Inevitable Fate [Indonesia]

Aku Sudah Jatuh Cinta Padamu, Apalagi Ciumanmu



Aku Sudah Jatuh Cinta Padamu, Apalagi Ciumanmu

0With you I never wonder     
0

Will you be there for me?     

With you I never wonder     

You're the right one for me     

- Love of a Lifetime by Firehouse -     

=========     

Reiko sempat ragu ketika Nathan Ryuu meminta dia untuk memuntahkan isi perutnya yang membuat tak nyaman ke lantai mobil mahal kekasihnya. Tapi dia tidak bisa berlama-lama memikirkan ini karena dorongan dari perutnya kian menggila, dan ... "Phuaagghh!" Ia benar-benar memuntahkan semuanya di lantai mobil.     

Seraya menunduk untuk menuntaskan muntahnya, Reiko merasakan tengkuknya dipijit lembut seseorang dari belakangnya, tentu itu Nathan Ryuu. Apalagi pria itu juga membantu memegangi rambut Reiko agar tidak terkena muntahan.     

"Cari konbini terdekat," perintah Nathan Ryuu pada sopirnya.     

"Baik, Tuan!" Sang sopir paham dan lekas meluncurkan mobil ke sebuah konbini.     

Setelah puas menumpahkan yang ingin ditumpahkan, Reiko masih merasa kesadarannya berada di awang-awang. Dia setengah tak sadar meski perutnya sudah lebih nyaman daripada sebelumnya.     

"Beli jus buah dan air mineral, oh dan juga biskuit." Sekali lagi, Nathan Ryuu memberikan perintah pada sopirnya. Harusnya tadi dia memaksa Zuko untuk ikut dengannya malam ini, tapi ya sudahlah, dia pasti bisa mengurus Reiko meski tanpa ada Zuko.     

Sopir pun lekas turun dan masuk ke konbini untuk membeli apa yang tadi disebutkan majikannya.     

Sementara menunggu sopir datang, tuan muda Onodera mengelap mulut Reiko menggunakan saputangannya sambil menyandarkan gadis itu ke jok.     

Menatap kekasihnya yang lemas dan kesadaran tinggal beberapa persen saja, hati Nathan Ryuu berdenyut sakit. Harusnya dia tadi mencegah Reiko untuk pergi ke acara minum-minum jika tahu ujungnya akan seperti ini.     

Tapi, jika dia melarang Reiko pergi ke acara semacam itu, dia takut gadisnya akan berpikir dia lelaki pengekang atau lelaki posesif yang tidak memberikan kebebasan dan kepercayaan pada Reiko. Ia khawatir Reiko salah paham.     

Namun, sepertinya dia lebih khawatir jika Reiko kenapa-kenapa gara-gara minum alkohol. Baiklah, mungkin nanti setelah gadis ini siuman, dia akan berbicara baik-baik, meminta Reiko untuk tidak lagi menyanggupi ajakan untuk minum-minum seperti tadi.     

Kemudian, sopir yang dinanti pun datang dan menyerahkan bungkusan plastik berisi semua yang diminta Nathan Ryuu. Segera, lelaki itu meminumkan air mineral terlebih dahulu pada Reiko meski gadis itu berusaha menepisnya.     

Walau begitu, Nathan Ryuu tidak menyerah dan terus meminumkan air mineral sambil membujuk kekasihnya, "Rei, sayank, minum dulu air mineral ini untuk melegakan perut dan membasuh tenggorokanmu yang pasti sakit setelah muntah."     

Setengah sadar, Reiko pun mau dan meneguk beberapa dari botol bening itu dan menggeleng, membuat air putih itu tertumpah sedikit ke bajunya.     

Meski demikian, Nathan Ryuu masih menyodorkan jus buah botolan ke gadisnya. "Minum ini juga karena jus buah bagus untuk menghilangkan efek mabuk. Ayo, sayank."     

Reiko menggeleng sambil pejamkan mata dan bersandar penuh di jok, rasanya dia ingin tidur saja. "Ungghh, tak mau, Ryuu ... tak mau-umpphh!" Mata Reiko seketika membelalak ketika dia merasakan ada sesuatu yang menyumpal mulutnya.     

Itu adalah bibir Nathan Ryuu! Lelaki itu sedang mencium dia atau apa? Dikondisi seperti ini? Kondisi Reiko setengah sadar begini? Hei! Tuan, lakukan itu ketika aku sedang sadar saja, pekik Reiko dalam hatinya.     

Namun, ternyata dia merasakan sesuatu turut dibawa dalam ciuman itu. Cairan berasa buah. Jus! Astaga, tidak disangka-sangka sama sekali oleh Reiko bahwa kekasihnya akan meminumkan jus buah itu dengan cara demikian hanya agar Reiko tidak bisa menolak.     

