This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Harapan yang Kuat



Harapan yang Kuat

0"Tch!"     
0

Lauren menoleh ke belakangnya, menemukan bawahan-bawahannya tidak lagi bisa bergerak. Seluruh energi yang menggerakkan mereka telah diserap oleh bunga-bunga itu, menyisakann tubuh rongsokan yang sedikit demi sedikit berubah menjadi abu.     

Jarak istana dengan kota ini sangatlah jauh. Tidak mungkin mereka bisa sampai ke sini dalam waktu yang singkat hanya dengan berlari.     

Lauren mengamati Mihai dan menemukan bola yang ada di leher Mihai tidak lagi mengeluarkan cahaya lezatnya. Di saat yang sama, ia menemukan botol aneh tergantung di pinggang Mihai yang terus mengeluarkan titik-titik cahaya kuning.     

Di saat yang bersamaan, Yuki muncul dari persembunyian, mendekati Mihai.     

"Hah! Aku paham sekarang! Aku tidak tahu bagaimana kau bisa membuat bunga-bunga itu tahan lama tapi kau benar-benar menggunakannya dengan sangat baik hingga bahkan memperlihatkanku ilusi yang begitu kuat!" sindir Lauren.     

Botol yang ada di pinggang seluruh penduduk kota berisi bunga spera yang sudah dikuatkan berkat ketekutan tim peneliti yang dibentuk oleh Kou. Meskipun setiap orang membawa hanya sedikit bunga tapi ketika jumlah orang yang membawanya banyak dan berkumpul di sebuah area, efeknya akan menjadi besar.     

Menggunakan bola kaca yang diisi kekuatan Yuki, mereka membuat segel palsu untuk menarik fokus Lauren.     

Lauren yang terlalu bersemangat akan sangat mudah untuk dikendalikan menggunakan ilusi.     

Setelah Lauren jatuh dalam ilusi tersebut, semuanya menjadi gampang.     

Mereka tinggal menguatkan efek pemurnian untuk membantu memperbaiki sirkulasi sihir di dalam tubuh dan Mihai akan menggunakan sihir teleportasi untuk memindahkan mereka semua ke kota.     

Tugas terakhirnya hanyalah membawa Lauren ke taman bunga di area pemakaman dan kekuatan Lauren akan diserap habis.     

Hal ini akan memudahkan Yuki dan Mihai untuk memisahkan jiwa Lauren dari tubuh Carme.     

"Heh! Jangan senang dulu. Kau kira jebakan kecil seperti ini akan bisa menyusahkanku?" Lauren masih tersenyum lebar meskipun seluruh tubuhnya sudah terlentang lemas di atas taman bunga.     

Yuki tidak menghiraukannya dan Mihai tidak ambil pusing untuk menjawab. Mereka mempersiapkan diri untuk memulai pemisahan.     

Namun ….     

"Mihai, awas di sampingmu!"     

Teriakan Randis langsung menggerakkan Mihai. Menggunakan instingnya, Mihai meloncat ke arah kanan dan tepat dari bagian kirinya, energi hitam yang mengeras menjadi satu dengan ujung runcing meluncur keluar dari bawah tanah, menghancurkan bunga yang tertanam di sana.     

"Ahh~~ sayang sekali!"     

Energi hitam yang pekat menyelimuti seluruh area taman. Begitu pekat hingga Mihai dan Yuki merasakan sesak.     

"Kalian menjauh dari sini!" pinta Yuki kepada para penduduk.     

Para penduduk juga sudah menyadari bahaya yang datang, buru-buru berlari menjauh.     

"Haa~~ aku menghindari taman ini karena tidak ingi kekuatan yang sudah kuserap dengan susah payah menjadi makanan tanaman-tanaman sialan ini tapi bukan berarti, aku tidak bisa menghancurkannya. Hanya saja … hah … bayarannya terlalu besar …." Lauren bangun dari posisi tidur dengan penuh kesedihan. Ia meratapi sebagian kekuatannya yang dikeluarkan dengan sia-sia karena langsung memasuki mulut bunga-bunga itu.     

Namun, dengan ganas juga, ia merusak bunga-bunga lainnya dengan energi sihirnya.     

Gumpalan-gumpalan hitam mulai terbentuk, hendak menutupi langit tapi berkat titik-titik cahaya di sekitarnya, sebagian berhasil diserap sehingga hasil akhirnya tidak separah area di luar kota.     

Aliran sihir di dalam tubuh Yuki dan Mihai mulai berkecamuk. Jika begini terus, mereka tidak akan bisa melaksanakan sihir pemisahan!     

Tentunya Lauren tidak akan memberikan waktu untuk mereka mencari solusi baru.     

