This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Kembali



Kembali

0Di tengah kegelapan malam, cahaya merah kejinggaan menari-nari diterpa angin malam musim semi yang sejuk, menyinari siluet wajah orang-orang yang duduk mengelilinginya, membentuk dua area kontras antara jingga kemerahan dan hitam. Beberapa dari mereka mendongak, mengamati langit malam dengan ekspresi wajah serius. Yang lainnya, berbincang dengan suara pelan, juga dengan raut wajah yang serius dengan sedikit kecemasan.     
0

Srek!     

Bunyi sol sepatu yang bergesekan dengan dedaunan kering menarik perhatian mereka semua. Albert membungkuk sedikit, melewati ranting pohon, lalu mendekati kelompok yang duduk mengelili api unggun.     

Salah satu dari kelompok itu, Sara yang telah mengubah sosoknya menjadi beast, bertanya dengan suara sepelan mungkin, "Bagaimana keadaan Luca?"     

Semua orang menatap Albert dengan penuh harap. Namun, Albert harus mengecewakan mereka. Ia menghela napas berat. "Tidur."     

"Berarti sudah seminggu?" ucap Kadi setelah melakukan perhitungan sederhana di dalam benaknya.     

"Ya."     

Suasana yang sudah berat, menjadi semakin berat.     

Besok akan genap satu tahun sejak mereka tinggal bersama di dalam penghalang. Keakraban mereka sudah bagaikan teman lama tanpa memandang kaum mana mereka berasal. Itu adalah hal yang baik. Mereka hidup dalam damai, penuh canda dan tawa.     

Namun, kedamaian itu ditakdirkan berumur pendek.     

Penghalang akan segera rusak dan umur Luca pun sudah tinggal hitungan jari.     

Sejak seminggu lalu, Luca tidak lagi bisa bangun dan terus tenggelam dalam tidurnya. Napasnya pun semakin lemah membuat Albert dan yang lainnya tidak bisa berhenti memikirkan kemungkinan yang terburuk. Namun, tidak ingin mengkhawatirkan Liviu, Albert hanya bisa memaksakan senyum untuk menenangkannya.     

"Besok, penghalang ini benar-benar akan rusak. Semuanya bersiaplah," pesan Kadi. Area hitam di wajahnya melebar menambahkan kekelaman.     

Sejauh ini, mereka sudah membuat strategi yang terbaik yang bisa mereka buat.     

Jika Luca dalam keadaan sehat, pria itu pasti bisa memberikan masukan yang cemerlang. Namun, mereka tidak bisa mengandalkan Luca sekarang. Sebaliknya, mereka harus melindungi pria itu hingga Mihai kembali.     

Awalnya, mereka sempat berpikir untuk menyerang Lauren segera setelah penghalang rusak. Namun, jumlah orang-orang yang perlu mereka lindungi lebih banyak dibandingkan yang dapat bertarung melawan incubus.     

Di sisi lain, Sara juga memberikan pesan dari Rubah Mistis yang disampaikan kepadanya bersamaan dengan penghalang, bahwa sebelum Mihai kembali, jangan mengusik Lauren terlebih dahulu.     

Mempertimbangkan semuanya, akhirnya mereka memutuskan untuk mengambil tindakan yang lebih aman.     

Sejak Luca jatuh dalam tidurnya, mereka mulai mengungsikan anak kecil dan mereka yang tidak memiliki kekuatan untuk melawan ke area terdalam dari Bukit Luito. Sebagian kecil akan stand by untuk melindungi kelompok tersebut, sementara sebagian besarnya akan terpisah dalam beberapa kelompok lalu berpencar ke beberapa titik bukit, bersiap-siap melawan musuh. Di saat yang bersamaan, Sara dan beberapa yang ahli dalam ilusi akan menyelimuti seluruh bukit dengan kabut, membuat musuh mereka tidak tahu mana depan dan mana belakang. Di saat itu, mereka akan membuat perangkap.     

Hari dengan cepat berganti.     

Tepat ketika matahari mengintip dari balik tempat peristirahatannya, kumpulan incubus mulai mengitari penghalang. Setiap pagi hingga menjelang malam, mereka akan berkumpul dan berusaha merusak penghalan. Namun, bukan berarti di malam harinya mereka bisa pulang. Setiap malam, mereka tetap terjaga untuk mengawasi penghalang serta pergerakan orang-orang di dalamnya. Hal ini sudah mereka lakukan selama satu tahun tanpa henti, menghasilkan tubuh yang semakin kurus dan kantong mata hitam bergalntung berat di kedua mata mereka.     

