Inevitable Fate [Indonesia]

Memasrahkan Segalanya Padamu



Memasrahkan Segalanya Padamu

0When I close my eyes .. Is our first kiss     
0

The truth is I'm clueless .. A little bit hazy     

- Our First Kiss by Billy Gilman -     

===========     

Nathan Ryuu mengajak Reiko untuk berjalan-jalan sejenak di taman kompleks apartemen gadis itu sambil berpegangan tangan. Dan ketika mereka membahas mengenai pernikahan, tuan muda Onodera berhenti dan memposisikan gadisnya menghadap padanya.     

"Yang penting, sekarang kita bisa bersatu begini, aku lega dan tenang." Kemudian, tangan lelaki itu mengelus kepala Reiko sebelum menaikkan dagu gadis itu. "Selalulah memegang hatiku, jangan lepaskan, karena aku juga akan melakukan hal sama, Rei ...."     

Nathan Ryuu merunduk sedikit ke wajah Reiko. Gadis itu menyiapkan hati dan dirinya jika memang lelaki Onodera ini akan mengambil ciuman pertama dia pada bibirnya.     

Wajah tuan muda Onodera semakin dekat dan mendekat hingga tak berjarak lagi dari Reiko, dan ....     

"Umchh!" Sebuah kecupan yang dibalut dengan rasa kasih sayang pun berlabuh pada pipi kiri Reiko, gadis itu membuka mata dan agak linglung, pun ketika pipi kanannya dikecup juga dia masih mematung, tak percaya.     

Jadi ... pria ini hanya mengecup pipinya saja?     

"Umchh ...." Dan satu kecupan cukup lama pada kening Reiko, seolah tuan muda Onodera sedang mencurahkan segenap rasa sayang dia pada kecupan tersebut.     

Usai itu, mata tuan muda tertaut pada tatapan Reiko yang masih bertanya-tanya. "Kenapa, sayank? Kau sepertinya bingung akan sesuatu."     

"O-ohh! Tidak! Tidak ada!" Reiko tersadar dan merasa malu karena pertanyaan dari kekasihnya. Ia lekas kerjap-kerjapkan matanya, berusaha memahami tindakan lelaki di depannya. Ternyata lelaki itu tidak menyentuh bibirnya dan mengakibatkan Reiko bertanya-tanya.     

Namun, tatkala Reiko sedang memproses banyak pemikiran di kepalanya, mendadak saja tangan besar Nathan Ryuu sudah berada di dagunya dan sapuan ringan nan lembut bibir lelaki itu sudah memulas di bibir Reiko.     

Ehh?!     

Gadis itu termangu, tertegun tak menyangka bahwa pada akhirnya, ciuman pada bibir itu pun terjadi juga.     

Menatap wajah Nathan Ryuu, kini Reiko sepertinya paham jika kekasihnya tadi hanya menggoda dia saja dengan mengecup pipi dan keningnya ketika dia sudah mengira bibir adalah yang dituju lelaki itu.     

Dan ketika dia sudah menyangka mungkin Nathan Ryuu hanya ingin mengecup di dua tempat itu saja dan tidak ingin melangkah melebihi itu, mendadak saja Reiko dikejutkan gerakan tak terduga Nathan Ryuu saat bibir mereka dipertemukan dalam ciuman singkat namun lembut.     

Lelaki ini! Dia begitu pandai membolak-balikkan perasaan Reiko, ya kan?     

Terkekeh lirih, Nathan Ryuu masih mendekatkan wajah mereka meski usai berciuman beberapa detik yang singkat. Ibu jarinya menyapu bibir Reiko dengan gerakan perlahan dan menyenangkan. "Rasanya ini akan menjadi salah satu bagian favorit darimu, sayank."     

"Hah?" Reiko berusaha memproses ucapan lelaki Onodera ini yang cukup membingungkan. Atau dia saja yang terlalu bodoh hanya karena ciuman pertamanya sudah diambil?     

Belum sempat Reiko berlama-lama berpikir, lagi-lagi bibirnya disapu bibir lelaki itu. Kali ini, Reiko memejamkan matanya, memasrahkan semua ke Nathan Ryuu. Dia tidak memiliki pengalaman mengenai ini sama sekali dan membiarkan lelaki ini mengambil kuasa.     

Rupanya, Nathan Ryuu paham akan kepasrahan yang dipersilahkan oleh Reiko. Karena itu, dia tak segan-segan lagi untuk menikmati lebih lama bibir kenyal Reiko yang terasa menyenangkan ketika dihisap dan dilumat.     

Bahkan, kini tengkuk gadis itu sudah dikuasai satu tangan besar Nathan Ryuu, ditahan dengan lembut sambil tuan muda terus membuai Reiko dengan cumbuan bibirnya.     

