This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Upacara



Upacara

0Pemulihan Kota Rumbell yang baru membutuhkan waktu yang cukup lama. Dikarenakan area kota yang semakin luas, sistem pemerintahan pun harus diubah bersama dengan aturan-aturannya.     
0

Sisi positifnya adalah interaksi antar kaum yang semakin baik. Meskipun ada beberapa orang yang masih agak enggan dan was-was untuk berkomunikasi dengan orang di luar kaum mereka, mayoritas sudah bisa menerima satu sama lain.     

Anak-anak muda yang dipilih menjadi petugas pemerintah berasal dari kaum-kaum yang berbeda. Mereka bekerja sama dengan Luca dan para tetua sebelumnya untuk membentuk aturan baru yang menguntungkan semua kaum secara setara.     

Di saat yang bersamaan, pernikahan antar kaum pun banyak terjadi di tahun-tahun tersebut. Meskipun pemerintahan masih belum kuat, kegembiraan menyelimuti seluruh kota.     

Namun, suasana bahagia itu tidak terjadi pada satu orang, yaitu Mihai.     

"Papa," panggil Liviu sembari menusuk-nusuk pipi Mihai yang terbengong.     

Lagi-lagi papanya melamun di tengah pesta pernikahan. Mata Mihai tidak bisa melepaskan sosok pasangan pengantin yang tertawa riang dengan pakaian putih indah.     

Mihai sebagai reinkarnasi Gohabi juga berkontribusi cukup besar dalam pemulihan kota sehingga ia menjadi simbol kebesaran di dalam kaum half-beast dan mixed blood. Oleh sebab itu, ia harus menghadiri setiap pernikahan kedua kaum itu untuk memberikan selamatnya.     

Semakin banyak ia menghadiri pernikahan, semakin sering ia melamun hingga Liviu tidak lagi bisa menyadarkannya hanya dengan tusukan di pipi. Kali ini, Liviu hanya mencubit pipi papanya dengan kuat untuk beberapa menit sebelum Mihai tersadar.     

"Au!"     

"Papa, kau melamun lagi!"     

"Ma—maaf …."     

Sudah dua tahun berlalu sejak Luca menyatakan keinginannya untuk melaksanakan pernikahan dengan Mihai tapi sejak saat itu, Luca tidak pernah menyinggung hal tersebut lagi.     

Setiap kali ia melihat para pengantin, Mihai menjadi cemburu. Ia ingin menyumpah janji juga dengan Luca, mengenakan pakaian pengantin yang indah.     

'Aku ingin memiliki memori yang indah di hari pernikahan …,' pikirnya tanpa sadar. Entah mengapa ia selalu merasa ingin menghapus memori sedih mengenai pernikahan meskipun ia tidak memiliki memori seperti itu sepanjang ingatannya.     

"Mihai."     

Mihai menoleh menemukan Ioan dan Yuki yang entah sejak kapan sudah berdiri di belakangnya. Mihai tidak tahu kapan kedua orang itu menjadi dekat tapi Mihai senang kedua orang tuanya bisa berteman. Steve tidak perlu dipungkiri lagi sangatlah dekat dengan Alex karena keduanya adalah paman dan keponakan.     

Sampai sekarang pun, Yuki tidak pernah mengaku bahwa Mihai adalah putranya tapi Mihai sudah menganggap Yuki sebagai orang tuanya sama seperti Ioan. Yuki sendiri merasakan semakin jelas bahwa Mihai mengetahui identitasnya tapi ia tetap tidak ingin menyatakan kebenaran ini kepada Mihai karena ia tahu ia tidak pantas.     

"Ada apa?"     

Ioan dan Yuki menatap satu sama lain. Yuki bisa menutupi ekspresi wajahnya tapi Ioan tidak. Senyum lebar di wajahnya benar-benar mencurigakan. "Ikut kami!"     

Mihai belum sempat bertanya dan ia sudah ditarik keluar dari ruang pesta.     

"Ki—kita mau ke mana?"     

Ioan dan Yuki tidak menjawab dan Liviu pun menatap mereka dengan bingung karena ia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Namun, ketika Liviu ingin mengikuti Mihai lebih lanjut, Steve menghentikannya.     

"Kau ikut aku."     

*****     

"..."     

Angin sepoi-sepoi menerbangkan kelopak bunga sakura, menari-nari anggun sebelum jatuh di atas tanah kering.     

Di bawah pohon sakura terbesar yang tumbuh di Bukit Luito setelah pemulihan dimensi, Mihai berdiri bengong. jas putih bersih dengan pola yang elegan membungkus pas tubuhnya. Celana kain putih juga membungkus kedua kaki panjangnya. Tangannya memegang sebuket bunga berwarna-warni.     

Beberapa saat lalu, tiba-tiba Ioan dan Yuki beserta Cezar dan Viorel mengganti pakaian Mihai menjadi satu set jas ini lalu setelah menyerahkan buket bunga itu, meninggalkannya di bawah pohon bunga sakura. Mereka hanya berpesan kepadanya untuk tidak bergerak dari sana.     

Mihai tidak bergerak sama sekali selama lima menit. Otaknya masih tidak bisa mencerna apa yang sedang terjadi ketika ….     

Sebuah kain panjang dan lebar yang lembut menutup kepalanya, membuat pandangannya sedikit buram. Itu adalah kain tipis yang biasa digunakan pengantin wanita.     

Tangannya terbungkus oleh sebuah tangan yang besar dan kokoh. Mihai refleks menoleh.     