Meskipun penuh keluhan, mereka tidak punya pilihan. Tidak ada yang bisa melawan Georghe, atau lebih tepatnya Lauren yang telah menggunakan tubuh Georghe. Meskipun mereka yakin hari ini akan menjadi seperti hari-hari mereka sebelumnya, mereka tidak dengan berat hati bergerak menuju penghalang, berusaha merusaknya.     

Namun, tidak mereka sangka hari ini akan menjadi hari yang berbeda. Penghalang yang biasanya tidak memberikan reaksi apa pun tiba-tiba menghasilkan garis-garis retakan ketika ditusuk dengan tombak.     

Kilat bahagia langsung memenuhi mata yang awalnya redup. Jantungnya memacu kencang. "Akhirnya! Ada retakan! Lihat! Ada retakan!" Bagaikan anak kecil yang akhirnya bisa memakan permen setelah lima tahun lamanya, ia meloncat-loncat heboh.     

Mendengar itu, binaran kembali pada mata berkantung hitam mereka. Akhirnya mereka dapat menyelesaikan pekerjaan membosankan yang melelahkan ini!     

Para incubus meluncurkan sihir pada penghalang menghasilkan retakan yang semakin banyak. Garis-garis retakan menyebar ke seluruh penjuru dinding penghalang hingga ….     

Prang! Penghalang hancur berkeping-keping.     

Belum sempat mereka merayakan hal ini, asap yang sangat tebal mengalir keluar dari area bukit, mengaburkan pandangan mereka.     

"Apa ini?!"     

"Uah! Aku tidak bisa melihat!"     

"Tetap tenang! Jangan gegabah!"     

Tidak ada yang dapat melihat bahkan jari tangan mereka. Salah satu dari mereka yang telah menjadi sosok pemimpin di kelompok ini menyuruh sekelompok orang untuk berjalan mundur, berharap ada jalan keluar di belakang mereka. Namun, setelah 10 menit berlalu, orang-orang tersebut tidak menyaut panggilan dari pemimpin kelompok.     

"Mereka hilang!"     

"I—ini … kita harus bagaimana?"     

Kabut yang menyelimuti mereka ini … bisa dipastikan tidaklah aman.     

"Siapa pun yang berdiri berdekatan, bergeraklah bersama! Jangan sampai terpisahkan! Kita akan bergerak maju untuk menangkap para pengkhianat dan makhluk-makhluk jahanam itu!"     

Satu per satu mengafirmasi perintah tersebut dan mulai berjalan maju sembari bergandengan tangan dengan orang terdekat mereka.     

Langkah demi langkah di tempuh. Frekuensi tarikan napas semakin tinggi. Bulir-bulir peluh yang jatuh semakin banyak. Namun, pandangan di depan mereka masih kabur dan tidak ada satu pun makhluk yang muncul dari arah berlawanan, bahkan pohon pun tidak!     

Mereka yang cemas pada akhirnya mengajak temannya untuk berbicara tapi temannya itu tidak menjawab.     

"Hei! Kau dengar aku?"     

Hening ….     

"Oi! Kau bisu? Aku tidak ingat punya rekan yang bisu."     

Tetap hening ….     

Ia menjadi kebingungan. Ia telah bekerja dengan anggota kelompok yang sama selama satu tahun ini dan benar bahwa tidak ada yang memiliki kekurangan dalam fungsi fisiknya. Apa kabut ini bisa mengganggu fungsi tubuh mereka juga?!     

"Kau ke sini sebentar!" Khawatir dengan keadaan rekannya, ia buru-buru menarik tangan di dalam genggamannya. Akan tetapi, sebaliknya, ia yang tertarik ke arah rekannya. Merasa ada yang aneh, ia ingin berteriak tapi mulutnya segera dibungkam dan dalam sekejap, pandangannya menjadi gelap.     

"rekannya" – Vasile menghela napas lega. Ia mengusap peluh yang sudah membasahi keningnya bagaikann air mancur.     

Dengan tubuhnya yang tidak bisa mengeluarkan sihir, menghadapi incubus lainnya sangatlah riskan. Untungnya keadaan berkabut ini membuat musuh mereka tidak berani bertindak gegabah. Jika itu adalah adu kekuatan fisik, Vasile masih percaya bahwa ia memiliki kemampuan bela diri yang lebih tinggi daripada incubus-incubus sekarang yang terbiasa dengan kehidupan mewah.     

