This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Benih



Benih

0Gelap.     
0

Semua gelap.     

Mihai merasa ia mendengar teriakan yang memanggilnya, tapi Mihai tidak tahu apa yang diucapkannya.     

'Aku benar-benar akan mati?'     

Ia tidak mau. Tempat ini dingin. Ia ingin berada di dalam pelukan luca dan putranya yang hangat, bagaikan matahari senja.     

Pemadangan langit yang mengeluarkan semburat jingganya terputar di benaknya. Cahaya jingga yang lembut menyelimuti ladang yang penuh dengan buah-buahan dan sayur-sayuran. Makhluk dari berbagai kaum bercampur menjadi satu, mengenakan pakaian sederhana dan sebuah handuk kecil terkalung di leher mereka.     

Di salah satu sudut, ia menemukan Luca yang menatap ke arah langit. Liviu yang telah tumbuh lebih tinggi berada di dalam pelukannya.     

'Mihai … kau pasti akan pulang!'     

Sesuatu yang dingin tiba-tiba menyentuh pundaknya, memaksanya membuka mata.     

Cahaya kuning yang sangat terang segera menerobos masuk ke dalam pandangan, menusuk bola matanya yang belum terbiasa. Air mata mulai terkumpul di ujung kelopaknya.     

Setelah beberapa saat barulah Mihai sadar bahwa cahaya-cahaya kuning itu merupakan titik-titik cahaya yang diproduksi oleh bunga spera. Hanya saja jumlahnya berkali-kali lipat dari biasanya.     

"Eh? Ini …."     

"UAGH! SIAL!"     

Bunga-bunga yang telah layu kembali tumbuh, lebih besar, dan lebih sehat dari sebelumnya. Darah yang menodai telah hilang tak bersisa.     

Titik-titik cahaya menyerbu Lauren, menyerap energi hitam dengan rakus. Lauren tidak bisa mengikuti hal ini, buru-buru memblokade energinya agar tidak diserap tapi bahkan blokade itu dirusak dalam sekali sentuhan.     

"Kau bisa memisahkan jiwanya dari tubuh itu sekarang." Benda dingin yang menyentuh pundaknya tiba-tiba mengerat, diikuti dengan suara seorang pria dari belakang Mihai.     

Mihai refleks menoleh, menemukan sebuah tangan yang agak bercahaya dan transparan di pundaknya. Ketika ia mendongak, ia menemukan sebuah wajah yang sangat-sangat familiar.     

Rambut abu-abu, mata abu-abu, telinga serigala.     

"Pa—Paman Toma?"     

"Hm?" Pria bercahaya yang mirip Toma itu mengangkat alisnya heran. Namun, ada hal yang lebih penting sekarang jadi ia tidak mengulang perkatannya, "Kau bisa memisahkan jiwanya dari tubuh itu sekarang, sebelum Lauren merusak tubuh itu juga."     

Kembali diingatkan dengan tujuan utama dari rencana ini, Mihai buru-buru mencari Yuki.     

Yuki sudah berdiri tidak jauh darinya dan siap meluncurkan sihirnya kapan saja. "Ayo!"     

Keduanya menggabungkan kekuatan mereka. Cahaya lembut terpancar pada tubuh Carme, menyelimuti tubuh itu seluruhnya. Tarikan kuat dirasakan oleh Lauren. Ia berusaha melawan tapi kekuatannya sudah terkuras sehingga akhirnya, jiwanya berhasil tertarik keluar dari tubuh Carme.     

Yuki dan Mihai mulai berusaha memerangkap jiwa Lauren. Jika mereka bisa melukai salah satu bagian dari jiwa Lauren, melawan bagian jiwa lainnya di Kota Rumbell akan menjadi mudah.     

Namun, Lauren ternyata masih menyimpan sedikit kekuatan. Menggunakan perlawanan terakhirnya, ia membebaskan diri dari kurungan lalu meluncur dengan kecepatan cahaya menuju gerbang dimensi.     

*****     

Theo sedang menyeruput tehnya dengan mengantuk ketika pintu dimensi yang ia jaga bergetar hebat.     

Pintu itu kembali terbuka!     

Theo langsung menggerutu kesal. Ia melihat nama yang tertera di salah satu kertas, tempat di mana nama orang yang melewati pintu terekam secara otomatis.     

Fuyuki Yuki terukir di sana tapi tulisannya tidaklah rapi. Terdapat keraguan dari goresan di setiap katanya.     

Theo langsung tahu bahwa orang yang memaksa melewati pintu adalah orang lain yang menggunakan esensi sihir Yuki untuk memaksa pintu terbuka.     

"Haa … kalau akses komunikasi ke markas sudah terbuka, aku akan memberikan komplain mengenai sistem pintu dimensi yang tidak efektif!"     

*****     

Titik-titik cahaya kuning menyebar ke seluruh penjuru dunia beast, membersihkan residu sihir hitam.     

Cahaya matahari dapat kembali menyinari seluruh area dunia beast.     

Para penduduk bersorak sorai merayakan keberhasilan ini. Beberapa dari mereka berlari keluar dari area aman tanpa menggunakan masker lalu menghirup udaranya sebanyak mungkin.     

"Segar! Kita berhasil!"     

"Yeayyyy!!"     