Energi-energi hitam terus meluncur kepada mereka, terutama kepada Mihai. Lauren pastinya menyimpan dendam pada insiden bola segel tadi sehingga sekarang, ia terus menargetkan tubuh Mihai, berusaha mengeluarkan bola segel yang asli dari tubuh Mihai sembari memotong-motong dagingnya.     

Mihai meloncat ke sana kemari, berusaha menghindar, tapi kelincahan tubuhnya pun tidak mampu menghindari seluruh serangan dengan sempurna.     

Luka di lengan. Luka di kaki. Luka di wajah. Luka di tubuh. Ujung rambutnya pun ikut terpotong. Bunga-bunga darah bermekaran, mengotori kelopak-kelopak putih di sekitar mereka.     

Yuki pun tidak luput dari serangan. Meskipun lukanya lebih ringan tapi jika ia lengah, lehernya akan terbang.     

Entah berapa banyak kekuatan yang sudah Lauren serap karena walaupun bunga-bunga di sekiitar mereka masih terus menyerap kekuatan Lauren, kekuatan yang ia keluarkan tidak melemah sedikit pun, bahkan terasa lebih ganas dari serangan sebelumnya.     

Tubuh Mihai mulai melemas. Darah mengucur dari seluruh bagian tubuhnya bagaikan sebuah tong yang penuh lubang. Ia berusaha menyerang balik menggunakan sihir tapi hanya mengeluarkan setitik energi sihir saja berhasil menggenangkan darah di rongga mulutnya.     

Gawat …. Pandangannya mulai kabur.     

Ia kehilangan terlalu banyak darah.     

Titik-titk cahaya di taman bunga mulai berkurang. Jumlah kekuatan Lauren yang diserap menjadi semakin berkurang sehingga pria itu menjadi semakin kuat dan ganas dalam setiap serangannya.     

Kaki Mihai tidak lagi bisa diangkat. Serangan demi serangan membuat luka di tubuhnya semakin dalam.     

'Ah … apa aku akan mati di sini?'     

"… hai! …." Teriakan memanggi namanya tapi itu pun tidak lagi terdengar jelas oleh Mihai.     

'Tidak … Luca masih menungguku … Livi juga ….'     

Mihai berusaha bergerak tapi tubuhya menyerah. Ia tersungkur bebas ke atas tanah.     

'Aku harus pulang … Luca … Livi ….'     

Pandangannya menjadi gelap ….     

*****     

Di bawah langit senja, teriakan yang diikuti dengan gelak tawa menggema di tengah ladang. Tanah-tanah yang awalnya masih kosong kini ditumbuhi berbagai sumber makanan. Half-beast dan incubus berkomunikasi dengan akrab bagaikan mereka adalah teman sejak kecil.     

Beberapa mixed blood yang awalnya menolak untuk berkomunikasi pun mulai sedikit demi sedikit terbuka. Terkadang, mereka akan bertukar hasil panen dan memberikan masukan untuk beberapa hal. Bahkan, mereka yang masih bersikap dingin pun terkadang berkomunikasi singkat dengan kaum lainnya.     

Sebentar lagi sudah akan satu tahun.     

Keadaan tubuh Luca tidak membaik. Semakin hari, tubuhnya semakin lemah dan waktu tidurnya semakin panjang. Namun, senyum di wajahnya semakin hari semakin lebar.     

Seperti biasa, ia duduk di bawah pohon lebat, melanjutkan kerajinan tangan yang telah ia buat dengan tekun.     

Tiba-tiba, ia mendesis.     

Liviu yang duduk di sampingnya langsung memucat karena darah mengalir dari jari Luca. Ia buru-buru mencari Albert. Satu tetes darah yang keluar dari tubuh ayahnya bisa membawa ayahnya dalam keadaan kritis.     

Albert yang mendengarnya pun tergopoh-gopoh dengan pucat pasi.     

"Kau tidak perlu begitu khawatir …," desah Luca pasrah membiarkan Albert mengobatinya.     

Hanya setetes darah tidak akan mengubah apa pun. Rekan-rekannya ini terlalu berlebihan.     

Dibandingkan darahnya ….     

Luca melirik luka di tangannya. Hatinya tiba-tiba tidak bisa tenang. Ia merasa sesuatu yang buruk terjadi ….     

'Mihai … kau baik-baik saja, bukan?'     

Luca langsung menggeleng kuat.     

'Tidak … Mihai pasti baik-baik saja!'     

Liviu menatap ayahnya dengan penuh kekhawatiran. Sebaliknya, Luca tersenyum lebar sembari mengelus kepala Liviu lembut.     

"Papamu pasti akan kembali!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.