This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Dunia Beast (7)



Dunia Beast (7)

0"Da—dari pada itu, mengapa kau bisa tampak lebih muda sekarang?" Mihai buru-buru mengubah topik.     
0

Terakhir kali Mihai bertemu dengan Claudiu, pria itu sudah begitu tua hingga kelopak matanya begitu berat hanya untuk terbuka beberapa milimeter. Janggutnya panjang dan tubuhnya sangat bungkuk hingga membutuhkan tongkat untuk menopangnya. Ia terlihat akan memasuki liang kuburnya kapan saja. Namun, sekarang, pria itu terlihat seperti manusia di umur 50annya, meskipun tidak begitu muda, tapi sangat fresh jika dibandingkan sebelumnya.     

"Kau juga menyadari bahwa Kakak En, Kou, dan half-beast lainnya yang terpindahkan ke sini masih hidup dengan tampilan fisik yang cukup muda padahal 500 tahun sudah berlalu bukan?"     

500 tahun adalah batas umum kehidupan para half-beast. Hanya klan rubah yang memiliki umur lebih panjang. Namun, bahkan Himijime yang sebelum berpindah ke dimensi ini sudah berumur sekitar 200 tahun saja masih memiliki wajah yang fresh. Jumlah kerutan di wajahnya bahkan berkurang dari ingatan terakhir Mihai.     

Mihai mengangguk sebagai jawaban.     

"Jawabannya adalah bunga-bunga ini." Claudiu mencolek kelopak salah satu bunga yang mekar di dekatnya. Bunga itu bergoyang kecil sembari kembali menguncup bagaikan ia malu dan ingin bersembunyi dari godaan Claudiu. Setelah beberapa saat, bunga itu kembali mekar, mengeluarkan titik-titik cahaya. "Aku tidak tahu mengapa tapi cahaya yang keluar dari bunga ini tidak hanya memurnikan saja tapi juga mengawet mudakan mereka yang tinggal di sekitarnya. Setelah tinggal beberapa tahun di sini, ketika tersadar, wajahku kembali muda. Namun, tidak ada yang tahu mengapa bunga ini bisa memberikan efek itu. Kakak Kou sudah berusaha menelitinya tapi tetap tidak menemukan apa-apa."     

Keduanya terus membincangkan berbagai hal, bercanda dan tertawa dengan riang. Namun, Claudiu menyadari ada hal yang tersangkut di hati Mihai. Ketika ia menanyakan hal itu, Mihai kembali teringat akan permasalahannya. Ia refleks menggigit bibir bagian bawahnya, penuh kecemasan.     

"Apa sesuatu yang tidak boleh aku tahu?"     

Mihai menggeleng. Ia segera menceritakan kekhawatirannya. Claudiu mendengar tanpa seluruhnya tanpa memotong pembicaraan.     

Ketika Mihai selesai, Claudiu manggut-manggut beberapa kali sebelum berkata, "Hanya kau yang akan menghadapinya?"     

"Menurut Paman Yuki, ya. Namun, Paman Yuki bilang akan bersembunyi tidak jauh dariku untuk membantu tapi saja …." Perut Mihai kembali kram.     

"Hahaha … mentalmu ternyata tidak sekuat yang aku kira."     

"Mentalku kuat kalau masalah kelahi tapi bukan untuk tanggung jawab sebesar ini. Kau tahu aku tidak sepintar dan sehandal itu dalam memimpin maupun mencari solusi. Jika terjadi apa-apa, aku akan mati kutu dan semua orang akan berdampak dari ketidakpandaianku itu."     

Claudiu bisa merasakan Mihai yang sekarang di hadapannya ini merupakan perpaduan antara dua kehidupan yang telah ia lalui. Claudiu sedikit takjub karena ia bisa menyaksikan fenomena langka seperti ini.     

"Aku rasa kau tidak perlu khawatir. Aku tahu bebannya berat tapi para penduduk di sini bukanlah para half-beast seribu tahun lalu yang lemah dan harus selalu berada di bawah perlindunganmu. Mereka tidaklah lemah dan terbiasa bertarung. Meskipun Tuan Yuki mengatakan bahwa kuncinya ada padamu tapi percayalah keadaanmu tidak lagi seperti kau menjadi Gohabi saat itu."     

Mata Mihai berkilat-kilat, memantulkan cahaya kuning di sekitarnya. Bayangan dirinya sebagai Gohabi berputar di dalam benaknya, hanya Claudiu yang ada di sisinya tapi ia menatap ke berbagai arah kecuali arah di mana Claudiu berada bagaikana Claudiu tidak ada di sana, lalu bayangan itu berubah menjadi dirinya yang sekarang. Di sana, Yuki dan Alex berdiri di kedua sisinya, yang satunya cemberut tapi memiliki sorot mata yang lembut sementara yang lainnya tersenyum lebar. Kemudian, Ioan dan Steve ikut muncul, ditambah kedua saudara laki-lakinya. Ecatarina, Vasile, Daniel, Daniela, Victor, Lonel,, dan Albert. En, Kou, Rion, dan para tetua lainnya yang berada di rumah pertemuan. Semakin banyak orang muncul di belakangnya dan ketika ia menatap lurus ke depan, Luca berdiri tidak jauh darinya, melebarkan kedua tangan.     

