This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Benang Merah (2)



Benang Merah (2)

0Toma melihat seluruh proses dengan kedua mata kepalanya sendiri.     
0

Ketika Emilia berhasil melahirkan putranya, mixed blood itu tidak menangis dan setelah satu menit usaha, meninggal dunia.     

Menurut Toma ini adalah hasil yang terbaik. Jika anak ini meninggal, mungkin gadis bernama Emilia ini akan kembali tenang dan klan rubah mungkin bisa melepaskan gadis itu tanpa memberinya hukuman berat. Lagi pula, terlihat bahwa semua ini juga merupakan ide dan perbuatan Arthur sementara gadis ini hanya dipaksa.     

Akan tetapi, tuannya tiba-tiba memasukkan mayat bayi yang telah ia bungkus ke dalam dimensinya, menukarnya dengan bayi yang baru ia lahirkan, sehat dan cerah. Dengan satu cubitan, ia membuat anak itu menangis meraung-raung dan belum sempat Toma tersadar, pria itu sudah membawa bayi tersebut keluar dan menyatakan bahwa bayi yang seharusnya adalah darah daging Yuki sebagai anak yang dilahirkan Emilia.     

Toma bertemu pandang dengan Alex dan ia bisa melihat wajah Alex yang tidak begitu baik tapi pria itu juga menahan diri untuk tidak bertanya kepada Yuki.     

Pada akhirnya, Toma juga menahan diri tapi pertahanan itu sudah runtuh detik ketika ia memasuki kamar sang tuan.     

Yuki menatap Toma, matanya kosong. Kesedihan tergores kuat di wajahnya tapi ia tidak menjawab dan hanya menggeleng. "Bawalah anak ini dan lakukan apa yang aku perintahkan."     

Bagaimana pun juga, status Toma adalah pelayan. Ia tidak bisa mendesak tuannya sehingga walaupun ia memiliki ketidakpuasan di dalam hatinya, ia tetap mematuhi perintah dan membawa bayi itu diam-diam keluar dari area kediaman.     

Yuki kembali termenung.     

Ia juga enggan melepaskan putranya tapi ….     

'Aku tidak punya pilihan lain!'     

Beberapa saat sebelumnya, di Bukit Luito, detik ketika Yuki jatuh dalam kebingungan, ia melihat benang merah yang panjang, satu ujungnya terikat pada menembus area jantung Luca sementara ujung satunya lagi tidak terlihat, tapi Yuki tahu bahwa benang merah itu keluar dari dimensi spatial miliknya dan satu-satunya makhluk hidup yang berada di dalamnya adalah putranya yang baru lahir.     

Dewi cinta yang memberinya hadiah ini pernah mengatakan bahwa ketika ia sedang dalam kesesatan, tidak tahu pilihan apa yang terbaik dalam keadaan yang mendesak, mungkin takdir bisa membantunya.     

Di saat itu saja, Yuki akan bisa melihat benang merah takdir yang mengikat orang yang menjadi subjek dilemmanya. Mungkin takdir ini akan menjadi solusi.     

Hadiah ini hanya akan bisa digunakan sekali dan hanya akan aktif ketika Yuki mengalami kesulitan yang tidak pernah ia alami selama ini, benar-benar melewati batas kemampuannya.     

Namun, tidak Yuki sangka, takdir itu akan menjadi putranya sendiri.     

Ketika Yuki harus menghindaris Lauren, putranya memiliki takdir dengan pria yang akan terlibat dengan Lauren.     

Yuki penuh dilemma. Ia tidak bisa terang-terangan memberikan bantuannya karena jika ia membawa Luca ke dalam perlindungannya, ia hanya akan membuat tidak hanya Luca tapi dirinya dan keluarganya dalam celaka. Namun, jika ia mengabaikan Luca, ia juga akan membuat dunia ini celaka yang tentunya tidak pernah Yuki inginkan. Tapi juga bukan berarti, ia bisa membiarkan putranya celaka sementara ia kabur pergi, berlindung dari Lauren.     

Akan tetapi, ketika ia melihat mayat bayi di tangannya, ia memutuskan untuk menyerahkan tanggung jawab besar ini kepada putranya.     

Dewi cinta pernah mengatakan, jika benang merah terikat di antara dua orang maka takdir yang mereka miliki adalah sebuah takdir yang baik. Sementara jika benang itu berwarna hitam, takdir itu akan membawakan malapetaka.     

Emilia memiliki benang hitam itu dan itu terhubung dengan Luca.     

