This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Tujuan Kedatangan



Tujuan Kedatangan

0"Valentin!"     
0

Valentin sudah hampir terbang keluar dari dimensi melalui gerbang yang dibuka oleh Xing Qiu. Menoleh, ia menemukan Randis terbang mendekat di belakangnya.     

Tanpa mengucapkan apa pun, Valentin turun, mendarat di salah satu padang rumput di sebuah bukit. Randis mengikutinya.     

"Ada apa? Aku tidak akan mengembalikan jiwa Lauren," ujarnya was-was. Tangannya menutup bagian saku yang mengisi kotak jiwa itu.     

Randis tertawa lebar. "Tentu saja tidak!" Ia bersandar sandar pada salah satu batang pohon yang lebar dan kokoh. "Aku hanya ingin bertanya rencanamu ke depannya dengan jiwa Lauren."     

Valentin mengamati Randis sejenak sebelum akhirnya mengendurkan kewaspadaannya. Ia berjongkok sembari memainkan ujung rumput yang melambai-lambai dimainkan oleh angin. "Entahlah … mungkin berpindah ke satu dunia ke dunia yang lain, bertemu dengan berbagai kaum sembari menunggu kesadarannya kembali. Ketika ia sudah sadar … aku berharap ia sudah melepaskan semua kebenciannya itu."     

"Jika itu tentang Lauren, kau benar-benar tidak seperti dirimu. Benar-benar teman masa kecil yang penuh perhatian."     

Di dalam keenam incubus abadi, hanya dua yang menjadi incubus abadi karena keturunan, itu adalah Valentin dan Lauren. Lauren tidak perlu dipungkiri lagi adalah seorang incubus dengan ide yang gila. Namun, Valentin tidak begitu. Kontras dengan Lauren, Valentin adalah seorang pria tanpa ambisi. Ia hanya bergerak dengan wajah yang datar dan damai bagaikan tidak ada yang bisa mengganggunya di dunia ini. Hanya Lauren yang bisa menggerakkan sedikit otot di wajahnya.     

Mendengar ucapan Randis, Valentin mendengus. "Tapi dia hanya akan menjadi tidak seperti dirinya ketika denganmu. Kau sadar itu?"     

Randis hanya tersenyum, tidak memiliki niatan untuk membalas.     

Valentin juga menyesal telah mengatakannya karena ia tidak ingin diingatkan oleh perasaan Lauren. Hal itu juga yang membuat Lauren tidak bisa tegas jika itu mengenai Luca hingga ke detik detik terakhir.     

"Aku pergi."     

Tidak menunggu jawaban Randis, Valentin meluncur ke pintu dimensi.     

*****     

Setelah memerintahkan beberapa petinggi untuk mengurus para penduduk, Luca dan yang lainnya berpindah ke kediamannya di Bukit Herme. Tempat itu terpencil, tepat untuk pembicaraan yang rahasia.     

Ketika Rieyu mendarat dan seluruh orang yang menungganginya sudah turun, ia bertransformasi menjadi seorang pria jangkung berambut biru muda yang memiliki senyum teramah yang pernah Mihai lihat. Bahkan Luca tidak pernah tersenyum sepolos itu bagaikan semua hal di dunia ini tidak ada yang memberikannya kesedihan apa pun.     

Luca merasa sedikit cemburu, berusaha menarik perhatian Mihai kembali.     

Melihat itu, Mihai tertawa terbahak-bahak. Ia tidak pernah menyangka Luca akan mengkhawatirkan hal seperti ini. Dengan penuh semangat, ia menggelayut lengan Luca, memberi lengan itu kecupan.     

Xing Qiu yang tanpa sengaja menangkap adegan itu tidak bisa menghentikan wajahnya untuk tersenyum semakin lebar.     

Ketika sampai di dalam kediaman, mereka berpindah ke ruang makan.     

Albert dan Lonel menyeduh teh untuk mereka.     

"Jadi alasan kami berkunjung ke sini adalah …."     

Entah berapa lama waktu sudah berlalu – karena aliran waktu di dunia atas dan dimensi ini berbeda, tapi ketika mereka tersadar, jiwa-jiwa yang dulunya lahir di dimensi Rumbell dan Beast tidak lagi kembali ke dunia atas. Ikatan cinta yang seharusnya Xing Qiu berikan kepada setiap jiwa yang akan lahir pun tidak bisa diberikan kepada jiwa-jiwa hilang itu. Jika dibiarkan, tidak hanya jiwa hilang itu sendiri untuk akan sangat berbahaya, tidak adanya ikatan cinta dari sang dewi dapat menyebabkan munculnya ketidaksetiaan, kebencian, hingga pembunuhan massal.     