Mata Mihai memerah. Hidungnya menarik napas kuat, berusaha menahan cairan yang hendak mengalir keluar.     

Melihat itu, Claudiu menepuk punggung Mihai kuat. Tidak ada yang berkata-kata tapi ombak di dalam hati Mihai berangsur-angsur kembali menjadi danau yang tak bergelombang.     

Entah berapa lama waktu berlalu, musik yang mengalun dari tengah kota semakin keras dan meriah. Teriakan-teriakan, canda, dan tawa ikut mengeras, bertanding sengit dengan bunyi musik.     

"Jam berapa sekarang?"     

"Aku rasa sudah lewat tengah malam.     

"Oh. Baru lewat tengah malam ternyata." Mihai merasa sangat kelelahan jadi ia berpikir sebentar lagi Sudah akan pagi.     

"Mau tidur?"     

"Tidak." Kecemasan di hatinya sudah mereda dan meskipun tubuhnya kelelahan, ia masih ingin bersenang-senang. Tadi ia juga belum sempat menikmati festival.     

Namun, belum sempat mereka kembali ke kota, Koe menghampiri mereka.     

"Kau ternyata di sini. Papaku mencarimu."     

Mendengar kata 'Papa', Mihai otomatis bertanya, "Kakak En?"     

"Bukan. Itu Ayahku."     

"Oh …." Kalau dipikir-pikir, ia tidak tahu siapa istri En.     

Mengetahui pikirannya, Koe dengan santai menjelaskan, "Seharusnya kau tahu Papaku. Kudengar dia memiliki jabatan yang tinggi juga sama seperti Ayahku ketika berada di dimensi sebelumnya. Nama papaku adalah Kou, Daigo Kou."     

"Daigo … Kou …?" Mihai berusaha menggali memorinya. "Ah! Kepala klan singa???"     

"Seharusnya begitu."     

"Hoo … aku baru tahu. Heh …." Mihai mulai mengingat interaksinya dengan En dan juga Kou di kehidupannya sebelumnya tapi ia tidak mengingat adanya tanda-tanda di antara keduanya jadi Mihai agak sedikit terkejut.     

"Jadi, apa yang Papamu butuhkan dariku?"     

Koe mengedikkan bahunya. "Aku juga tidak tahu. Ia hanya memanggilku mencarimu. Kalau aku bisa menebak, mungkin itu ada hubungannya dengan bunga Spera. Papaku yang selama ini meneliti bung aitu dan seharusnya ia sedang mencari metode baru untuk bisa memenuhi permintaan Tuan Yuki."     

Mihai manggut-manggut paham. "Baiklah. Bawa aku ke tempat Papamu tapi sebelum itu …." Mihai melirik ke arah kota. "Boleh aku bermain sebentar?"     

*****     

Setelah festival selesai, para penduduk beristirahat selama satu hari penuh sebelum kembali beraktivitas.     

Di saat yang bersamaan, rencana baru untuk mengatasi awan hitam dan Lauren disampaikan kepada semua penduduk. Saat itu, Mihai sangat gugup karena tidak hanya harus berdiri di depan, Yuki juga memberinya tugas untuk menjelaskan rencana mereka.     

Meskipun terbata-bata beberapa kali, para penduduk memberi respons yang positif dan langsung membagi tugas secara efektif. Tidak ada yang menolak tugasnya dan bahkan kebanyakan dari mereka menawarkan diri untuk tugas tertentu. Semuanya dapat diselesaikan dalam kurun waktu satu jam.     

Mihai tidak menyangka kecepatan ini dan tidak bisa untuk tidak merasa kagum.     

Setelah tim-tim dibuat, sisanya hanyalah persiapan dan proses percobaan. Kou dan timnya menjadi yang paling aktif dalam proses percobaan ini.     

Kegagalan tidak bisa dipungkiri.     

Keseluruhan persiapan dilaksanakan hingga menghabiskan waktu 5 bulan penuh, hanya tersisa 1 bulan sebelum Luca mencapai batas hidupnya. Mihai sedikit khawatir tapi untungnya, tidak ada permasalahan lagi sehingga mereka siap beraksi.     

Satu hari sebelum, setiap ketua tim berkumpul di ruang pertemuan, melakukan pengecekan terakhir. Setelah memastikan tidak ada lagi yang kurang, mereka mengingatkan kembali seluruh strategi yang telah mereka siapkan lalu kembali ke rumah masing-masing untuk beristirahat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.