"Luca! Livi!"     

Tidak seperti biasanya, Luca terbalut oleh jas serba putih dengan pola yang sama persis dengan yang sedang Mihai gunakan. Rambut panjangnya sudah dipotong dan disisir rapi. Satu tangannya menggendong Liviu yang sedang merapikan kain tipis itu.     

Mihai langsung paham apa yang sedang terjadi. Matanya berbinar bahagia dan sebelum Luca bisa mengatakan apa-apa, Mihai sudah memeluk suami dan putranya erat.     

"Aku bersedia! Aku bersedia!" serunya meloncat-loncat kecil.     

Luca tertawa terbahak-bahak. "Aku belum mengatakan kalimatnya."     

"Tidak perlu! Pokoknya aku bersedia menjadi pasanganmu dan hidup selamanya bersamamu!" Mihai sudah menunggu-nunggu hari ini. Ia tidak punya kesabaran lagi menunggu berbagai kalimat upacara yang membosankan.     

Luca mendekatkan wajahnya, menyatukan kening mereka melalui kain tipis tersebut. Sorot matanya penuh kasih sayang. "Aku juga bersedia," gumamnya lirih. Jari jemarinya membungkus belakang kepala Mihai, mendorongnya semakin mendekat hingga kedua bibir bersatu.     

Liviu tidak perlu diperintahkan lagi, menutup kedua mata dengan tangan tapi ia tetap saja mengintip dari sela-sela tangannya.     

Ketika mereka berpisah, Luca melirik Liviu, mengirimkan kode yang sudah mereka sepakati sebelumnya. Liviu buru-buru merogoh tasnya tapi ….     

"Aghh! Tasnya ketinggalan!"     

Kepala Liviu tertunduk lemas. Padahal ia sudah mengingatnya dengan baik tapi karena ia terlalu bahagia, ia melupakan barang yang begitu penting.     

Tentunya Luca tidak menyalahkannya. "Tidak apa-apa. Aku akan memberimu barang itu setelah—"     

"Maksudmu ini?" Mihai menyelanya.     

Pada saat itu, salah satu ranting pohon bunga sakura melengkung ke arah mereka. Sebuah tas kecil tergantung di ujung ranting tersebut.     

"Benar!" Luca buru-buru mengambilnya. Ia mengelus ranting itu sembari mengucapkan terima kasih.     

Ranting itu bergoyang bahagia sebelum kembali ke posisi semulanya.     

Mihai menatap tas penuh penasaran. Dilihat dari ukurannya, seharusnya bukan barang yang besar tapi tadi Mihai sempat menyentuhnya dan seharusnya itu bukanlah cincin yang biasanya diberikan saat pernikahan.     

"Aku membuat ini ketika menunggumu selama satu tahun. Aku awalnya berpikir ingin memberimu cincin untuk pernikahan tapi aku berubah pikiran. Aku ingin memberimu barang yang sudah kubuat dengan sepenuh hati meskipun mungkin ini tidak ada sebagus buatan pengrajin ahli."     

Sebuah anting-anting berlointin panjang muncul dari balik tas. Liontin itu memiliki beberapa ornament bergelantung, dimulai dari posisi paling atas adalah kepingan salju yang berwarna putih kebiruan, kemudian terdapat ornament-ornamen keping salju kecil yang berangsur-angsur berubah warna menjadi pink kemerahan. Di bawah ornament kecil adalah sebuah bola kaca berwarna pink kemerahan. Di dalamnya tedapat bunga sakura yang diawetkan.     

"Bagus sekali!" Telinga Mihai bergerak-gerak senang. Ia ingin segera mengenakannya.     

Selama masa sekolah, ia pernah menindik telinganya dan seharusnya lubangnya belum mengecil.     

Luca mengemukan lubang itu dan langsung mengenakan anting-anting itu di sana. Jantungnya berdegup kencang. Wajahnya memerah, sangat bahagia melihat barang buatannya bergelantung begitu indah di tubuh istrinya. Ia tidak bisa menahan dirinya untuk mencondongkan tubuhnya, memberikan kecupan ringan pada telinga Mihai.     

Mihai juga mengeluarkan anting-anting yang sama dari tas itu dan mengenakannya pada telinga Luca.     

"Aku juga membuat kalung untuk Livi." Kalung itu memiliki liontin bola kaca berwarna pink kemerahan yang juga memiliki bunga sakura di awetkan di dalamnya.     

Kali ini, Luca dan Mihai sama-sama membantu mengenakan kalung itu kepada Liviu. Liviu terbang ke sana kemari dengan riang, terus mengangkat liontin kalung itu di tangannya, tidak bisa berhenti mengamatinya.     

Kehidupan mereka masih akan sangat panjang.     

Ketika orang-orang terdekat mereka tidak lagi hidup di dunia ini, mereka mungkin masih akan melangkah di tanah ini.     

Mereka tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan.     

Tapi apa pun yang terjadi, mereka berjanji akan selalu bersama, melengkapi satu sama lain, membantu satu sama lain, dan terus mencintai satu sama lain.     

Meskipun saat itu, mereka sudah tidak lagi bertempat tinggal di dunia yang sama sekali pun ….     

"Selamat!"     

Dari balik pepohonan, keluarga Mihai dan Luca satu per satu muncul menyerukan kebahagiaan mereka.     

Pesta kecil di tengah hutan itu semakin lama semakin ramai dan berlangsung hingga pagi berikutnya menyapa dunia ….     

TAMAT     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.