Yuki tidak tahu apakah benang itu mula-mula berwarna merah dan berubah menjadi hitam karena campur tangan Lauren tapi itu tidaklah penting. Nyatanya saat itu adalah benang itu berwarna hitam!     

Jika putranya tidak ia tinggalkan di samping Luca, Luca pasti akan jatuh dalam kegelapan dan menjadi boneka Lauren.     

Akan tetapi, jika putranya berada di samping Luca, menggunakan kemampuan takdir dari benang merah, putranya dapat menjadi obat penawar bagi racun yang dihasilkan dari benang hitam.     

Dipikir dari sisi mana pun, ini adalah jalan yang terbaik.     

Tapi ….     

Yuki membekap wajahnya dengan kedua tangan. Bahunya bergemetar hebat. Sesekali, isakan yang tidak dapat ia tahan keluar dari mulutnya, begitu menyakitkan hingga menyayat hati pendengarnya.     

Tanpa ia sadari, Alex telah berada di dalam kamar dalam keadaan basah kuyup. Melihat punggung yang terlihat sangat lemah dan tak berdaya, amarah di dalam hatinya padam. Garis wajahnya berangsur-angsur melembut.     

"Yuki," panggilnya dengan suara serak. Ia memeluk tubuh ramping pria itu erat-erat, berusaha menyalurkan sedikit kehangatan tapi ia tidak tahu bahwa kehangatan itu membuat es yang telah membeku lama akhirnya meleleh, membuat air yang tidak dapat ditampung lagi akhirnya meluap melalui kelopak mata, mengalir jatuh lebih deras.     

Alex terus membujuk dan menghiburnya bagaikan sedang menghadapi anak umur lima tahun. Ia tidak buru-buru, penuh kesabaran sembari mengelus lengan Yuki dan mendaratkan kecupan demi kecupan pada pucuk kepala Yuki.     

Seluruh kelelahan yang Yuki rasakan membuatnya roboh. Ia tidak lagi bisa menopang seluruh beban ini. Ia memeluk erat Alex dan menangis di dadanya, membiarkan pasangannya membantunya menopang beban berat yang akan mereka bawa hingga ribuan tahun lamanya ….     

*****     

Malam itu, Yuki jatuh tertidur setelah menangis.     

Alex frustasi dan cemas. Ia tidak pernah melihat Yuki berlaku seperti ini sehingga untuk beberapa hari ke depannya, Alex tidak pernah mengangkat topik mengenai bayinya, tidak mau mendesak Yuki hingga jatuh dalam keadaan stress berat. Akan tetapi, jika ia ingin jujur, ia sangat ingin tahu mengapa Yuki melepaskan putranya kepada orang lain!     

Itu adalah putranya demi Tuhan! Ia bahkan belum memeluk putranya cukup lama untuk membiarkan kehangatan tubuhnya dikenali oleh bayi mungil itu.     

Tentu saja Yuki menyadari rasa frustasi Alex dan ia tahu ia tidak bisa menutup mulut terlalu lama.     

Oleh sebab itu, setelah tiga hari memulihkan mental dan fisiknya, Yuki menceritakan alasan dari perbuatannya. Ketika ia kembali diingatkan pada bayi kecilnya, ia tidak bisa menghentikan air matanya untuk jatuh.     

Di sisi lain, Alex tidak bisa menyalahkan Yuki. Jika ia berada di posisi Yuki, mungkin ia juga akan melakukan hal yang sama.     

Ia segera memasukkan Yuki ke dalam pelukannya, mengelus punggungnya untuk menghiburnya.     

"Itu adalah putra kita berdua. Dia pasti kuat dan cerdas dan aku yakin dia paham apa yang ingin kau lakukan. Jadi jangan bersedih. Kita akan menopangnya dari bayang-bayang. Kita akan melindunginya dari kegelapan sambil menghindari Lauren, ya?"     

Alex bisa merasakan wajah Yuki yang tenggelam dalam dadanya itu mengangguk dua kali. "Un," ucapnya singkat dan serak.     

Namun, rencana mereka tidak berjalan sesuai dengan yang mereka inginkan.     

Satu bulan kemudian, sesuatu terjadi kepada Emilia. Luca kehilangan kendalinya dan dalam keadaan tidak sadar, ia menyerang kediaman utama klan rubah, meluluhlantakkan seluruh bangunan, membinasakan seluruh makhluk hidup yang tinggal di dalamnya.     

Namun, fokus Yuki tidak ada di sana.     

Matanya langsung menangkap Bukit Luito yang juga berkobar api lalu melihat Luca yang hanya sendirian.     

