Inevitable Fate [Indonesia]

Tawaran Lomba Utaite



Tawaran Lomba Utaite

0I see new worlds     
0

These visions they burn inside of me     

Just out of touch but still close enough to be part of me     

- A Brand New Day by BTS & Zara Larsson -     

============     

Reiko lega karena Nathan Ryuu ternyata menyukai makanan yang dia pilihkan di restoran Tropiza, sebuah restoran milik orang Indonesia. Tak hanya makanannya enak dan tempatnya nyaman, namun para pelayannya pun berwajah ala selebritas dunia.     

"Es teler tadi, ternyata enak dan tidak terduga rasanya." Nathan Ryuu tidak sedang berbohong hanya untuk menyenangkan Reiko. Dia memang takjub dengan rasa es teler yang tadi dia habiskan.     

"Syukurlah kalau Ryuu suka." Reiko tersenyum, dia kemudian membuka buku menu yang baru saja diberikan pelayan berparas ala Ariana Grande. Mereka sudah berada di Kafe Tropiza Teen dan duduk di sebuah mebel unik berbentuk roti es krim dan mejanya berbentuk serupa.     

Karena bangku unik itu berbentuk persegi panjang, maka Reiko dan Nathan Ryuu duduk bersebelahan, tidak berhadapan seperti sebelumnya.     

"Kami memesan Bloody Muddy Cheese Cream, Pie Membara, dan Milkshake Tralala. Um, Ryuu, kau ingin minum apa?" Reiko beralih bertanya ke Nathan Ryuu.     

"Ohh, aku ingin mencoba Es Soda Gembira milikmu tadi. Bisakah?" Rupanya Nathan Ryuu selain menyukai Es Teler, dia penasaran dengan yang tadi diminum Reiko.     

"Tentu saja bisa, Tuan." Pelayan menjawab dan menuliskan itu di notesnya lalu dia permisi pergi.     

"Rei, tadi apa saja yang kau pesan? Sepertinya namanya aneh."     

"Ohh, Bloody Muddy Cheese Cream? Itu cheese cream ditaruh di cone gelas es krim yang bisa dimakan, lalu ada serbuk oreo untuk bahan lapisannya dan tepinya bersaus stroberi ala darah meleleh."     

"Sepertinya mengerikan?"     

"Ha ha ha, tidak, Ryuu. Itu enak sekali. Kau akan tahu nanti. Ohh, dan Pie Membara, itu hanya pie apel biasa yang bagian atasnya dibakar akan ada lapisan karamelnya. Itu juga enak."     

"Lalu ... Milkshake Tralala?"     

"Hanya milkshake coklat biasa, kok! Tapi rasanya beda dengan milkshake coklat lainnya, entah mereka menggunakan resep rahasia apa, ha ha!" Reiko menjelaskan beberapa menu yang biasa dia pilih jika di Tropiza Teen.     

"Di sini lebih ramai ketimbang di sebelah, yah!" Ini menjadi sebuah perhatian tersendiri bagi Nathan Ryuu.     

"Ha ha, ya ... karena di sini ada banyak pelayan bertampang idol dunia. Lihat saja itu, ada yang mirip V BTS, Jungkook BTS, tadi ada yang mirip Ariana Grande, lalu itu mirip Jennie Blackpink, di sana mirip Daniel Radcliffe dan Tobey Maguire, ada juga seperti Zayn Malik dan Harry Stiles, itu seperti Sehun EXO, bagaimana di sini tidak dijejali banyak remaja? Hi hi!" Reiko tertawa kecil.     

"Apakah kau lebih sering kemari ketimbang di sebelah karena alasan itu? Karena pelayannya setampan idol?" tanya Nathan Ryuu penuh rasa ingin tahu.     

Reiko terhenti dan melongo sejenak sebelum dia tergelak kecil. "Jangan katakan kau cemburu, Ryuu."     

"Ohh, hanya bertanya saja. Apakah iya? Itu alasanmu?"     

"Hm, sedikit banyak, sih, aku tidak ingin munafik. Tapi aku juga suka makanan di sini yang unik dan enak. Ryuu, kau sungguh tidak cemburu hanya karena itu, kan? Aku kurang suka lelaki pencemburu. Aku sering dengar dari teman-temanku, mereka kapok berpacaran dengan pria pencemburu karena hanya akan mengekang dan membatasi kemajuan karir mereka saja."     

