Inevitable Fate [Indonesia]

Menikmati Makanan Indonesia



Menikmati Makanan Indonesia

0Tonight I'm gonna have myself a real good time     
0

I feel alive     

- Don't Stop Me by Queen -     

===========     

'Aku sedang menikmati kencanku'? Reiko tak bisa berkata-kata banyak mengenai ucapan dari pemuda Onodera di depannya. Kenapa lelaki ini seenaknya saja memburaikan kata-kata sehingga hatinya berdebar-debar tak karuan. Ditambah senyuman macam itu?     

Apakah begini rasanya dipuji dan dirayu kekasih?     

"Tsk! Kau ini." Reiko salah tingkah. Pandangannya berkeliling ke tempat itu. "Aku ... aku sudah beberapa kali ke sini, dan makanan apapun di sini tidak pernah mengecewakan. Ohh, di sebelah juga restoran Tropiza, tapi itu lebih dikhususkan untuk para remaja dan anak kecil. Di sana kursi dan mejanya begitu lucu-lucu. Ada yang bentuk es krim kotak, atau buah. Kapan-kapan kita mencoba di sana, yah!"     

"Tropiza Teen?" tanya Nathan Ryuu sambil tidak mengalihkan pandangannya ke Reiko.     

"Ya. Itu namanya. Aku lebih sering datang ke Tropiza Teen ketimbang yang ini."     

"Kenapa tadi kau tidak membawaku ke Tropiza Teen saja?"     

"Um, yah ... karena kau pikir kau akan ... tidak nyaman dengan suasana di sebelah."     

"Kalau begitu, kita pindah saja ke sebelah. Sepertinya kau lebih suka di sana daripada di sini."     

"Ehh! Jangan! Kita sudah terlanjur memesan, ya kan?"     

"Baiklah, setelah selesai makan di sini, ayo makan dessert di Tropiza Teen."     

Kemudian, pelayan datang membawakan semua pesanan mereka. Mata Nathan Ryuu mau tak mau beralih ke hidangan yang sedang ditata pelayan di mejanya. "Hm, sepertinya memang enak, terbukti dari bau harum dan menggugah selera."     

"Benar, aku pastikan ini enak. Ayo makan!" Reiko menjawab dan kemudian berterima kasih pada pelayan yang ketampanannya bagai artis Chris Hemsworth muda.     

Tak bisa disangkal, daya tarik restoran Tropiza ini tidak hanya pada makanannya yang enak atau tempatnya yang nyaman, namun juga dari para pelayannya.     

Mata pengunjung akan dimanjakan ketika wajah-wajah seperti Chris Hemsworth, Leonardo Dicaprio, Enrique Iglesias, Siwon Super Junior, Tony Leung, Yang Yang, Robert Pattinson, Kim Kardashian, Shin Min-ah, atau Gal Gadot berseliweran mengantarkan makanan.     

"Sepertinya wajah pelayan di sini agak aku kenali." Nathan Ryuu mulai menyadari keanehan tersebut.     

"Hi hi, mereka mirip dengan artis dunia, ya kan?" Reiko sambil mulai menyuapkan nasi dengan ayam gepreknya.     

"Benar. Sesaat aku pikir aku sedang berada di Hollywood atau apa, tapi ... mereka tidak mungkin mengoperasi wajah seseorang agar mirip dengan artis dunia, kan?" Nathan Ryuu masih takjub.     

"Dulu sempat dituduh demikian oleh beberapa haters Tropiza, tapi kemudian sudah dibuktikan banyak pakar dokter bedah estetika, wajah mereka semua asli, tidak tersentuh pisau operasi apapun. Ajaib, kan?" Reiko menjelaskan singkat mengenai huru-hara yang pernah terjadi di Tropiza ini.     

"Wah, sepertinya aku melewatkan berita semacam itu dulu, ha ha." Nathan Ryuu pun mulai mengambil ayam geprek seperti Reiko dan membawanya ke piring dia sendiri.     

"Kau belum melihat yang di Tropiza Teen." Reiko berkata usai menelan suapan ayam gepreknya.     

"Ohh? Ada apa di sana?" Mata Nathan Ryuu tampak penasaran.     

"Nanti kau akan tahu sendiri." Reiko tertawa kecil dan menyuapkan lagi ayam gepreknya.     

Nathan Ryuu pun memulai makannya. Sedikit nasi dan ayam geprek sambal setan. Namun, begitu ayam itu tiba di lidah sang Onodera, pria itu membelalakkan mata, nyaris tersedak.     

Melihat itu, Reiko tertawa geli. "Kenapa, Ryuu? Kaget?"     

"Ini ... pedas nian," jawab Nathan Ryuu sembari menutupi mulutnya menggunakan kepalan satu telapak tangannya secara elegan. "Pfttt! Ini pasti cocok untuk Itachi. Aku harus merekomendasikan ini padanya."     