'Putraku!'     

Lupakan saja semua ancaman bagi dunia ini! Persetan dengannya!     

'Aku mau putraku hidup bahagia!'     

Yuki segera melayang menuju Bukit Luito. Ia akan mengambil kembali putranya. Tidak peduli apakah Luca akan jatuh dalam kegelapan atau Lauren akan bisa menguasai dunia ini dan menyebarkan kesengsaraan. Selama putranya baik-baik saja, ia bahkan tidak peduli jika ia harus menjadi buronan dunia tingkat atas karena telah melalaikan tugas.     

"Yuki!"     

Alex segera mengejarnya tapi kakinya lebih lambat sehingga ia segera tertinggal jauh.     

Yuki tidak peduli. Ia sudah memberikan pelindung kepada putranya sebelum ia menyerahkannya kepada Luca tapi ia tetap tidak tenang. Bisa saja kekuatannya tidak cukup kuat sehingga api-api itu melahap putranya.     

Setelah ia berhasil mengambil kembali putranya, ia akan kembali kepada Alex dan segera kabur dari sini, kabur jauh ke mana saja yang penting keluarganya bisa hidup dengan tentram.     

Akan tetapi, sekali lagi, dunia melawan keinginannya.     

Ia belum mencapai rumah reyot yang ditinggali Luca dan ia sudah dihadang oleh Lauren yang tersenyum licik.     

Jika Yuki pergi dan membawa putranya sekarang, ia hanya akan membahayakan putranya. Tidak punya pilihan lain, dengan berat hati, Yuki mengambil jalan memutar, lari dari Lauren tapi pria itu tidak mau melepaskannya.     

"Berikan aku segel itu!"     

Yuki berlari dua hari dua malam untuk kabur dari Lauren sampai akhirnya Alex dan Toma menemukannya dan mereka berhasil mendapatkan tempat persembunyian.     

Dalam pelarian Yuki, Lauren juga menyadari bahwa ia telah melahirkan. Lauren terus mempertanyakan mengenai putranya membuat darah Yuki mendingin. Jika sampai Lauren mengetahui putra yang bersama Luca adalah miliknya ….     

Yuki tidak bisa membayangkan penderitaan yang akan diterima putranya.     

Sekarang, jika ia ingin mengambil kembali putranya pun, ia tidak bisa gegabah. Ia tidak tahu di mana Lauren mengawasi pergerakannya.     

Setelah berdiskusi dengan Alex untuk beberapa hari mereka jatuh pada sebuah keputusan.     

"Toma …," panggil Yuki ketika akhirnya ia dan Alex keluar dari kamar penginapan yang mereka sewa sementara waktu.     

Toma memahami isyarat Yuki dan segera masuk ke dalam kamar.     

Yuki tanpa basa-basi menyerahkan sebuah bola seukuran genggaman tangan ke tangan Toma lalu menyalurkan energi hangat melalui aliran nadinya.     

"Aku meminjamkan kekuatanku padamu. Sebagai gantinya, bantu aku untuk mengawasi putraku. Jangan biarkan ia terluka. Dan bola ini, ini adalah segel kekuatan sihir incubus abadi, aku sudah menjejakkan sihirku pada bola ini. Bawa bola ini kepada putraku dan aktifkanlah sihir ini untuk menyegelnya ke dalam tubuh putraku. Saat itu, aku akan mengalihkan perhatian Lauren agar ia tidak menemukan identitas putraku."     

Meskipun hatinya berat, setelah berdiskusi cukup lama, keputusan ini merupakan jalan terbaik.     

Yuki akan menjadi umpan untuk Lauren tapi dengan hanya Yuki dan Alex saja, kemungkinan mereka kalah akan sangat besar dan Yuki tidak bisa melindungi segel yang ia bawa ketika itu terjadi. Jadi, ia akan menyegel segel itu ke dalam tubuh putranya. Ia merasa bersalah karena membebankan hal ini kepada tubuh mungil putranya dan jika putranya membencinya di masa depan, Yuki tidak akan meminta pengampunan. Yuki dan Alex pantas mendapatkan itu dan keduanya siap mendapatkan konsekuensi apa pun.     

"Dan aku juga akan menitipkanmu segel kekuatan fisik incubus. Liliane sudah tidak ada jadi aku ingin kau memegangnya. Jika suatu saat, pria bernama Luca itu tidak bekerja sama dengan Lauren melainkan ingin menumpas Lauren, berikan segel ini padanya. Jika kau berpikir bahwa para incubus pantas untuk mendapatkan kembali sihir mereka juga, kau bisa pergi mencari Carme untuk membicarakannya. Aku akan memberikan ijin akses untuk berkomunikasi dengan Carme"     

"Bagaimana dengan Tuan?"     