"Ohh, kau bisa tenang. Aku cukup percaya diri ketimbang cemburu." Nathan Ryuu beralih memandangi gadis di sampingnya seintens tadi di sebelah hingga pelayan berwajah ala Selena Gomez membawakan pesanan. Lalu, tak lama, pelayan bertampang Jungkook juga datang membawakan Es Soda Gembira dari sebelah.     

Keduanya mulai makan dessert mereka dengan riang dan mengobrol asyik sampai semua pun tandas tak bersisa.     

Di mobil, keduanya duduk dan kenyang.     

"Aku benar-benar senang dengan kencan pertama kita, Rei." Nathan Ryuu meraih tangan terdekat Reiko untuk dia remas lembut.     

Reiko nyaris menepisnya ketika dia teringat bahwa dia akan memberikan lelaki ini kesempatan untuk mengakrabkan diri padanya. Maka, ia membiarkan saja tindakan Nathan Ryuu, selama tidak berlebihan.     

Gadis itu hendak menanggapi kekasihnya ketika dia mendengar dering lirih ponsel di tas kecilnya. "Aku ... boleh menerima ini?"     

"Silahkan."     

Reiko mengambil ponselnya dan di layar tertulis U-Q. Itu adalah nama panggung Yukina, teman satu grup utaite Reiko. "Ya, Yu-chan?"     

"ReA, apa kamu mau bergabung dengan project baru kita?" U-Q bertanya di seberang.     

"Project baru? Apa itu?"     

Nathan Ryuu memasang telinganya, menguping secara diam-diam.     

"Leader MK ingin grup kita ikut salah satu lomba chorus di Yutub. Dan Silver sudah memilihkan lagunya. Dakini dari Vocaloid, bagaimana?"     

"Dakini? Hm, Silver-san sudah memilih itu, yah!"     

"Sebenarnya ... MK malah sudah mendaftar, sih! Aku kemarin terlupa menghubungimu dan baru sempat ini. Bagaimana, kau mau?"     

"Um, nanti aku coba pikirkan dulu, yah!"     

"Oke, lekas beritahu kami, yah! Kau juga bisa chat kami di grup, oke!"     

"Oke." Reiko mengerti. Lalu telepon pun disudahi.     

"Siapa?" tanya Nathan Ryuu. "Ohh, ini bukan berarti aku cemburu atau apa, yah! Hanya sekedar ingin tahu saja."     

"Hi hi, tidak perlu begitu, Ryuu. Santai saja. Itu tadi U-Q, salah satu teman di grup utaite aku. Dia menawarkan padaku jika aku bersedia ikut lomba bersama mereka."     

"Lomba apa?"     

"Lomba bernyanyi chorus di Yutub. Yah, itu lomba biasa yang diikuti grup-grup utaite seluruh dunia." Kemudian, Reiko menjelaskan pada Nathan Ryuu apa itu utaite seperti dia menjelaskan pada Yuza waktu itu di pantai.     

"Apakah kau akan ikut?" tanya Nathan Ryuu setelah dijelaskan cukup panjang oleh Reiko.     

"Entahlah, Ryuu. Jika jadwalku padat, mungkin aku akan lewatkan yang ini, meski aku cukup suka pilihan lagunya, sih! Apalagi aku juga membutuhkan ruangan kedap suara untuk take vocal juga." Ia teringat bahwa dia belum memiliki sarana apapun untuk menunjang aktivitas dia sebagai yutuber dan utaite.     

Reiko tak yakin dia bisa kembali menggeluti bidang kesukaannya itu. Dia harus fokus bekerja mulai besok, ya kan? Padahal dia memang menyukai lagu Dakini.     

Di lagu Dakini, ada instrumen alat musik seperti gamelan Bali dan nada lagunya juga mirip seperti musik timur tengah, itu sungguh unik meski memakai bahasa Jepang. Dan Reiko suka musik dan lagu yang unik namun enak didengar.     

Tapi, sepertinya Reiko harus mengubur hobinya itu dan mengganti dengan sesuatu yang lebih serius seperti bekerja secara nyata. Mencari uang dengan cara konvensional, tidak lagi mengedepankan idealisme masa muda dia.     

"Serahkan itu padaku, aku akan berikan ruangan seperti yang kau mau." Mendadak, suara Nathan Ryuu sampai di pendengaran Reiko.     

"Ehh?!" Gadis itu melongo.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.