Sementara, di area kuburan, Mihai mendekati sosok pria yang mirip Toma itu. Dalam sekali lihat, Mihai menyadari bahwa pria ini tidak memiliki tubuh fisik. Yang muncul di hadapannya adalah sebuah proyeksi astral.     

"Kau …?"     

"Kepala Klan serigala seribu tahun yang lalu," jelas Yuki seraya menyapa pria tersebut.     

Jika dihitung menggunakan waktu di Kota Rumbell, berarti Yuki adalah kepala klan serigala dua ribu tahun yang lalu. Itu adalah waktu di mana incubus abadi masih memiliki kekuatannya.     

"Itu sudah lama sekali!" seru Mihai tidak percaya. "Mengapa kau masih ada di sini?"     

Pria yang mirip Toma itu tertawa kecil. Respons Mihai yang terbelalak lebar dengan wajah memerah oleh kekaguman ketika mengucapkan pertanyaannya sedikit menggelitik pria tersebut.     

"Lebih tepatnya, yang ada di sini sekarang adalah serpihan kecil dari kesadaranku. Bagian lain dari jiwaku sudah bereinkarnasi. Teman-temanku yang lain juga memiliki sedikit serpihan jiwanya di sini."     

Cahaya-cahaya putih mulai muncul dari setiap batu nisan yang ada di area tersebut. Cahaya-cahaya itu berputar kecil di sekitar Yuki dan Mihai sebelum satu per satu melayang naik ke langit lalu menghilang.     

Semakin banyak cahaya yang menghilang, semakin banyak juga bunga-bunga spera yang layu lalu kembali bersatu dengan tanah.     

"Jadi ini alasannya mengapa tiba-tiba bunga yang tidak pernah ada di dunia ini muncul."     

"Tidak hanya itu, Tuan Yuki. Meskipun memang ada keinginan besar dari kami semua untuk melindungi dunia ini tapi tanpa benih dari Tuan, kami tidak akan bisa melakukannya." Mantan Kepala Klan Serigala menjulurkan tangan, memperlihatkan sebuah biji kecil berwarna merah.     

"Ini …." Yuki mengernyit dalam, ragu. "Benda yang kuberikan kepadamu ketika aku menyerahkan pengelolaan para beast kepadamu, bukan?"     

Benih itu adalah benda yang Yuki bawa dari dunia atas ketika ia akan turun untuk melaksanakan misi. Benih ini adalah bentuk perlindungan dari penguasa di dunia atas kepada rekan-rekannya dan waktu itu, Yuki memberikan benih ini kepada Mantan Kepala Klan Serigala sebagai hadiah karena kagum oleh tekad kuat pria itu melindungi kaumnya.     

Namun, ketika pertama kali ia memberikan benih itu kepada Toma ….     

"Awalnya warnanya hijau dan sampai bunga-bunga itu muncul pun warnanya masih hijau. Namun …." Mantan Kepala Klan Serigala mengarahkan tatapannya pada Mihai. "Ini menjadi milikmu," ujarnya seraya menarik tangan Mihai lalu memasukkan benih itu pada telapak tangan Mihai.     

"Eh? Ini milikku? Kenapa?"     

Mantan Kepala Klan Serigala hanya tersenyum. Tubuhnya mulai tembus pandang. "Waktuku sisa sedikit. Jadi dengarkan baik-baik. Kunci untuk benih ini tumbuh adalah harapan yang kuat."     

Mihai mengangguk meskipun ia masih tidak begitu paham. Namun, ia mencatat ucapan pria itu dengan seksama di dalam benaknya.     

Di sisi lain, Yuki sudah paham apa yang sedang terjadi. "Kau akan kembali ke tubuhmu yang sekarang?"     

"Ya. Tapi aku tidak bisa melewati pintu gerbang dengan kekuatanku, jadi aku akan bersemayam sebentar di tubuhmu, Mihai."     

"Oh … baiklah."     

"Terima kasih."     

Sosok Mantan Kepala Klan Serigala melebur menjadi cahaya-cahaya kecil lalu mengalir mesuk ke dalam tubuh Mihai. Di saat yang bersamaan, cahaya lainnya keluar dari tubuh Mihai lalu memasuki tubuh Carme.     

Setelah beberapa saat, Carme kembali membuka matanya. Menemukan wajah Mihai dan Yuki di atasnya.     

"Bagaimana keadaan tubuhmu?" tanya Yuki yang berjongkok di sebelah tubuh Carme.     

Carme menggerakkan tangannya lalu berusaha bangun dari posisi terlentang. "Sedikit rusak tapi tidak parah. Tidak ada sisa kekuatan Lauren jadi tubuh ini bisa pulih secepatnya."     

"Baguslah kalau begitu." Yuki menghela napas lega.     

Mihai juga merasakan seluruh beban berat telah terangkat, memberinya kelegaan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.     

"Terima kasih, Mihai." Setelah berhasil berdiri, Carme menepuk bahu Mihai pelan.     

"Aku senang Paman bisa kembali dengan selamat!" Mihai mengacungkan kedua jempolnya.     

Semangat membuncah di dalam hatinya.     

Carme berhasil kembali ke tubuhnya. Dunia beast tidak lagi dihantui oleh kekuatan Lauren.     

Tugasnya sudah selesai!     

'Luca, Livi, aku akan segera kembali!'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.