This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Perjuangan Terakhir (2)



Perjuangan Terakhir (2)

0Para tetua berusaha untuk bangun. Namun, sakit dari luka di tubuh mereka tidak tertahankan. Bergerak sedikit saja memberikan rasa seperti terbakar dalam api neraka selama seribu tahun.     
0

Gangguan singkat itu pun tidak menghentikan sedikit pun intensitas serangan Lauren. Sebaliknya, gelombang sihir yang diluncurkan semakin kuat, cepat, dan ganas. Jumlahnya pun bertambah tiga kali lipat.     

Hasil akhirnya dapat dilihat dengan jelas.     

Semua makhluk hidup yang ada di dalam ruangan bersama Lauren sudah tidak bisa bergerak, menunggu ajalnya. Sementara, kelompok yang dibawa Yuki juga mulai jatuh satu per satu, tidak sanggup keluar dari jangkauan serangan Lauren.     

Jelas Lauren menang dalam pertikaian ini. Ia akan mendapatkan inti Luca, mendapatkan tubuh yang tidak akan membusuk lagi lalu mengembalikan prinsip kaumnya seperti yang dahulu.     

Namun ….     

Ia tidak bisa merasa tenang. Semuanya terasa terlalu mudah.     

Entahlah jika itu adalah Yuki tapi jika Luca terlibat di dalam penyerangan ini ….     

Tidak mungkin dia mempunyai pikiran sesederhana ini ….     

Alarm berbunyi di benaknya. Ia ingin terbang menuju Luca, menyiksa pria itu hingga memuntahkan seluruh kebenaran dari strateginya ….     

"Ugh!!"     

Tubuhnya tidak bisa bergerak!     

Lauren mengerahkan seluruh energinya untuk menggerakkan tulang dan otot tubuh pinjamannya itu tapi bagaikan ia telah merasuki sebuah patung, sendinya kaku. Bergerak seinci pun tidak.     

'Ilusi? Tidak mungkin! Aku tidak akan jatuh ke perangkap yang sama dua kali!'     

Para tetua masih tergeletak kesakitan. Sihirnya masih aktif dan jumlah anggota kelompok yang mundur semakin banyak. Beberapa tidak berhasil mundur dan akhirnya jatuh tersungkur di atas lantai.     

Tidak ada yang janggal.     

'Seharusnya begitu … seharusnya ….'     

Pandangan Lauren berhenti, terbelalak lebar penuh kebencian.     

"Baiklah! Baik sekali! Pertunjukkan kalian benar-benar menakjubkan!" Ia tidak bisa melepaskan pandangannya dari pria buntal berkaki tangan pendek yang duduk di sofa tamu ruangan itu.     

Selama seribu tahun lamanya, pria buntal itu, Illiu Stoica, atau dengan nama aslinya adalah Sen Stoica, berada di bawah pengaruh sihir Lauren, bergerak sesuai dengan perintahnya, bagaikan sebuah boneka pertunjukkan yang digerakkan mengenai tali.     

Setelah Lauren tidak memerlukannya lagi, entah karena sudah terlalu lama berada di bawah pengaruh sihir hitam atau perasaan cinta palsu kepada Anna yang Lauren buat terlalu nyata hingga memberikan shock yang besar, Sen tidak mengembalikan kesadarannya lagi. Setiap hari, ia hanya menatap kosong ke depan, tidak mengatakan apa pun, tidak makan maupun minum. Bahkan Lauren melepaskan seluruh sihir kontrol di Sen dan pria itu masih bergeming. Setelah satu tahun lamanya, Lauren sudah menganggap Sen sebagai boneka pajangan di ruang kerjanya. Tidak ia sangka ….     

Mata kosong itu sekarang bersinar cerah. Melihat Lauren melawan kekangan pada gerakannya, Sen tersenyum miring.     

Di saat yang bersamaan, batang-batang pohon muncul di hadapan wajah Lauren, melilit seluruh tubuhnya, meremasnya kuat hingga tulang-tulangnya terasa akan remuk. Semakin Lauren meronta, lilitannya pun akan semakin erat.     

