This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Dunia Beast (2)



Dunia Beast (2)

0Beberapa menit sebelumnya, ketika para beast baru memulai aksi perusakan bangunan ….     
0

Yuki, dibantu oleh Mihai, membentuk sihir ilusi sederhana untuk berkamuflase. Namun, ilusi ini hanya menipu indra penglihatan saja jadi sihir inii hanya bisa memberikan sedikit waktu lebih untuk mereka lari.     

Mereka berusaha mencari jalan keluar dari kota ketika salah satu dari gerombolan beast tiba-tiba muncul di dekat mereka, menyapu sederet bangunan dengan kasar. Puing-puing bangunan tersebar di atas kepala. Jika sampai mereka tertimpa puing-puing itu, patah tulang saja tidak cukup parah.     

Tiba-tiba, pandangan Mihai menjadi kabur. Ia merasakan tarikan di lengannya. Hampir saja ia memekik jika sebuah tangan tidak membungkam mulutnya.     

"Sst! Jangan bersuara! Nanti mereka menemukan kita!" bisik sebuah suara tertahan.     

Nada, intonasi, dan gaya bicaranya tidak familiar bagi Mihai. Namun, ia tidak mendeteksi intensi yang mengancam keselamatannya jadi Mihai berhenti memberontak.     

Orang asing itu menarik mereka ke salah satu gang kecil.     

Mihai melirik orang asing itu yang ternyata terdiri dari tiga orang juga, duanya, satu pria dan satu wanita memiliki telinga berbulu sementara satu pria lainnya memiliki tanduk dan telinga berbulu. Wajah mereka tertutup setengah oleh masker kain tapi entah mengapa pria dan wanita bertelinga bulu memiliki sorot mata yang familiar bagi Mihai.     

'Mereka mirip ….' Mihai tidak menemukan sosok mana pun yang memiliki sorot mata yang sama dengan dua orang tersebut tapi rasa familiar itu semakin lama semakin kuat.     

Tanpa mengucapkan apa pun, tiga orang asing mengeluarkan botol tanpa label dan menyemprotkan isinya pada tubuh Mihai, Yuki, dan Alex.     

"Ini untuk menutupi aroma kalian. Ayo! Ke sini!"     

Tidak mau menghabiskan waktu lebih banyak lagi, ketiganya segera berlari keluar dari kota. Mihai dan yang lainnya pun buru-buru mengikuti.     

Mihai sempat menoleh ke belakang, melihat para beast yang masih sibuk menghancurkan bangunan tanpa menyadari pergerakan mereka. Akhirnya, ia bisa menghela napas lega.     

*****     

Sekitar tiga jam berlari tanpa henti, Mihai mulai merasakan langit di atas kepalanya mulai memancarkan cahaya. Meskipun langit masih tertutup oleh awan hitam tapi warna hitamnya pun tidak sepadat sebelumnya.     

Merasakan pertanyaan Mihai, satu-satunya mixed blood di dalam kelompok tiga orang asing yang menyelamatkan mereka berkata, "Sebentar lagi kita akan mencapai area aman, satu-satunya area yang tersisa yang tidak ditutupi residu sihir hitam Carme sialan itu. Area di sekitarnya juga memiliki jumlah residu yang lebih tipis."     

"Hush! Jangan mengutuk!" tegur wanita satu-satunya di kelompok itu.     

Mixed blood itu tidak membalas tapi kernyitan di wajahnya memperlihatkan dengan jelas bahwa ia tidak menganggap kutukan yang ia keluarkan itu salah dan tidak pantas.     

Sementara, Mihai yang masih memiliki jiwa Carme di dalam dirinya tidak bisa menghentikan matanya untuk berkedut beberapa kali. Itu bukan aku! protes Carme di dalam diri Mihai.     

Sejak Mihai mulai bermeditasi sepanjang hari untuk mengelola sirkulasi sihirnya, ia mulai bisa mendengar suara Carme. Hingga sekarang, ia tidak perlu berada dalam keadaan meditatif untuk bisa mendengarkan suaranya.     

