pertama mereka.     

Sebagai lelaki normal dan sehat, mana mungkin Yuza tidak tertarik pada Reiko? Apalagi gadis itu ramah dan tidak sombong, menyenangkan untuk diajak mengobrol pula. Mana bisa dia tidak jatuh cinta?     

Namun, kini dia harus bersaing dengan lelaki kaya bernama Nathan Ryuu, bagaimana mungkin dia tidak muram? Namun, setidaknya dia memiliki keuntungan lebih banyak ketimbang Nathan Ryuu, yaitu bisa memiliki waktu lebih banyak dengan Reiko, ya kan?     

Memikirkan ini cukup menyenangkan hati Yuza meski hanya sebuah penghiburan saja. Yah, tak mengapa! Selama Reiko belum menjatuhkan pilihan, maka Yuza tidak keberatan bersaing dengan Nathan Ryuu!     

-0-0-0-0-     

Hari berikutnya, ketika Yuza dan Reiko baru saja tiba di tempat berjualan baru mereka, hendak menurunkan seluruh alat dari mobil, keduanya dikejutkan dengan adanya lapak okonomiyaki di sebelah lapak tempat Yuza berjualan.     

Yang membuat mereka terkejut bukan lapak okonomiyakinya, melainkan pemiliknya.     

"Shingo-san?" Reiko terkejut dan menyebut nama pemilik lapak itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.