"Aku …." Yuki tidak tahu keadaannya akan seperti apa setelah mengumpan Lauren tapi ia tetap meninggalkan sihir komunikasi.     

"Jika keadaan kami sudah membaik, aku akan berusaha berkomunikasi denganmu tapi jika kau tidak pernah mendengarkan kabar kami, tidak perlu pedulikan itu. Fokus lindungi dan awasi putraku!"     

Beberapa hari kemudian, mereka berpisah dan melaksanakan tugas masing-masing.     

Yuki dan Alex harus menghadapi Lauren dalam kurun waktu empat hingga lima tahun, berlari dan terus berlari hingga akhirnya Yuki memulihkan kekuatan yang cukup untuk membuka dimensi spatialnya. Mereka segera berlindung di dalam dan mengawasi pergerakan Lauren.     

Setelah itu, keduanya sesekali berkomunikasi dengan Toma, mengetahui pergerakan Luca dan mulai merasa lega setelah mendengar bahwa Lauren tidak berhasil menjadikan Luca bonekanya.     

Namun, tidak mereka sangka, kekuatan Lauren yang akan begitu besar hingga keadaan berbalik 180 derajat dalam satu malam.     

Komunikasi mereka dengan Toma terputus dan ketika Yuki berhasil kembali untuk mencari putranya, putranya telah hilang sejak seminggu yang lalu tanpa jejak ….     

Yuki jatuh dalam keterpurukan, merasa dirinya tidak pantas menjadi seorang orang tua, tidak pernah mengasuh putranya dengan baik dan memberikan kasih sayang kepada putranya.     

Ia merasa sangat bersalah hingga ketika ia mendeteksi keberadaan reinkarnasi putranya, ia tidak punya wajah untuk muncul di depan putranya. Meskipun begitu, ia tetap pergi untuk melihat orang tua dari reinkarnasi putranya dan bersyukur bahwa pria yang melahirkan Mihai adalah orang yang baik dan penyayang. Namun, di saat yang sama, Yuki semakin malu akan dirinya.     

Dan sekarang, ketika akhirnya ia dapat berkontak langsung dengan putranya, rasa malu dan bersalah itu semakin kuat.     

Yuki menutup pintu kamarnya. Di dalam kamar, Alex sedang merapikan tempat tidur mereka.     

Melihat Yuki yang tertunduk lemas setelah berpisah dengan Mihai, tanpa mengucapkan apa pun, Alex berhenti di depan Yuki lalu melebarkan kedua tangannya.     

Mata Yuki memerah. Pria itu langsung memasuki pelukan Alex.     

"Apa dia tahu aku adalah orang tuanya di kehidupan sebelumnya?" Akhirnya Yuki mengeluarkan ketakutan yang telah tersangkut di dalam hatinya seharian itu.     

Melihat bagaimana cara bicara Mihai, Yuki dan Alex memiliki kecurigaan bahwa Mihai telah mengetahui kenyataan yang sebenarnya. Namun, mengetahui itu tidak membuat Yuki bahagia. Ia sangat gugup dan ketakutan ketika memikirkan kemungkinan itu.     

"Mungkin," balas Alex sedikit menerawang.     

"Apa dia membenciku? Apa dia menyalahkanku?"     

"Aku … tidak tahu. Tapi, apa pun yang dia pikirkan, aku akan menemanimu menghadapinya lagipula ini adalah kesalahan kita berdua. Ayo istirahat dulu, ok?" bujuk Alex lembut sembari mengelus rambut panjang Yuki.     

Merasakan telapak tangan yang telah menghiburnya ribuan kali selama seribu tahun ini, Yuki menjadi lebih tenang.     

Alex benar. Mereka sudah mempersiapkan diri mereka untuk skenario seperti sekarang ini.     

Akhirnya, Yuki setuju dan setelah membersihkan diri, keduanya berbaring di atas tempat tidur untuk beristirahat. Melihat Yuki yang tidak bisa tenang dalam tidurnya, Alex memasukkan pria itu kembali ke dalam pelukannya, menepuk punggungnya dengan irama yang teratur, mengantar kesadaran Yuki ke dalam ketenangan. Baru ketika napas Yuki sudah teratur, Alex dapat membiarkan kesadarannya ikut hanyut dalam kenyenyakan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.