Pelan-pelan, ia menyeret tubuh tak sadarkan diri ke dalam semak-semak.     

"Aku sudah menjatuhkan satu orang," lapornya menggunakan sihir telepati.     

Tanpa disadari oleh pemimpin kelompok, rekan-rekannya satu per satu dijatuhkan di dalam kabut.     

Sementara di area terdalam bukit, di tengah pepohonan gersang berwarna coklat, mereka yang tidak memiliki kemampuan bertarung berkumpul menjadi satu, saling menguatkan satu sama lain dengan bisikan-bisikan positif.     

Albert, Liliane, dan beberapa incubus lainnya tinggal di sana. Pertama untuk melindungi mereka. Kedua, untuk menjaga keadaan Luca yang tidak stabil.     

Liviu berjongkok di sebelah Ayahnya yang masih menutup mata rapat. Pergerakan naik turun di dada dan perut ayahnya semakin lama semakin pelan, frekuensinya pun semakin sedikit.     

Mata bulat Liviu sudah dilingkari oleh warna kemerahan. Tangan mungilnya menggenggam erat tangan Luca.     

Setelah menunggu cukup lama, musuh yang mereka antisipasi belum juga muncul, beberapa dari mereka mulai kembali rileks.     

"Sepertinya Sara terlalu merendahkan dirinya," komentar Kadi yang mendapatkan anggukan setuju dari Albert.     

Sebelum rencana ini dilaksanakan, Sara mengaku bahwa jika dibandingkan rekan-rekan beast rubahnya, Sara merupakan yang paling lemah. Mendengar itu, mereka membuat banyak strategi tambahan. Namun, ketika sihir Sara diluncurkan, Albert bisa melihat bahwa sihir ilusi ini tidaklah lemah.     

Jika itu seribu tahun yang lalu, ketika incubus masih dipenuhi ambisi yang sangat kuat, sihir Sara mungkin hanya setara pengguna sihir kelas menengah mereka.     

Namun, setelah melewati waktu yang cukup panjang dalam keadamaian dan kemewahan, meskipun banyak yang tidak ingin mengakuinya, tapi semua orang tahu bahwa kualitas kemampuan sihir para incubus menurun drastis. Bahkan kemampuan deteksi sihir mereka sangatlah menurun hingga sekarang pun, musuh di dalam kabut-kabut itu masih tidak menyadari bahwa mereka telah dipengaruhi oleh sihir ilusi.     

Jika tidak ada gangguan dari tetua incubus ataupun Lauren, bisa dipastikan kelompok ini akan dibereskan sebelum mereka dapat menyadari identitas sebenarnya dari kabut tersebut.     

Tiba-tiba, Luca membuka matanya.     

"Tuan!" Albert buru-buru mengecek tubuh Luca.     

Luca melirik Albert sejenak, kemudian putranya yang menatapnya penuh harap. Luca tersenyum tipis seraya mengelus kepala putranya.     

'Aku bisa merasakan keberadaannya ….'     

Di sampingnya, Albert mengernyit. Entah bagaimana caranya tapi tiba-tiba keadaan tubuh Luca jauh membaik dari sebelumnya. Meskipun masih penuh keriput, umur kulit Luca kembali muda beberapa tahun dan bahkan hingga sekarang masih terus berkurang.     

Tidak perlu waktu lama sebelum Albert mendapatkan jawabannya.     

Tepat ketika Luca mendongak, dari arah pandangannya, sebuah portal terbuka. Sebuah kaki terbalut sepatu boots kulit keluar dari portal itu, diikuti oleh kaki kurus panjang yang terbalut celana kain berwarna coklat. Tubuh kokoh dan tegap berlapis mantel panjang berwarna coklat tua memasuki pandangan sebelum akhirnya, sepasang mata berbeda warna bertemu pandang dengan Luca. Telinga bulunya berdiri tinggi penuh semangat. Mulutnya terbuka lebar, memperlihatkan taring kecil dibaliknya, tapi belum sempat ia berucap, dari arah Luca, sesosok mungil meluncur bagaikan sebuah roket ke dalam pelukannya.     

"PAPA!!!"     

*****     

Di tengah usaha menyeret tubuh-tubuh musuh yang sudah tak sadarkan diri, Vasile mendengar seruan kaget.     

Ia refleks mendongak, menemukan sebuah pemandangan yang mengejutkan.     

Penghalangnya kembali utuh!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.