Tetua-tetua yang awalnya memiliki setengah tubuh yang membusuk kini berdiri kokoh tanpa luka, bercampur dengan kelompok Yuki. Tim pengguna sihir tanah berjongkok mengelilingi Lauren, mengeluarkan batang pohon yang melilit tubuh Lauren. Di sisi lain, tim pengguna sihir air mulai mengucapkan mantra, kedua tangan mereka menyatu di depan dada, mengumpulkan bola-bola air.     

Luca berdiri paling jauh dari kelompok itu, tepat di samping Sen, memperbincangkan sesuatu yang tidak bisa Lauren dengar.     

Lauren murka!     

Semua yang terjadi pada dirinya tadi adalah ilusi tapi bukan ilusi biasa.     

"BRENGSEK KAU, SEN!"     

Sen tidak menghiraukannya, tetap berfokus pada Luca. "Terima kasih sudah mempercayai pesan dariku."     

Luca menggeleng kecil. Ia juga sempat meragukan pesan tersebut.     

Beberapa hari yang lalu, tepat di hari di mana Mihai kembali, salah satu dari petugas yang mengawasi penghalang di Bukit Luito meminta untuk bertemu dengan Luca. Pada saat itu, ia mengaku merupakan utusan dari Vladimir dan ia membawa pesan mengenai keinginan untuk bekerja sama menjatuhkan Lauren.     

Bayangan Valdimir yang berusaha menjatuhkan Luca dari posisinya membuat Luca tidak dapat menumbuhkan sedikit pun rasa percaya.     

Petugas itu juga menyerahkan sebuah lonceng berukir telinga rubah berwarna hitam sebagai bukti ketulusan. Luca mengenalinya. Ia selalu melihat lonceng itu melingkari pergelangan tangan Illiu. Apa yang mereka pikirkan dengab menyerahkan barang milik Illiu? Tentunya itu bukan bukti ketulusan yang tepat tapi Mihai mengenali lonceng itu sebagai hal yang berbeda     

Itu adalah lonceng tak berbunyi yang sangat berharga bagi Sen Stoica, diberikan oleh Himijime kepada sang suami.     

Melihat lonceng itu, Himijime ingin berbicara dengan Vladimir secara langsung.     

Dari situlah mereka tahu bahwa Sen Stoica masih hidup.     

Dalam kekacauan seribu tahun yang lalu, Sen bermaksud mengikuti yang lainnya menuju dimensi beast tapi sebelum ia berhasil memindahkan semua orang, Lauren sudah menyadari niatnya dan mengambil alih kesadaran Sen. Sejak saat itu, Sen bergerak sebagai boneka Lauren. Beberapa kali, ia hampir berhasil lepas dari cengkraman Lauren tapi sebelum benar-benar berhasil, Lauren sudah menyadarinya.     

Pada akhirnya, ia menjadi boneka Lauren untuk ikut campur dalam perpolitikan Kota Rumbell.     

Begitu lama berada di bawah kendali sihir hitam, apa yang Lauren pikirkan tidaklah salah. Sen sendiri benar-benar merasa ia tidak akan bisa kembali sadar seperti makhluk hidup lainnya. Otaknya kosong dan meskipun jiwanya ada di dalam tubuhnya tapi keduanya seperti terpisah untuk dinding yang tinggi dan tebal.     

Namun, setitik cahaya tiba-tiba muncul di dalam dirinya setahun lalu, tepat ketika Mihai meninggal untuk ketiga kalinya dan semua segel terbuka. Memori yang buram kembali dan Sen juga mendapatkan kembali kesadarannya. Tentunya ia tidak segera beraksi. Sambil mengamati keadaan, ia berlagak seperti boneka agar tidak membuat Lauren curiga.     

