This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Berkebun



Berkebun

0Satu minggu kemudian ….     
0

Pagi hari di bawah penghalang berwarna emas tidaklah membedakan pagi hari yang lainnya, tetap biru dengan awan-awan putih halus yang tersebar, membentang dari uta ke selatan, timur ke barat. Hanya saja sesekali, warna emas akan mengkilat di tengah-tengah langit, menyadarkan mereka yang melihatnya akan keberadaan penghalang tersebut.     

Biasanya, para incubus masih akan bermalas-malasan di atas tempat tidur mewah mereka. Namun, seminggu penuh ini, mereka dilatih habis-habisan oleh Victor untuk berkebun dan menghasilkan makanan mereka sendiri.     

"Wuaaa!!! Mengapa hasilnya bisa menghitam begini?!!!"     

Histeris Victor menyentak Luca dari tidurnya. Dikarenakan tanah yang kecil, para incubus tidak membangun rumah melainkan memproduksi kantung tidur untuk menghalangi udara malam musim semi yang menggigil. Luca pelan-pelan menjulurkan kepalanya keluar dari kantung tidur, melirik ke arah ladang yang telah ramai dipenuhi incubus berkemeja dengan bagian lengan yang dilipat tinggi. Kebanyakan dari mereka hanya memiliki satu baju itu dan selama satu minggu ini, mereka akan berkebun dengan pakaian tersebut kemudian mencuci pakaian itu di malam hari untuk digunakan kembali di pagi berikutnya. Akibatnya, walaupun baru seminggu, baju mereka sudah kusam seperti pakaian yang sudah berumur satu tahun.     

Para incubus termasuk Vasile dan Ecatarina berlutut di atas tanah, berjejer di depan Victor yang menghentak-hentakkan kakinya.     

Ekspresi wajah Victor begitu menderita dan penuh ketidakpercayaan. Jari telunjuknya menunjuk sederet buah hasil tanam mereka yang sudah dirawat menggunakan sihir kualitas tinggi agar dapat tumbuh lebih cepat dari biasanya. Namun, buah yang seharusnya matang dengan kualitas terbaik itu sekarang hitam legam dan gepeng, bagaikan sisa-sisa pembusukan.     

Warna merah melingkari mata Victor yang melotot. "Bagaimana ceritanya hasilnya bisa menjadi seperti ini?!!!!!" Matanya jatuh pada setiap incubus yang berlutut di depannya, membuat incubus tersebut satu per satu memalingkan wajah.     

Akhirnya, salah satu dari mereka menjawab dengan takut-takut, "Ka—karena tanahnya memang tidak subur?"     

"Jika tanahnya tidak subur, jangan buah, satu daun pun tidak akan bisa tumbuh!" geram Victor. Lagipula, Victor sudah berkebun begitu lama hingga tanah gersang apa pun bisa ia atasi dengan baik dengan sihir elemen tanahnya.     

Sebelum mulai menanam, Victor sudah memastikan memperbaiki kualitas tanah di tempat ini dan meskipun buah yang matang memiliki warna kusam, rasanya masih cukup untuk dinikmati.     

Namun, yang ia lihat pagi ini adalah buah hitam legam yang bahkan lebih hitam dari batang pohon di area kiri bukit!     

Déjà vu menghantam Victor. Melihat dua pelaku yang masih berpura-pura tidak tahu, Victor murka.     

Ia mengambil dua buah hitam nan gepeng itu dan langsung memaksakannya ke mulut Ecatarina dan Vasile.     

Wajah keduanya langsung meng-ungu.     

"Uekkkkk!!!"     

"Apa uekkk!!" Ecatarina ingin memprotes setelah memuntahkannya tapi ternyata beberapa sisa buah tersebut masih tertinggal di rongga mulutnya dan ketika ia ingin berbicara, sisa-sisa itu tidak sengaja tertelan dan akhirnya ia kembali muntah.     

Melihat wanita ini masih tidak merasa bersalah, Victor semakin murka. Ia mengambil buah-buah hitam itu dan terus memasukkannya ke dalam mulut Ecatarina hingga wanita itu kabur. Victor tentunya tidak membiarkannya.     

"Kembali kau! Makan semua hasil panenmu ini dan kau akan tahu betapa pentingnya mempelajari tahap-tahap berkebun dengan baik! Aku bahkan tidak habis pikir energi seperti apa yang aku salurkan hingga buah-buah ini bisa menjadi seperti ini!!!!" Setidak pandainya seseorang dalam berkebun, dalam ingatannya, hanya empat orang yang akan menghasilkan hasil panen semenyeramkan ini:     

Satu, Ecatarina!     