Apakah lelaki ini suka melakukan hal out of mainstream?     

Dan tidak bisa tidak, Reiko meneguk jus buah yang dibawa mulut Nathan Ryuu, meski sebagian kecil tumpah ke bajunya karena dia terlalu terkejut dengan metode sang kekasih.     

Aksi itu diulang Nathan Ryuu beberapa kali lagi sampai Reiko benar-benar menggeleng dan dia ingin segera memejamkan mata. Bahkan ketika lelaki itu menawarkan biskuit, dia menggeleng dan berkata tegas, "Tidak mau! Aku ingin tidur!"     

"Baiklah, baiklah." Kali ini Nathan Ryuu mengalah dan merebahkan kepala Reiko ke bahunya sambil dia memeluk gadis itu dari samping sampai tiba di depan gedung apartemen Reiko.     

Sudah pasti tuan muda Onodera membopong Reiko dari sejak kakinya menginjak tanah sampai ke depan pintu unit Reiko. Memerintahkan sopirnya yang ikut naik ke lantai atas, lelaki itu sudah menyerahkan kartu kamar Reiko sejak sebelum dia membopong Reiko bagai pengantin.     

Sopir pun membuka pintu apato menggunakan kartu dari tuannya dan mengembalikan kepada sang majikan.     

"Pergilah dulu mencuci mobil, lalu kau bisa ke sini dan menungguku."     

"Baik, Tuan!" Sopir itu membungkuk dan lekas pergi turun ke bawah untuk membawa mobil ke tempat cucian mobil 24 jam langganan mereka.     

Di dalam apato (nyebutnya apato aja yak biar nuansa Jepunnya terasa. /halah, tor!/), Nathan Ryuu pelan-pelan membaringkan Reiko yang sepertinya sudah terlelap ke atas kasur. Untung saja tadi gadis itu muntah di lantai mobil sehingga tidak ada adegan baju kotor terkena muntahan.     

Dia hanya perlu melepaskan sepatu Reiko yang sedikit terkena cipratan muntahan. Tak lupa dia pergi ke kamar mandi Reiko untuk membersihkan tangannya karena sudah memegang sepatu kotor tadi, dan kemudian mengambil handuk kecil untuk dibasahi dengan air hangat.     

Handuk itu dia gunakan untuk membasuh wajah, leher, tangan dan juga kaki Reiko agar kekasihnya bisa lebih nyaman dan bersih saat tertidur.     

Dengan begini, Nathan Ryuu bisa lekas menidurkan Reiko dan membungkus tubuh gadis itu dengan selimut. Lalu, dia siap untuk pergi.     

"Ungghh ... Ryuu ...." Reiko secara mendadak, keluar dari selimutnya dan lari memeluk lelaki itu dari belakang, mengagetkan sang pria Onodera. "Ryuu ... jangan pergi ...."     

"Hm?" Lelaki Onodera muda menoleh ke samping meski susah menemukan wajah Reiko yang menempel pada punggungnya. "Kenapa, sayank?" Ia kemudian memutar tubuhnya agar bisa berhadapan dengan Reiko.     

"Temani aku. Temani aku, Ryuu ...." Mendadak, gadis itu merengek manja meski sepertinya masih setengah tertidur. Tubuh sempoyongannya lekas ditangkap pelukan Nathan Ryuu.     

"Hati-hati, Rei." Karena sepertinya Reiko masih berada di dalam pengaruh alkohol, Nathan Ryuu pun membopong lagi gadis itu untuk direbahkan ke tempat tidur.     

Ketika baru saja Nathan Ryuu meletakkan tubuh Reiko di kasur, dua lengan Reiko menahan sang Onodera dan malah menariknya sehingga menyebabkan tuan muda Onodera terjatuh menindih Reiko.     

Untung saja pemuda Onodera ini bergerak cekatan dan tidak sepenuhnya menindih Reiko. Dua lengan kokohnya menahan dirinya jatuh ke atas Reiko.     

Dengan memandang Reiko dari atas begini, dirinya merasa tegang namun bahagia. Wajah setengah terpejam Reiko begitu manis dan menggairahkan. Bisakah dia bertahan dengan godaan semacam ini?     

"Ryuu ... Ryuu ...." desah Reiko meski matanya terpejam. "Aku ... aku sudah jatuh cinta padamu, Ryuu ... apalagi ciumanmu, ummhh ...."     

Mendengar celotehan itu dari Reiko, jakun Nathan Ryuu sontak saja bergerak naik-turun secara cepat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.