Inevitable Fate [Indonesia]

Kesempatan Berduaan



Kesempatan Berduaan

0Tooku hanareta basho ni iru toki mo (meski jika kita berada jauh di tempat terpisah)     
0

Bokura no koe ga todokimasuyouni (aku harap suara kita mencapai satu sama lain)     

Mayotta toki wa oto no naru hou e (jika kau tersesat, ikuti arah gema suara)     

- Oto no Naru Hou e by Goosehouse - OST. Silver Spoon (Gin no Saji) -     

==============     

Acara bermain di pantai yang menyenangkan seakan menjadi pemulih semangat keempat muda-mudi itu. Mereka bisa bebas bersenda-gurau dan bercanda walau Reiko masih tetap membatasi dirinya sendiri, tidak ingin terlalu lepas.     

Sementara itu, Runa menggunakan momen tidak biasa ini untuk mendekati Shingo. Ia kerap menjajari Shingo dalam berbagai kesempatan, meninggalkan Reiko dan Yuza, karena dia sudah paham, Yuza menyukai sahabatnya.     

"Shingo-san, ayo kita buat istana pasir." Runa mengajak Shingo di salah satu momen.     

"Ehh? Sekarang?" Shingo melirik ke Reiko dan Yuza yang masih menghabiskan es krim mereka di salah satu warung es yang mereka kunjungi."     

"Tentu saja sekarang!" Runa meraih pergelangan tangan Shingo dan menariknya tanpa ragu. Ia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan langka ini untuk terus mencari waktu berduaan dengan Shingo.     

Lelaki itu biasanya sibuk dengan dagangannya dan sangat jarang bisa berlibur begini. Jadi, apa salahnya jika Runa akan membuat liburan kali ini berkesan untuk Shingo?     

Karena tangannya sudah ditarik, Shingo tak punya pilihan selain mengikuti Runa kembali ke area pasir di tepi pantai.     

Di kedai es, Yuza menatap Runa yang asyik bermain pasir dengan Reiko. "Wah, mereka berdua entah sedang menuntaskan jiwa kanak-kanak mereka atau memang mereka sengaja ingin berduaan begitu tanpa gangguan kita, yah?"     

Reiko terkekeh dan menyahut, "Sudahlah, Yuza-kun, kalau sudah mengerti begitu, alangkah baiknya tidak usah mengganggu mereka, oke?"     

"He he ... memangnya siapa yang ingin mengganggu mereka? Aku tidak senganggur itu, kok! Aku justru senang bisa di sini dengan Reiko-chan." Yuza tersipu tatkala menyatakan itu.     

Reiko terdiam sejenak. Apa maksud ucapan Yuza tadi? Jangan-jangan pria itu ... "Ahh, Yuza-kun! Apakah kau hanya ahli dalam membuat takoyaki saja, atau ada yang lainnya?" Ia segera mengalihkan topik pembicaraan ke hal-hal umum saja.     

"Ohh, itu ... aku bisa membuat okonomiyaki seperti ossan. Juga bisa membuat ramen yang lezat! Nanti kapan-kapan aku akan buatkan Reiko-chan semangkuk ramen paling lezat, yah!" Mata Yuza berbinar, seolah dia sudah bisa membayangkan dirinya menyediakan ramen untuk Reiko dan gadis itu menampilkan wajah memuja padanya.     

"Ohh, begitukah? Ternyata Yuza-kun bisa membuat okonomiyaki juga! Bahkan ramen!" Meski wajah Reiko saat ini berbeda dengan yang ada di bayangan Yuza, namun setidaknya dia membelalak takjub meski tidak berlebihan seperti di angan-angan Yuza.     

Yuza menganggukkan kepala. "Aku ini serba bisa, loh!" Ia menepuk dada secara bangga. Kemudian bertanya ke Reiko, "Oh ya, Reiko-chan, sepertinya Runa pernah mengatakan bahwa kau ini ... yutuber? Benar?"     

"Ohh, ahh, hi hi, Runa hanya berlebihan saja." Reiko tersipu.     

"Wah, menjadi yutuber itu kan tidak mudah! Kau berkecimpung di bidang apa di yutub?" tanya Yuza dengan sorot mata ingin tahu.     

"Um, menyanyi dan yah ... semacam podcast sederhana saja."     

"Aku ingin lihat! Aku ingin lihat!" Yuza lekas keluarkan ponsel dari saku celananya dan membuka platform tersebut. "Apa namanya?"     

Reiko mau tak mau menyebutkan kanal bernyanyi dia di yutub.     

"Hee, kau bisa menyanyi?" Yuza membelalakkan matanya dengan takjub, lalu dia mulai mendengarkan salah satu nyanyian yang dibawakan Reiko saat gadis itu meng-cover salah satu lagu terkenal saat ini. "Reiko-chan! Suaramu bagus sekali! Sayang sekali kau tidak menampilkan wajah aslimu, hanya memakai avatar anime."     

"Ohh, itu karena aku ini utaite." Reiko menjawab.     

"Utaite?" Yuza kerutkan kening dengan bingung.     

"Utaite itu ... seperti ... penyanyi misterius."     

