Inevitable Fate [Indonesia]

Terpaksa Menolak (Untuk Saat Ini)



Terpaksa Menolak (Untuk Saat Ini)

0An open road and a road that's hidden     
0

A brand new life around the bend.     

- Brand New Life by Larry Carlton - OST. Who's The Boss? -     

===========     

Reiko pun berjalan ke area tadi. Di salah satu dinding, ada spot ruangan yang sekiranya akan terlihat keren dan hebat jika dia melakukan siaran langsung di yutub-nya.     

Bagaimana tidak? Dinding berlapis panel-panel akustik berbagai bentuk, dari yang zig-zag, piramid dan juga telur, ada di spot itu. Warnanya juga bahkan merupakan warna kesukaan dia! Hitam, merah muda, dan merah ....     

Ya, merah merupakan salah satu warna favorit Reiko. Nathan Ryuu pun menemukan hal ini dan cukup membuat dia lumayan sakit kepala dan mengguncang hati kecilnya.     

Bagaimana pun, merah adalah warna favorit dari mantan istrinya, Ruby. Mantan istri yang ingin dia lupakan namun secara mengejutkan, hal terbesar yang mengingatkan dia pada Ruby justru melekat di wanita baru yang ingin dia limpahi kasih sayang.     

Tadinya Nathan Ryuu memerintahkan pada anak buah dia yang biasa mengawasi Reiko untuk mencari tahu sekalian apa saja warna kesukaan gadis itu saat dia hendak merenovasi kamar apartemen Reiko agar gadis itu terkesan dan merasa nyaman tinggal di kamar tersebut.     

Anak buah Nathan Ryuu menyatakan bahwa barang-barang yang sering dimiliki Reiko adalah barang berwarna merah. Namun, Reiko bukan maniak warna merah seperti Ruby yang selalu dan setiap saat memakai baju warna merah dan menyukai semua asesoris berwarna tersebut, hingga makanan dan minuman.     

Ini yang membuat Nathan Ryuu sedikit bernapas lega, bahwa Reiko tidak semaniak Ruby akan warna tersebut.     

Mungkin jika Reiko menyelubungi dirinya dengan warna merah sepanjang hari seperti Ruby, Nathan Ryuu akan kewalahan menepis bayang-bayang Ruby.     

Bagaimana pun, Ruby merupakan cinta pertama tuan muda Onodera ini. Dan Ruby pula yang menorehkan pahit manisnya cinta pada dia. Meski sekejam apapun Ruby memperlakukan perasaan Nathan Ryuu, lelaki ini tidak bisa membenci wanita itu.     

Hal inilah yang membuat heran Itachi pada waktu itu ketika mengetahui bahwa bosnya mengalihkan perasaan kepada wanita lain, karena itu hal mustahil beberapa tahun silam usai bercerai dari Ruby.     

Ruby ... adalah mantan terindah Nathan Ryuu.     

Dan kali ini, Nathan Ryuu berjuang menjadikan Reiko istri terindah dia sepanjang hidupnya. Apakah berhasil?     

"Ryuu, terima kasih, yah!" Reiko tersenyum tulus sambil mengelus mikrofon yang disediakan juga oleh Nathan Ryuu. Tak hanya mikrofon, tapi juga perangkat penunjang dia dalam merekam suara dan juga untuk aktivitas yutuber dia.     

Contohnya: headphone kualitas terbaik, perekam XLR portable, pop filter, audio interface, Digital Audio Workstation (DAW), digital mixer, tripod, ring light LED dengan tropid, dan beberapa pernik lainnya, termasuk laptop dengan merk mahal.     

Dan itu semua ... dipilih yang berkualitas tinggi oleh Nathan Ryuu.     

Mata Reiko sampai membeku ketika dia melihat Digital Audio Workstation yang berderet. "Ryuu ... Ryuu ... ini ... aku tak bisa menerima ini." Ia menunjuk ke Digital Audio Workstation merek ternama di dekatnya.     

"Hm? Kenapa?" Nathan Ryuu menghampiri kekasihnya dan melingkarkan lengan pada bahu gadis itu. "Apakah kau tidak menyukainya? Mudah saja, aku akan menukar dengan yang kau suka."     

Duh, lelaki ini! Reiko sampai susah berkata-kata untuk menjawab. "Ehem! Bukan masalah aku suka atau tidak, Ryuu, tapi ... ini terlalu berlebihan." Suaranya sampai terdengar mencicit saking tercekiknya memikirkan dia memiliki Digital Audio Workstation (DAW) kualitas tinggi begini.     

"Berlebihan?"     

