This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Rencana Pemurnian



Rencana Pemurnian

0Keesokan paginya, di dalam istana hitam yang dibangun dengan sihir Lauren ….     
0

Lauren berbaring di kursi malasnya, bermain dengan bola-bola kaca di tangannya. Ia sudah menguap untuk kesekian kalinya. Kelopak matanya telah menutup setengah.     

"Tuan!" Seekor beast anjing setinggi 5 meter berlari masuk ke dalam ruangan. Ia merupakan salah satu dari beast yang setelah dihidupkan kembali oleh sihir Lauren, mendapatkan kembali kesadaran untuk berperilaku layaknya ketika masih hidup. Hanya saja ia tidak memiliki keinginan maupun gairah dan akan mengikuti apa yang Lauren perintahkan tanpa mempertanyakannya.     

"Ada apa?" tanya Lauren lesu. Ia benar-benar bosan menunggu kapan ia bisa menangkap Mihai. Namun, Mihai tidak keluar dari area kota sementara ia enggan mendekati tempat itu karena kekuatannya akan diserap.     

"Target sudah keluar dari kota."     

Lauren langsung meloncat dari kursi malasnya. Akhirnya kesempatannya telah tiba!     

"Hahaha! Cepat bawa dia kemari!"     

"Baik!" Beast itu berbalik, hendak menyalurkan perintah Lauren tapi tiba-tiba Lauren menghentikannya.     

Lauren hampir lupa bahwa beast-beast ini gagal menangkap Mihai karena kehilangan jejak aroma tubuh pria itu. Jadi orang-orang di kota sialan itu pasti memiliki cara untuk mengatasi bawahan-bawahannya.     

"Dasar tidak berguna!" gerutu Lauren, menampar wajah beast anjing itu.     

Beast bertubuh besar dan gagah itu tidak bergerak sama sekali. Tidak ada emosi yang muncul di matanya. Semua yang dilakukan Lauren seperti angin lewat, tidak mempengaruhinya sama sekali.     

"Apa yang kau lakukan berdiri di situ? Cepat siapkan bawahanmu! Aku akan menangkapnya dan kalian urus orang-orang di sekeliling Mihai!"     

"Baik, Tuan!"     

*****     

"Di sini titiknya."     

Mihai ditemani oleh Mei, Koe, dan Shanx berhenti di salah satu titik di tengah hutan gersang. Masker khusus menutupi setengah wajah mereka dan di pinggang mereka tergantung sebuah alat seukuran telapak tangan.     

Tempat ini hanya berjarak 30 meter dari istana Lauren.     

Dalam radius 100 meter dari titik Mihai, beberapa kelompok kecil juga mencapai posisi mereka. Yang berada paling dekat dengan Mihai adalah kelompok Yuki dan Alex. Mereka semua membawa alat khusus yang sama di pinggang mereka.     

Menggunakan kemampuan sihir sederhana, mereka berkomunikasi dengan satu sama lain melalui suara hati.     

"Mihai … ingat kita datang dengan tujuan membersihkan residu sihir Lauren. Jadi kita tidak sengaja bertemu dengannya di sini." Yuki mengulang kembali skenario yang telah mereka buat.     

"A—aku tahu," balas Mihai sembari mendengarkan penjelasan Koe bagaimana menggunakan alat di pinggang mereka yang telah diisi bunga spera juga bagaimana mengisi ulang isinya.     

"Kalau begitu, berperilakulah dengan natural. Jangan berjalan dengan gerakan patah-patah!"     

Mihai baru tersadar bahwa saking gugupnya, gaya berjalannya sangatlah mencurigakan. Ekspresi wajahnya pun kaku dan rahangnya terkatup erat. Ia buru-buru menarik napas dalam-dalam beberapa kali.     

Belum sempat ia berhasil menenangkan diri, tanah mulai bergetar.     

"Mereka tiba!"     

Beberapa beast segera berubah kembali menjadi wujud asli mereka. Di saat yang bersamaan, beast-beast yang telah gugur dan menjadi bawahan Lauren muncul dari berbagai arah.     

Taring besar dan tajam keluar dari balik mulut, mengintimidasi mereka semua. Para beast membalas intimidasi itu dengan menggeram kuat.     

Tidak hanya beast saja, bawahan-bawahan Lauren yang berasal dari kaum lain pun berlari keluar dari balik tubuh besar para beast, mengayunkan pedang tajam dengan gesit dan cepat.     

Pertempuran sengit segera terjadi di tengah kelamnya hutan.     

Suara geraman, benda-benda tajam yang beradu, dan gemerisik semak-semak bergabung menjadi satu, menghasilkan sebuah adegan yang kacau.     

Di tengah kerumunan musuh, Lauren dalam tubuh Carme melayang di udara, menyebarkan pandangannya, mencari target yang sudah lama ingin ia hancurkan hingga tak lagi dapat terlahir kembali.     