"He?! Penyanyi misterius!"     

"Ya, karena wajahku tidak tereskpos, dan juga nama serta identitas asliku. Aku hanya memakai identitas semacam nama panggung."     

"Ohh, ReA ini nama panggung kamu di yutub, yah Reiko-chan?"     

"Umh!" Reiko mengangguk. "Aku biasanya meminta avatar berambut merah atau merah muda terang."     

"Ohh, ini yah?" Jari Yuza menunjuk ke salah satu thumbnail dengan gambar karakter berambut merah dan ber-highlight merah muda.     

"Ya, benar! Dan ini adalah grup utaite aku. Kami biasanya tampil bersama untuk mengikuti lomba chorus antar utaite di yutub."     

"Seperti ini?" Yuza menekan salah satu video lomba chorus yang diikuti grup utaite Reiko. Segera, di layar pun muncul sebuah video dengan beberapa karakter animasi menarik bergerak-gerak dengan menggunakan edit yang tidak mudah. "Wuah, meski kalian tidak menampilkan muka kalian, tapi begini juga ternyata keren dan asyik ditonton, yah!"     

Reiko mengangguk. "Kami menjual suara kami dan membiarkan penonton berimajinasi akan diri kami, hi hi hi!"     

"Wah, andai saja mereka tahu yang bernyanyi ini orangnya sangat cantik, pasti fansmu akan melimpah ruah, Reiko-chan."     

"E-ehh, aha ha ha!" Reiko tertawa canggung.     

"Oh ya, apakah kalian saling bertemu? Tentunya harus bertemu untuk merekam suara kalian bersama-sama begini, kan?"     

"Ohh, tidak perlu di grup kami melakukan itu, Yuza-kun. Kami cukup menyetor saja suara kami masing-masing, nanti akan ada yang menggabungkannya dengan apik sehingga terdengar harmonis walau sebenarnya direkam secara terpisah-pisah, ha ha ha!"     

"He?! Jadi ... Reiko-chan juga tidak tahu siapa saja teman bernyanyimu sesungguhnya, meski kalian satu grup?"     

"He he, iya. Kami tidak saling mengenal secara pribadi dan hanya mengobrol saja di grup chat jika ada perlombaan yang ingin kami ikuti."     

"Kalau begini, bisa-bisa orang yang lewat di depan kita seperti itu, siapa tahu itu teman satu grupmu, Reiko-chan!"     

"Ha ha, iya betul! Tapi, disitulah asyiknya, ya kan? Meski sebelum ini, cara kami merekam cukup merepotkan."     

"Maksudnya?"     

"Metode kami dulunya tidak secanggih yang sekarang. Dulu, kami benar-benar memasukkan suara kami secara bergantian dan bisa mendengarkan rekaman suara teman sebelumnya. Lalu, aku akan menimpali suara yang sudah ada, dan akan terus begitu, sampai dalam hal memasukkan harmonisasi serta adlibs saja harus dilakukan secara bergantian, bahkan meski aku ingin memasukkan harmonisasi untuk bagianku sendiri, aku harus membuka lagunya dari awal dulu sambil menunggu bagian yang harus aku isi, lalu aku dengarkan preview-nya, bila bagus, aku klik ok. Cukup merepotkan. Kalau sekarang, kami bisa langsung setor suara bagian-bagian kami dan ketua grup nantinya akan menunjuk siapa saja yang harus melakukan harmonisasi atau adlibs."     

"Ohh!"     

"Ya, dan itu belum bagaimana aku harus mengatur jenis efek suara yang aku inginkan, juga kisaran volumenya, dan lain-lain, seperti itulah!"     

"Memang repot. Hm, aku tak paham apa itu harmonisasi atau ... apa tadi? Adlik?" Yuza menggeleng.     

"Adlibs. Hi hi, harmonisasi itu suara 2, suara 3 dan seterusnya. Kadang juga bisa mengambil nada beberapa oktaf di bawah suara 1. Kalau adlibs, itu semacam suara tambahan seperti gumaman, seruan atau apapun yang bukan merupakan lirik lagu, hanya tambahan untuk memperindah dan memperkaya suara di sana agar meriah."     

"Ohh, astaga, aku benar-benar payah, sampai tak tahu hal-hal seperti itu, ha ha ha!"     

"Tak apa, Yuza-kun. Masing-masing orang memiliki kemampuan masing-masing."     

"Reiko-chan, apakah kalian mendapatkan banyak uang dengan mengikuti lomba semacam itu? Ohh, maaf! Aku lancang, kalau tak nyaman, kau tidak perlu menjawab, kok!"     

"Ahh, santai saja, Yuza-kun. Um, kalau masalah uang, cukup jarang lomba seperti itu dengan uang besar sebagai hadiah. Tapi, setidaknya kami memiliki kepuasan sudah melakukan yang terbaik bersama-sama! He he ...."     

"Ahh, ya benar! Kepuasan seperti itu memang bisa menjadi hal langka, ya kan Reiko-chan?"     

"Umh!" Reiko mengangguk mantap.     

Sementara Yuza dan Reiko asyik berbincang mengenai dunia utaite, Shingo sesekali melirik ke arah mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.