"Ya, bahkan aku tidak tahu bagaimana mengoperasikannya." Reiko menggelengkan kepalanya, menyerah pada alat hebat itu. Ia hanya mengetahui jika alat seperti Digital Audio Workstation (DAW) digunakan oleh musikus dan studio profesional, sedangkan dia hanya ingin merekam suara saja dan menjadi yutuber biasa.     

Digital Audio Workstation adalah sebuah software yang didesain untuk mengakomodasi penggunanya untuk merekam, mixing, mastering dan/atau mengubah suara yang telah direkam (editing). Ini juga sering disebut sebagai hasil perkembangan teknologi mengagumkan di industri musik, karena produk-produk DAW sekarang ini tidak hanya mampu menggantikan semua equipment yang ada dalam sebuah studio rekaman, tetapi juga mampu membuat proses produksi sebuah musik menjadi semakin mudah dari waktu ke waktu.     

"Lalu? Kau tidak ingin ini?" tanya Nathan Ryuu sambil menatap deretan alat mahal tersebut.     

"Ehem! Ryuu, aku tak bisa menerima benda sehebat ini. Aku bukannya hendak membuat musik, ya kan? Hanya sekedar menyanyi untuk memuaskan hobiku saja." Ia menatap kekasihnya, berharap Nathan Ryuu tidak salah paham akan penolakannya.     

"Bagaimana kalau kau mempelajarinya?"     

"Maaf, Ryuu. Aku khawatir tidak mempunyai cukup waktu untuk itu."     

"Hm, jadi, benar-benar tidak ingin ini?"     

"Lebih tepatnya tidak membutuhkannya. Untuk saat ini aku memang tidak membutuhkan itu karena aku bukan musisi profesional yang harus mengkomposisi lagu atau semacam itu." Reiko menggelengkan kepala.     

Meski jika yutuber lain di posisi Reiko, pasti akan mendekap penuh cinta pada perangkat hebat itu. Apalagi Reiko bisa membayangkan apabila dia menawarkan DAW itu pada ketua grup utaite dia, pasti lelaki itu akan menjerit gila bagai mendapat uang kaget jutaan dolar.     

Tapi, tidak. Reiko tidak ingin menyimpan sesuatu yang dia belum kuasai. Lebih baik ia fokus saja pada apa yang dia mampu saat ini.     

"Baiklah, aku akan mengambil ini." Nathan Ryuu lekas mengambil ponselnya dan menyuruh anak buahnya untuk membawa seperangkat Digital Audio Workstation (DAW) tadi keluar dari apartemen Reiko. "Nah, sembari menunggu benda ini menghilang dari kamarmu, bagaimana jika kita makan malam?"     

"Hm, baiklah kalau begitu. Aku akan mandi dulu. Kau bisa menunggu sebentar, kan?" Reiko melepaskan pelukan lengan pria Onodera pada pinggangnya.     

"Jangankan menunggu, kau ajak menemanimu mandi pun aku sangat tidak keberatan." Pria Onodera mulai bertutur nakal.     

Reiko memutar matanya. "Sepertinya aku terperangkap jebakan cinta pangeran mesum, hm?"     

"Ha ha ha, aku hanya bercanda. Sana, lekaslah mandi sembari aku menunggu anak buahku membuang perangkat ini."     

"Ryuu ... apa kamu marah aku menolak yang ini? Benda ini belum ada gunanya untukku saat ini, Ryuu. Aku akan memakai software biasa yang aku sudah kenali tata caranya saja. Bahkan ... soundcard sederhana saja sudah cukup untukku." Reiko jadi tak enak hati.     

"Aku hanya bercanda, sayank. Ehh, tentu aku sudah boleh memanggilmu seperti itu, kan?"     

"Untuk kali ini, tak apa." Reiko tersenyum sambil mengambil pakaian-pakaian yang dia bawa ke kamar mandi di kamar itu dan ia pun masuk serta tak lupa mengunci pintu kamar mandi. Meski Nathan Ryuu adalah kekasihnya, namun apa salahnya masih bersikap protektif pada diri sendiri, benar?     

"Sayank, kau yakin tak ingin aku ikut masuk untuk membantumu?" Nathan Ryuu mengetuk pintu kamar mandi sambil berdiri tenang di sana.     

"Tidak!" Jawaban tegas terdengar dari dalam kamar mandi.     

"Untuk sekedar menggosok punggungmu?" Rupanya pria Onodera belum menyerah.     

"Tidak, Ryuu! Ya ampun kau ini!" Suara Reiko meninggi. Ia tak habis pikir dengan lelaki Onodera ini. Kenapa gemar sekali menggoda Reiko? Apakah selama ini dia tertipu? Mengira Nathan Ryuu adalah pria kaku dan tenang?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.