Sembari mencoba berbagai hal di belakang, ia berhasil berkontak dengan Vladimir dan membentuk strategi. Pada saat itu juga, ia menyadari bahwa ia memiliki koneksi yang kuat dengan Lauren. Mungkin ini adalah efek samping dari terpapar sihir Lauren dalam waktu yang sangat panjang. Lauren sendiri sepertinya tidak menyadari hal itu.     

Terbentuklah sebuah rencana untuk mengambil alih kelima indra Lauren, membuat Lauren melihat hasil akhir yang Lauren inginkan. Rencana ini kemudian digabungkan dengan strategi pemurnian yang direncanakan Yuki.     

Hasil akhirnya adalah sukses besar!     

Lauren masih terus meronta, ingin keluar dari tubuh pinjamannya tapi kayu-kayu pohon yang melilitnya tidak hanya mengunci pergerakan tubuh fisik tapi juga memerangkap jiwanya.     

Lauren panik. Bahkan jaring penangkap jiwa saja tidak mampu menahannya. Bagaimana mungkin kayu-kayu pohon yang dibuat dari pengguna sihir tanah biasa bisa menahannya.     

Memang jika hanya makhluk hidup yang tinggal di kedua dimensi ini yang menahan Lauren, mereka tidak akan berhasil. Ini adalah berkat Carme yang memiliki berkat dari dunia atas. Namun, menopang sihir yang begitu besar akan sulit dalam kurun waktu yang lama.     

Liliane dan Ecatarina langsung meluncurkan sihir air bersama dengan tim mereka, melapisi tubuh Georghe seluruhnya     

Lauren meronta hebat. Mulutnya terbuka lebar seperti meneriakkan rasa sakit tapi suaranya teredam.     

Air yang awalnya jernih mulai mengkeruh, bercampur dengan ambisi gelap yang ditarik keluar dari jiwa Lauren. Kegelapannya semakin pekat hingga ketika sosok Lauren tidak lagi lagi terlihat, proses pemurnian pun selesai.     

Liliane menarik seluruh air keruh dari tubuh Lauren, membuangnya sementara ke dalam dimensi buatan milik Yuki. Sementara batang-batang pohon masih melilit tubuh Lauren yang basah kuyup. Amarah dalam matanya meredup.     

Yuki mengangkat tangannya. Ia akan memulai pemisahan antara jiwa dan tubuh. Setelah itu, jika mereka berhasil memerangkap bola jiwa Lauren ke dalam kotak segel khusus, semuanya akan selesai.     

Melangkah mendekati tubuh Lauren, Yuki mengumpulkan energi di tangannya.     

"... ak … tidak …," gumam Lauren. Matanya kosong tapi meskipun lemah, ia masih berusaha meronta.     

Mengapa semua orang menghalanginya?     

Ia hanya ingin mengembalikan kaumnya pada identitas lama mereka, gairah dasar yang mereka punya.     

Tapi semua orang menentang ….     

"Sudah … tidak bisa … diperbaiki lagi …."     

Yuki meletakkan kedua tangannya pada batang-batang, menyalurkan sihir pemisahan ….     

Jika tidak bisa diperbaiki lagi, lebih baik dimusnahkan dan mengulang semuanya dari awal!     

Tanah seluruh penjuru kota bergetar hebat.     

Tombak hitam menembus keluar dari tanah, menyerang Yuki tanpa ampun.     

Untungnya Alex dengan cepay menarik Yuki sehingga hanya ujung pakaiannya yang robek.     

Batang-batang kayu yang melilit tubuh Lauren menghitam dan mulai membusuk. Kegelapan menyebar menuju lantai, merambat turun melalui dinding, menembus ke dalam tanah, dan menyebar luas ke seluruh tanah kota. Dalam sekejap, dedaunan hijau dan bunga-bunga segar berubah menjadi coklat kehitaman dan kering.     

Yuki berdecak kesal.     

Mereka tidak berhasil menghapus seluruh ambisi di jiwa Lauren. Sebaliknya, mereka sudah memperbesar kebencian pria itu.     

Sekarang, Lauren benar-benar ingin memusnahkan mereka semua!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.