"Aku tidak tahu apa yang kalian lakukan di sana," ucap pria telinga berbulu lainnya, menarik Mihai kembali dari benaknya. "Kalian bahkan tidak menggunakan masker khusus dan kalian juga memiliki wajah asing. Apakah kalian pendatang baru? Misalnya dari dimensi sebelah?" tebaknya benar-benar tepat sasaran.     

Mihai terkejut. "Kau tahu tentang dimensi lain?"     

Namun, pria itu malah menatap Mihai dengan kernyitan yang sangat dalam. Itu adalah pengetahuan umum tergores jelas di wajahnya.     

Mihai menjadi semakin bingung. Penghuni Kota Rumbell tidak memiliki pengetahuan tentang dimensi. Hampir semuanya menganggap Kota Rumbell-lah keseluruhan dunia dan Mihai juga menganggap pikiran itu betul tanpa berusaha mempertanyakannya hingga sebelum ia mendapatkan kembali ingatan di kehidupan lampaunya. Mencari bantuan, ia menoleh pada Yuki dan Alex.     

Yuki tidak mau ambil pusing jadi Alex yang akhirnya menjelaskan.     

"Kau sudah dengar bahwa pintu dimensi di tempat ini sangat mudah terbuka, bukan?"     

Mihai menggangguk.     

"Pintu dimensi itu terhubung pada area terdalam dari sisi kiri Bukit Luito di dimensi kita. Sementara di dimensi ini, pintu tersebut terhubung ke area kota. Jika di Kota Rumbell, ketika ada makhluk aneh muncul, ia akan muncul di kedalam hutan yang bahkan tidak ditinggali makhluk hidup, di dimensi ini, ketik ada makhluk aneh muncul, mereka akan muncul tepat di kota yang ramai."     

"Oh …." Mihai paham tapi bukankah kota itu tidak berpenghuni?     

Alex tersenyum lembut, dengan sabar menjelaskan, "Kota itu memang sudah tidak berpenghuni tapi bukan berarti dulu kota itu tidak di huni. Jauh sebelum ditinggalkan, sudah ada makhluk asing yang tiba-tiba muncul di sana, contohnya, kelompok incubus atau mixed blood dan half-beast yang ada di hadapan kita sekarang."     

Mihai terbelalak kaget. "Kalian berdua itu half-beast?!"     

Bukan berarti Mihai tidak memikirkan kemungkinan itu. Namun, seperti yang bisa dilihat pada kelompok beast anjing tadi, para beast bisa mengubah penampilannya menjadi seperti para half-beast. Bahkan jika mereka mau, mereka bisa menutupi telinga dan ekor lalu menjadi seperti para manusia biasa. Hal ini membuat Mihai mengira wanita dan pria yang memiliki telinga berbulu itu merupakan beast.     

"Ya. Kami adalah half-beast. Namaku Mei, Shikida Mei dari klan serigala." Wanita itu menoleh ke belakang, mengangguk sekilas tanpa menghentikan kakinya.     

"Aku Koe, Fuyuki Koe dari klan rubah. Orang tua kami berasal dari dimensi kalian. Dari yang aku dengar, 500 tahun lalu, mereka berpindah ke dimensi ini."     

Mixed blood yang bersama dengan mereka juga buru-buru memperkenalkan diri sebagai Shanx Mocanu. Ia lahir dari pasangan mixed blood dan incubus sehingga darah incubus di dalam tubuhnya lebih kental.     

Mihai mengangguk dan memperkenalkan dirinya. "Aku Mihai, Asa—Mihai Mocanu." Semburat merah tipis menyelimuti pipinya.     

"Mocanu? Ayah atau ibumu dari Mocanu?" tanya Shanx penasaran.     

"Tidak. Ayahku dari Pavel."     

"?? Lalu mengapa…?"     

"Ah … ini …." Mihai menggaruk pipinya yang tiba-tiba terasa gatal. "Ini nama keluarga suamiku."     

Bibir Shanx membentuk O bulat sempurna. "Yang mana suamimu?" tanyanya semakin penasaran. Jiwa gosipnya mulai bergetar.     

"Shanx!" tegur Mei sedikit jijik. Sejak kecil, ia diajarkan untuk lebih banyak menggunakan telinga dibandingkan mulut, jadi ia benar-benar tidak habis pikir bagaimana seseorang bisa menjadi seperti Shanx yang mengandalkan mulutnya untuk memperbincangkan masalah orang lain.     

