This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Dunia Beast (6)



Dunia Beast (6)

0Keputusan akhir dari pembicaraan di rumah pertemuan adalah Mihai akan menjadi kunci utama dalam rencana mereka.     
0

"Haa …." Mihai menghela napas untuk kesekian kalinya, kembali teringat percakapan di rumah pertemuan tadi.     

Meskipun di kehidupan keduanya ia memiliki keberanian yang lebih tinggi dan kekuatan perlawanan yang lebih besar, tetap saja dijadikan kunci utama yang menentukan apakah rencana tersebut berhasil atau tidak terlalu berat baginya. Jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, Mihai tidak handal untuk memikirkan solusi baru secara cepat. Menurutnya, lebih baik ia menjadi figuran yang membantu menyuplai energi kepada Yuki.     

Namun, ia juga tidak bisa menyangkal alasan yang Yuki berikan karena apa yang dikatakan Yuki sangatlah logis.     

Yang menjadi tujuan utama Lauren sekarang adalah inti sihir Luca, segel kekuatan incubus abadi, dan kejayaan kaum incubus.     

Segel kekuatan itu telah berada di tubuh Mihai jadi Yuki tidak akan menjadi target yang lezat bagi Lauren dibandingkan Mihai. Oleh sebab itu, aktor utamanya harus menjadi Mihai.     

"Jangan khawatir. Aku akan membantumu." Begitu pesan Yuki ketika mereka berjalan keluar dari rumah pertemuan tapi hal itu tidak memberikan ketenangan kepada Mihai.     

Hujan turun membasahi dunia di sore hari dan ketika malam menghampiri, bintang-bintang bergantung di atas langit tak berawan. Lentera-lentera yang tergantung pada kanopi rumah mulai memancarkan sinar jingga yang hangat, membuat seluruh area kota menjadi terang bagaikan siang hari. Orang-orang keluar dari rumah dengan mengenakan pakaian berwarna terang, membawa keranjang berisi makanan di tangan mereka lalu berkumpul di tengah kota, tempat berdirinya bundaran air mancur.     

Di sana, musik mengalun menemani para penduduk yang menari mengelilingi bundaran. Mereka yang tidak menari akan duduk di bawah langit malam yang cerah atau duduk di dalam restoran-restoran sederhana di sekitar bundaran, saling berbagi makanan yang telah mereka bawa.     

Malam ini mereka merayakan festival kecil-kecilan yang selalu dirayakan selama 3 bulan sekali. Dalam festival ini, mereka memanjatkan rasa syukur karena mereka masih dapat hidup dengan aman di dunia ini serta memanjatkan doa kepada mereka yang gugur dalam perjuangan untuk mengembalikan dunia ini seperti semula.     

Mihai mengikuti Yuki dan Alex ke tengah kota untuk beberapa saat sebelum akhirnya memutuskan untuk berjalan-jalan ke area yang lebih terpencil.     

Ia masih belum bisa menetapkan hati dan pikirannya setelah pertemuan itu dan melihat perayaan para penduduk, beban berat yang menekan bahunya terasa semakin berat.     

Sampailah ia di sini, menghela napas panjang sembari berjalan tanpa tujuan. Ketika ia tersadar, ia telah sampai di area makam para kepala klan beast. Area itu bercahaya terang di tengah kemalaman, bukan karena pendaran lentera, melainkan karena titik-titik cahaya kuning yang terus muncul dari kelopak-kelopak bunga, melayang pelan ke atas langit, bagaikan gelembung air di dalam lautan.     

Melihat papan-papan nisan yang berjejer bagaikan sedang menonton Mihai, beban di bahunya tidaklah menjadi ringan. Ia tidak tahu apa yang telah dikorbankan para kepala klan ini hingga kembali ke tanah, tapi apa pun itu, pastinya itu dilakukan untuk kemakmuran kaumnya. Jika sampai Mihai gagal, ia tidak punya wajah untuk berdiri di depan nisan-nisan ini.     

"Ughh …." Perut Mihai mulai kram.     

Terakhir kali ia merasakan hal ini adalah ketika ia berada di tengah dilemma antara kaum half-beast atau Luca saat ia masih menjadi Gohabi. Pada akhirnya, saat itu pun, ia tidak bisa mengambil keputusan yang berarti hingga ia meninggal.     

Meskipun ia memiliki Yuki yang memikirkan seluruh strategi secara matang, Mihai tetap kehilangan kepercayaan dirinya. Setelah sekian lama, ia merasakan ketakutan untuk berjalan maju.     

Mihai mengeratkan genggaman tangannya, berusaha memberinya kekuatan lebih. "Aku bisa … aku harus bisa …," bisiknya terus menerus.     

Namun, semakin banyak kali ia mengucapkannya, hatinya semakin yakin bahwa ia tidak akan berhasil.     

Pada saat seperti ini, Mihai benar-benar berharap ada Luca di sampingnya.     

"Mihai?"     

"Uah!"     