Meski tersengat rasa pedas, namun Nathan Ryuu masih maju terus. Ini membuat Reiko tak enak hati sendiri, seakan dia sudah menjebak lelaki itu pada makanan pedas level tinggi.     

"U-um, Ryuu ... kalau kau tidak kuat, jangan diteruskan." Reiko khawatir dengan lambung sang kekasih.     

"Terima kasih atas perhatianmu, Rei. Tapi ini ternyata enak. Walau pedas menggigit, he he. Tapi rasanya sungguh ajaib dan rasa pedasnya kupikir ... tidak mendominasi." Tuan muda itu masih saja mengambil ayam geprek dan menyuapkan ke mulutnya dan kemudian desis kepedasan keluar namun dia sepertinya benar-benar menikmati. "Makanan pedas yang bermutu itu yang pedasnya tidak menutupi cita rasa masakan utamanya."     

Reiko tak bisa lebih setuju lagi mengenai ayam geprek di Tropiza Family. Dia setuju dengan ucapan kekasihnya. Inilah kenapa dia paling cocok dengan ayam geprek di restoran ini.     

Di tempat lain juga menyajikan masakan serupa, hanya ... cita rasa ayam dan bumbunya tenggelam oleh rasa pedas, membuat seseorang tidak bisa menikmati apapun selain hanya pedas saja. Untuk apa? Kecuali seseorang sedang bertanding makan pedas, rasa mungkin tidak dibutuhkan.     

"Jangan lupa mencicipi sate kambing ini, Ryuu." Reiko mengambilkan dua tusuk sate dan menaruh di piring Nathan Ryuu.     

"Ohh! Sate? Sepertinya aku pernah mendengar sate adalah makanan Indonesia yang banyak disukai orang-orang luar negeri itu, benar?" Nathan Ryuu menggali ingatannya.     

"Benar. Sate, nasi goreng, dan juga rendang." Ada rasa bangga di hati Reiko menyebutkan masakan terkenal dari negara ibunya.     

"Ahh! Aku sudah pernah mencicipi rendang dan nasi goreng ketika di Eropa, dan aku menyukainya." Nathan Ryuu teringat akan pengalaman makan di restoran Indonesia di Belanda ketika dia di sana.     

"Ya, dua itu memang seperti menjadi ikon masakan Indonesia di dunia, he he." Reiko sudah tidak lagi mengambil ayam geprek dan beralih ke udang saus padang dan nasinya diguyur sayur asam. "Untung saja aku tidak memesankan itu, yah! Aku ingin kau mencoba yang lainnya."     

"Siapa takut!" Nathan Ryuu tersenyum dan dia memulai menyantap sate kambingnya. Dalam gigitan pertama, matanya membelalak. "Hm, ini enak sekali! Aku pikir daging kambing itu ... bau? Tapi ini ... ini enak, manis, pedas dan sama sekali tidak berbau tajam!"     

Dengan begitu, tangan Nathan Ryuu sibuk mengurai daging kambing dari tusuk satenya dan dia riang gembira mengambil tusuk demi tusuk lainnya. "Bolehkah ini aku habiskan?" Ia bertanya dulu ke Reiko, siapa tahu gadis itu juga ingin sate kambing.     

"Umh, ambil saja semuanya, Ryuu! Aku sudah ada udang ini." Reiko tidak masalah jika Ryuu menghabiskan semua sate berjumlah 10 tusuk itu.     

"Apakah udangnya enak?" Rasa penasaran Nathan Ryuu timbul.     

Anggukan Reiko merupakan jawaban. "Ini memang enak. Udangnya renyah dan saus padangnya nikmat!"     

"Berikan padaku." Nathan Ryuu ingin mencicipnya.     

Reiko hendak menyodorkan satu udang tepung saus padang ke Nathan Ryuu, namun lelaki itu menggeleng.     

"Suapkan ke aku."     

Mata Reiko mendelik. Lelaki ini! Tapi dia tahu dia tak bisa menolak permintaan remeh dan manja itu, lalu menempatkan sedikit nasi putih dan udang saus padang di atasnya, lalu sendok itu diarahkan ke mulut Nathan Ryuu.     

Pria itu menerima suapan Reiko dengan mata berbinar senang dan senyum lebarnya sambil dia mengunyah. "Ahh, ya benar! Ini enak. Astaga, kenapa tidak ada yang di bawah rata-rata di sini? Aku bisa jatuh cinta di sini!"     

Reiko lega dia mengusulkan makan malam di sini dan ternyata kekasihnya tidak kecewa dengan makanan di tempat yang dia pilihkan.     

Sepertinya kencan mereka akan lancar-lancar saja.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.