Mihai tidak keberatan jadi ia dengan santai menjawab, "Ia tidak di sini."     

"Eh? Mengapa? Dia meninggalkan—mmph!"     

"Shanx! Jangan ikut campur urusan orang lain!" Shanx sudah melewati batas yang ada sehingga Koe segera membungkamnya dengan kedua tangan.     

Shanx yang dari kecil bahkan bisa menanyakan bagaimana rasanya ditusuk oleh suamimu saat malam pertama kepada pasangan yang baru menikah di depan umum tidak pernah tahu yang namanya batasan. Pada akhirnya, banyak orang mudah salah paham terhadap perbuatannya. Padahal sebenarnya, Shanx hanya terlalu terbuka terhadap apa pun dan menganggap keterbukaan itu tidaklah salah karena ayahnya yang adalah seorang incubus adalah tipe yang juga tidak memiliki batasan ketika berbicara.     

"Maaf, dia tidak—"     

"Hahaha! Tidak masalah! Aku masih bersama suamiku tapi karena satu dan lain hal, hanya aku yang ke sini ," jelas Mihai santai.     

Jika ini adalah dirinya yang dulu, ia pastinya akan sedikit tersinggung dan naik pitam … oh mungkin tidak sedikit karena beberapa pohon di hutan ini pasti akan tumbang. Namun, setelah bermeditasi cukup lama di bawah pengawasan Yuki, emosi yang selalu siap memuntahkan laharnya kapan saja itu benar-benar mereda bagaikan sebuah danau tanpa gelombang air, begitu tenang dan damai. Gurat wajah Mihai pun menjadi semakin lembut seiring berjalannya waktu.     

Shanx masih ingin menggali lebih dalam tapi pada akhirnya berhenti karena Koe mengancam akan menciumnya 100 kali jika Shanx melanjutkan.     

Mei menjelaskan bahwa Shanx tidak suka laki-laki, baik itu laki-laki yang bisa mengandung maupun yang tidak bisa. ia mengidolakan wanita berdada besar yang memiliki sifat keibuan seperti ibunya sendiri – Mei sedikit jijik ketika menjelaskan bagian ini. Jadi, Shanx akan sedikit jinak jika ada pria yang mengancam akan menciumnya atau melakukan sesuatu yang sedikit intim kepadanya.     

Mihai tertawa kecil. Ketiga orang ini memiliki karakter yang menyenangkan.     

"Kita sudah sampai!"     

Satu langkah keluar dari area hutan, cahaya berlomba-lomba memasuki pandangan Mihai. Ia buru-buru menutup mata dan pelan-pelan membukanya lagi sembari menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk. Namun, detik berikutnya, matanya terbuka lebar. Rongga mulutnya ternganga lebar membuat wajahnya terlihat sedikit bodoh.     

Bangunan-bangunan sederhana berdiri di bawah langit biru yang cerah membentuk tatanan kota kecil yang agak sedikit semrawut tapi hangat dan riuh. Sekitar ratusan makhluk hidup berlalu lalang di sekitar, ada yang memiliki tanduk dan ekor hitam berujung runcing, ada juga yang memiliki telinga berbulu dan ekor berbulu, ada juga yang memiliki tanduk dan telinga berbulu, bahkan ada yang seluruhnya berbulu dan berjalan dengan empat kaki!     

Melihat bagaimana half-beast dan mixed blood berinteraksi dengan sangat intim dan kasual di antara ketiga anak muda yang menyelamatkan Mihai saja sudah menjadi hal baru baginya dan memberikan sebuah kesan fresh.     

Pemandangan di hadapannya sekarang ini benar-benar menaikkan adrenalin di dalam tubuh. Jantungnya berdebar kencang, memompa darah menuju kedua pipinya. Kedua matanya berbinar hingga mata merahnya samar-samar mulai bercahaya, dari yang agak redup hingga semakin terang.     

Tidak pernah di dalam bayangannya sekali pun, ia akan memiliki kesempatan untuk melihat tempat di mana berbagai kaum tinggal bersama dan berbaur dengan satu sama lain dalam suasana yang begitu damai.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.