"A—hah! Aku menemukanmu, Mi-ha-i!!!"     

Bola hitam ganas sebesar kepala manusia meluncur pada Mihai.     

Memasang penghalang di sekitar Koe, Mei, dan Shanx yang sedang bertarung, Mihai meloncat mundur beberapa langkah. Bola hitam itu menghantam tanah, berputar penuh kegilaan hingga memercikkan percikan api, sebelum mengeluarkan ledakan kecil. Sebuah cekungan dalam terbentuk sempurna di tanah.     

Tanpa berbasa-basi, Mihai berlari menjauh.     

"Tidak akan kubiarkan!"     

Lauren tiba-tiba menghilang lalu muncul kembali di depan Mihai. Mihai segera mundur beberapa langkah, menghindari tangan Lauren yang terjulur bagaikan sebuah cakar, dilapisi dengan energi hitam. Meskipun begitu, Mihai tetap terlambat bergerak sehingga ujung pakaiannya sedikit mengenai energi hitam tersebut. Area tersebut langsung meleleh dan menghasilkan lubang kecil yang dilingkari warna hitam. Sebelum sisa-sisa warna hitam itu menyentuh kulitnya, Mihai langsung memotong kain itu.     

Lauren terus menjulurkan tangannya, berusaha menggapai Mihai yang bergerak ke kanan dan ke kiri, menghindarinya. Di tengah pergerakan heboh itu, mata Mihai bergerak sedikit, sekilas bertemu pandang dengan Yuki.     

Pada saat yang sama, rantai yang mengalungi leher Mihai tersentak keluar dari balik kerah pakaiannya, membawa serta liontin bulat berwarna merah menyala. Bahkan di tengah langit yang gelap, bagaikan terdapat cahaya matahari yang mengenai liontin bulat itu, mata Lauren tersilaukan.     

Merah melingkari matanya. Pupilnya menyusut dan napasnya menggebu-gebu. Bibirnya terbuka lebar, menampakkan deretan gigi putih yang runcing. "HAHAHA! HAHAHAHAHAHA! AKU MENEMUKANNYA! AKU MENEMUKANNYA!"     

Ia mengira harus membunuh Mihai terlebih dahulu agar bisa mengeluarkan bola segel itu. Tidak ia sangka, Mihai akan dengan bodohnya mengalungkan segel tersebut di lehernya.     

Bola itu seperti meminta Lauren untuk mengambilnya.     

Menjilat bibirnya dengan tidak sabar, Lauren langsung menjulurkan tangannya, menukik tajam pada leher Mihai, siap menarik kalung itu bersama dengan leher Mihai sekaligus.     

Mihai merinding. Kecepatan serang Lauren terlalu besar. Ia tidak akan bisa menghindar tanpa kehilangan sebagian daging di lehernya.     

Tidak punya pilihan lain, ia mengeluarkan sihir untuk menahan serangan Lauren lalu berlari melewatinya. Di tengah pergerakannya itu, Lauren bisa menangkap darah mengalir dari sudut bibir Mihai.     

Lauren tersenyum puas. Di bawah residu sihirnya, tidak akan ada yang bisa menggunakan sihir tanpa melukai organ dalam mereka. Mereka yang memiliki kontrol akurat terhadap aliran sihir saja hanya bisa menggunakan sihir sederhana apalagi Mihai yang baru memiliki sedikit pengalaman dalam sihir.     

Mengabaikan siapa pun yang muncul untuk menghalanginya, ia terus maju menuju Mihai. Mihai juga tidak berhenti dan terus berlari. Kalungnya berayun naik turun tanpa henti, membuat pandangan Lauren penuh dengan bola segel itu.     

'Aku akan mendapatkannya! Aku akan mendapatkannya! Aku akan mendapatkannya!' Bagaikan sebuah mantra, Lauren terus berseru dalam hati.     

Ia bisa melihat Mihai yang kecepatan larinya semakin menurun. Ia bisa melihat tangannya yang terbuka semakin dekat dengan bola segel. Ia bisa melihat masa depannya, saat-saat ketika ia berhasil merebut bola itu dan menggenggamnya di dalam telapak tangannya.     

Tiba-tiba Lauren terbelalak lebar. "?!!"     

Bagaikan mesin yang kehilangan bahan bakarnya, Lauren jatuh ke tanah, menghasilkan bunyi gemerisik dedaunan.     

'Kekuatanku diserap?!'     

Dengan penuh ketidakpercayaan, untuk pertama kalinya, ia melepaskan pandangannya dari bola segel.     

Sebuah titik cahaya kuning memasuki pandangannya, diikuti dengan titik cahaya kuning lainnya, menarik energi hitam Lauren, menyerapnya dengan penuh semangat hingga membentuk ribuan garis hitam yang memanjang dari tubuh Lauren ke setiap titik-titik cahaya itu!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.