Satu tangan lain tuan muda Onodera berlabuh pada punggung Reiko dan turun hingga batas pinggang, menarik pelan sehingga tubuh mereka tak memiliki celah seinci pun, dan tangan itu meremas pinggang belakang Reiko.     

Gadis itu seolah diterjang sensasi baru. Terlebih, Nathan Ryuu begitu lembut ketika menghisap dan melumat bibirnya, membiarkan Reiko untuk menghayati setiap hisapan dan lumatan yang ada, sehingga Reiko memahami kekhusyukan tindakan lelaki itu pada bibirnya.     

Ketika Nathan Ryuu memperdalam ciumannya, Reiko juga tidak menolak. Mereka sudah berstatus pasangan kekasih, dan sama-sama telah dewasa, tentunya hal demikian tidak perlu dipermasalahkan, bukan?     

Dan ketika lidah pemuda Onodera semakin merangsek ke dalam mulut Reiko, gadis itu pasrah membukakan akses ke sana, sehingga lidah mereka bisa saling bertemu. Gelenyar aneh menyergap di sekujur lidah Reiko, kekenyalan yang dia terima dan gelitikan ujung lidah Nathan Ryuu membuat dia terpaku tak mampu berbuat apapun.     

Lelaki ini ... apakah memiliki kekuatan Medusa? Reiko terus mempertanyakan ini, karena dia benar-benar secara ajaib tidak berdaya di bawah dominasi lembut sang tuan muda.     

Tanpa sadar, Reiko sudah mengalungkan dua tangannya ke belakang punggung Nathan Ryuu dan meremas mantel lelaki itu sebagai penyaluran segenap sensasi luar biasa yang dia rasakan.     

Reiko ... terlena dan terhanyut pada aksi bibir lelaki Onodera ini.     

Sementara lidah Nathan Ryuu terus memberikan pulasan lembut pada mulut dan lidah Reiko, gadis ini semakin yakin bahwa dia memang menginginkan Nathan Ryuu. Dia bahkan memercayai lelaki lembut ini.     

Mungkin memang sudah seharusnya dia meletakkan rasa percaya dia pada seseorang agar dia merasa tenang, damai dan terlindungi, tidak melulu berjuang sendirian menantang dunia. Mungkin tidak ada salahnya dia menyandarkan harapan dia pada lelaki ini.     

Ketika cumbuan dari Nathan Ryuu disudahi lelaki itu, Reiko limbung, nyaris jatuh apabila tidak dipeluk sang Onodera muda. Ia pun membuka matanya dan mendapati tatapan lembut kekasihnya, kemudian, terjangan rasa malu membuat Reiko memalingkan pandangan ke samping sambil merasakan pipinya menghangat.     

"Rei, kamu milikku dan aku milikmu. Jangan pernah melupakan itu," ucap lirih lelaki Onodera itu dengan suara parau seakan menahan sesuatu.     

Bagai terhipnotis, Reiko mengangguk patuh.     

"Ayo kita kembali ke apartemen, sebelum aku lupa diri dan akan memasukkanmu ke mobilku dan menculikmu. Ha ha ha ...." Lelaki itu sungguh seenaknya bicara.     

Reiko jadi tersipu dan menundukkan kepala, pasrah ketika tangannya digandeng erat lagi sembari berjalan menuju ke gedung apartemennya.     

Di depan pintu apartemen, Nathan Ryuu pamit pulang. "Jaga dirimu dengan baik di sini. Jangan tidur terlalu larut, yah! Besok aku akan menjemputmu."     

"A-ahh, jangan, Ryuu! Aku bisa berangkat sendiri ke tempat kerja." Reiko tidak ingin selalu merepotkan lelaki Onodera ini. Meskipun dia memiliki privilege itu sebagai kekasih, namun bukan berarti dia akan mengeksploitasi statusnya.     

"Hm, baiklah. Kalau begitu, selamat malam, sayank, tidurlah yang nyenyak, sampai bertemu lagi nanti. Secepatnya, dan terima kasih untuk malam luar biasa ini," pamit Nathan Ryuu sebelum dia mengecup kening Reiko dan balik badan untuk pergi.     

Reiko memandang punggung lebar Nathan Ryuu sampai lelaki itu menghilang di balik kelokan dinding. Kemudian, gadis itu menghela napas. Malam ini memang luar biasa bagi Reiko. Ciuman pertama. Dia akhirnya merasakan apa itu ciuman pertama yang sering didengungkan teman-teman dia masa sekolah dulu.     

Reiko menyentuh bibirnya dan tersenyum.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.