Sebuah wajah tiba-tiba muncul di depan Mihai. Ia terlalu terkejut hingga terguling satu kali ke belakang, hampir menabrak salah satu batu nisan. Untungnya Mihai buru-buru mengubah arah gulingannya sehingga berhenti beberapa sentimeter dari batu itu.     

"Maaf, maaf. Aku mengagetkanmu. Kau tidak apa-apa?" Pria yang tiba-tiba muncul itu buru-buru mengulurkan tangannya.     

Mihai menerima uluran itu lalu bangun dari posisinya. Matanya mengamati wajah pria itu yang sangat familiar. Namun, dibandingkan dengann memori terakhir di kehidupan lampaunya, wajah pria ini sekarang terlalu tua. Namun, jika dibandingkan dengan memori terakhir di kehidupan keduanya, pria ini terlihat terlalu muda. Akan tetapi, Mihai tetap yakin pria ini merupakan pemilik nama yang ia ketahui jadi tanpa ragu-ragu, ia memanggil, "Pak Tua Claudiu, kau juga berpindah ke dimensi ini?"     

"Pfft hahahahaha! Entah berapa kali pun mendengarmu memanggilku dengan panggilan itu benar-benar lucu." Takase Claudiu tertawa terbahak-bahak hingga harus memegang perutnya. Setelah puas teertawa, ia mengambil posisi duduk yang nyaman di samping Mihai.     

Mihai mengernyit bingung. "Apa yang lucu dari itu? Aku sudah memanggilmu seperti itu sejak aku kecil."     

"Ya … tapi aku tahu kau reinkarnasi dari Gohabi jadi … memikirkan perubahan panggilan dari Claudiu yang diucapkan dengan lembut menjadi Pak Tua! Yang diserukan dengan begitu tegas dan kuat itu benar-benar tidak terbayangkan dan pengalaman yang unik."     

"Hmm … begitu?" Mihai masih tidak begitu paham.     

Keduanya menatap langit sejenak, mengamati bintang-bintang yang tersebar pada langit tak berawan hingga berhenti pada awan-awan hitam yang membentang luas hingga tak terlihat ujungnya.     

"Aku tidak lagi bertemu denganmu sejak kau lulus sekolah?"     

Mihai berpikir sejenak sebelum mengangguk. "Ku dengar kau sakit jadi ketika aku berusaha menemuimu, mereka tidak memberiku ijin."     

"Haa …." Claudiu menggeleng. Hatinya sedikit berat memikirkan orang-orang yang selama ini berusaha ia lindungi ternyata melakukan hal seperti ini kepadanya. "Aku tidak sakit. Tudor berusaha membunuhku. Dia tidak berhasil karena aku memergokinya dan segera kabur. Ketika aku kabur ke kedalaman Bukit Luito, entah bagaimana caranya, aku berpindah ke dimensi ini. Pada saat itu tubuhku sudah terlalu tua, aku hampir mati karena udara beracun itu. Untungnya, kebetulan yang indah terjadi, salah satu dari penduduk di sini sedang melakukan percobaan untuk memurnikan udara di area itu dan akhirnya menyelamatkankku sebelum terlambat."     

"Tudor … dia pasti sudah yakin kau mati dan menggunakan alasan sakit untuk menutupinya. Dia benar-benar …." Sejak dulu, Mihai sudah menyadari ambisi Tudor untuk mendapatkan posisi kepala kaum. "Sebelum aku menghilang, seharusnya aku memesanmu untuk menyerahkan posisi kepala kaum kepadanya saja."     

"Tidak. Jika posisi itu jatuh ke tangan Tudor, kaum kita pasti akan dihabisi Tuan Luca karena pemberontakan. Kaum half-beast tidak akan bertahan hidup hingga seribu tahun."     

Mihai ingin menyatakan ketidaksetujuannya tapi setelah menimbang-nimbang sifat Tudor saat ia masih hidup sebagai Gohabi, ketidakdewasaan pada Tudor muda saat itu mungkin akan melakukan tindakan gegabah seperti itu dan benar-benar membawa kaum half-beast ke dalam bencana. "Kau sudah bekerja keras."     

"Ya … bagaimana dengan keadaan sekarang di Rumbell?"     

"Aku … tidak tahu." Mihai menggaruk pipinya, merasa agak bersalah.     

Claudiu juga sebenarnya tidak berharap Mihai tahu. Mihai bukanlah anak yang tertarik dengan perpolitikan, baik di kehidupan pertama maupun keduanya. Hanya saja, di kehidupan pertama, Mihai terpaksa untuk terlibat di dalamnya terlepas dari keengganan yang ia miliki. Di kehidupan kedua, ketika tidak dibebankan oleh status sebagai Gohabi, Mihai benar-benar liar dan tidak pernah memikirkan perpolitikan hingga ia pun tidak mengenal jelas mengenai Luca Mocanu yang terkanal itu.     

"Da—dari pada itu, mengapa kau bisa tampak lebih muda sekarang?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.