Mereka berusaha menghubungi kelinci penjaga gerbang dimensi yang menjaga dimensi tersebut tapi tidak berhasil.     

Akhirnya, mereka menunggangi Rieyu menuju dimensi ini. Di tengah perjalanan, mereka bertemu Valentin yang juga sedang perjalanan kembali ke dimensi Rumbell.     

Namun, ketika mereka sampai, dua dimensi yang menjadi tujuan mereka terselubungi oleh kabut hitam.     

"Kabut hitam itu adalah segel, itu yang membuat apa pun yang memasuki dimensi itu tidak bisa keluar."     

Tanpa sengaja mereka terperangkap juga di dalam salah satu lapisan kabut itu dan akhirnya setelah entah berapa lama berlalu, segel itu tiba-tiba hilang. Jiwa-jiwa yang awalnya terperangkap akhirnya mulai kembali satu per satu.     

Yun Sheng mengacak rambutnya, terlihat pusing. "Aku harus tinggal di sini untuk beberapa saat. Dikarenakan jiwa-jiwa ini tidak pernah kembali ke dunia atas, jiwa-jiwa yang gentayangan secara acak kembali terlahir di dunia ini. Catatan jiwa mana saja yang sudah terlahir kembali tanpa melalui dunia atas harus dilengkapi dan dilaporkan. Jadi aku harus tinggal untuk mencatatnya. Aku berharap Tuan pemilik rumah tidak keberatan untuk mengakomodasi tempat tinggal untukku." Yun Sheng menyatukan kedua tangannya di depan wajah lalu membungkuk hormat.     

Luca dan Mihai tidak keberatan tapi Liviu keberatan. Ia menatap Yun Sheng penuh permusuhan sampai Yun Sheng tidak tahu harus berbuat apa.     

Pada akhirnya, Steve menawarkan rumahnya untuk mendamaikan suasana.     

Namun, di luar dugaannya, Liviu tetap menolak.     

"Olang jaat! Kakek sidak bole telpelakas! (Orang jahat! Kakek tidak boleh terperangkap!)"     

Steve berusaha membujuknya tapi Liviu sangat keras kepala, sama seperti Papanya.     

Pada akhirnya, mereka memutuskan untuk membahas hal ini setelah Liviu tidak lagi berada di ruangan.     

Xing Qiu juga akan tinggal untuk memperbaiki ikatan benang merah orang-orang di kota ini dan Liviu mengacungkan jempolnya tinggi-tinggi ketika gadis itu meminta ijin untuk tinggal di kediaman.     

Yun Sheng hampir meledak sementara Xing Qiu melontarkan tatapan mengejek untuk memprovokasinya.     

Pada akhirnya, sebelum kediaman ini kembali rusak, Luca memutuskan untuk hari ini saja, keduanya dapat tinggal dan beristirahat terlebih dahulu. Besok, mereka akan membahasnya lagi.     

*****     

Awalnya Luca ingin memberikan dua kamar untuk Xing Qiu dan Yun Sheng tapi keduanya memilih untuk satu kamar saja.     

"Jangan berasumsi ok? Kami tidak memiliki hubungan apa pun. Hanya saja pemisahan antara wanita dan pria tidaklah kuat di dunia atas. Kami tidak ingin menyusahkanmu untuk membersihkan dua kamar hanya untuk satu malam," jelas Xing Qiu.     

Mereka membincangkan beberapa hal kecil lagi sebelum akhirnya Luca dan Mihai pamit undur diri. Yang lainnya pun ikut berpamitan menyisakan Yuki seorang diri. Ia sudah mengirim Alex pergi untuk beristirahat.     

Melihat itu Xing Qiu tertawa kecil. "Masuklah! Aku akan mendengar pertanyaanmu."     

Yuki tanpa basa-basi masuk ke dalam dan menghempaskan bokongnya di ujung tempat tidur.     

"Kau sepertinya sangat familiar dengan Mihai, Luca, dan Liviu. Apakah itu ada hubungannya dengan benang merah yang kulihat terikat di antara keduanya?"     

Xing Qiu terbelalak. "Kau melihatnya?"     

"Berkat hal yang kau berikan padaku dulu."     

"Oh begitu …." Xing Qiu membuka matanya, menatap jauh ke luar jendela, sedikit menerawang. "Jika aku tidak keberatan mendengarkan sebuah cerita …."     

Yuki mengangguk. "Ceritakan."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.