Dua, Vasile!     

Tiga, Lonel!     

Empat, Steve!     

Dan yang paling parah adalah Lonel dan Ecatarina! Entah mengapa semua hasil panen mereka akan seperti bahan untuk membuat racun!     

Ecatarina masih terus kabur. Bulu kuduknya bergidik ngeri setiap kali buah hitam itu memasuki pandangannya dan dorongan untuk muntah kembali muncul. "Aku juga tidak tahu! Tanyakan pada buahnya!"     

Bukan berarti Ecatarina tidak pernah berkebun. Semasa ia masih hidup bersama suaminya, ia juga pernah berkebun tapi entah mengapa, hasil panen yang ia munculkan selalu mengerikan jadi suaminya yang selalu mengurus kebun. Jika sedikit saja terdapat keterlibatan dari Ecatarina, kebun itu akan hancur lebur.     

Awalnya, Ecatarina tidak bermaksud membantu tapi dikarenakan perubahan pola hidup yang terlalu tiba-tiba, para incubus yang terlalu terbiasa dengan kehidupan mewah tiba-tiba jatuh sakit. Hanya sisa beberapa yang masih sehat dan tenaga untuk mengurus kebun menjadi berkurang. Akhirnya, Ecatarina tidak punya pilihan lain untuk membantu, berpikir bahwa jika mengikkuti ajaran Victor, ia tidak akan berbuat kesalahan.     

Namun, ia lupa bahwa mendengarkan ceramah Victor itu sangat membosankan. Pertengahan, ia sudah tertidur dan ketika ia terbangun, ia refleks menyalurkan apa saja yang muncul di otaknya karena hari sudah sore.     

Ta—tapi Vasile juga ketiduran! Alasannya dalam hati.     

Ecatarina tentunya berusaha menutupi kelalaiannya itu tapi terlepas dari apakah Victor tahu Ecatarina dan Vasile ketiduran atau tidak selama ia mengajar, Vasile dan Ecatarina sudah meninggalkan jejak mengerikan dalam kehidupan perkebunan Victor, begitu mengerikan hingga menyisakan mimpi buruk di sudut kecil hatinya.     

Oleh sebab itu, ia langsung tahu siapa pelakunya ketika ia bangun pagi itu.     

Victor mengejar Ecatarina beberapa putaran hingga Vasile pun ikut dikejar dan tiga orang dewasa yang telah berumur seribu tahun lebih ini berlari-larian bagaikan anak kecil berumur 5 tahun. Beberapa incubus lainnya yang masih berlutut dan merasakan kram di kaki tidak tahu harus berbuat apa.     

Apakah mereka sudah boleh berdiri? Tapi mengingat pelototan Victor tadi, bulu kuduk mereka langsung berdiri tegak.     

Tidak mereka sangka, pria ramah yang telah mengajarkan mereka dengan penuh kesabaran selama satu minggu ini bisa berubah menajdi monster menyeramkan seperti itu. 'Aku harus berkebun dengan baik,' tekad mereka semua di dalam hati, tidak mau melihat wajah menyeramkan itu lagi.     

Di area lain tempat para half-beast tinggal, beberapa dari mereka juga telah bangun pagi itu untuk berkebun dan sekarang mereka juga menonton adegan kejar-kejaran tersebut dengan alis terangkat heran. Beberapa dari mereka diam-diam tertawa melihat kekonyolan itu tapi rekannya yang lain langsung menegurnya takut perilaku itu memancing kemarahan incubus.     

Pada akhirnya, setelah puas menyiksa Vasile dan Ecatarina, dua orang itu ditendang keluar dari kebun dan menjadi dua nama pertama yang tercatat dalam daftar orang-orang yang dilarang mendekati kebun.     

Ecatarina dan Vasile mengalami trauma terhadap buah hitam legam itu untuk beberapa jam sebelum kembali membaik setelah mendapat sedikit penghiburan dari Luca dan Liviu.     

"Da!" Liviu yang duduk di dalam pelukan Luca tiba-tiba ingin ikut membantu berkebun juga. Matanya berbinar menatap ladang dan ayahnya bergantian.     

Luca mengelus kepala mungil itu, tersenyum lembut. Liviu mengira Luca akan memberikannya ijin tapi mengkhianati harapannya, Luca menggeleng.     

"Sekop terlalu berat untuk tangan kecilmu," ujar Luca seraya meremas-remas lembut telapak tangan mungil berisi yang empuk.     

"Da!" protes Liviu sedih. Ia ingin menjadi bantuan untuk ayahnya juga tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa dan hal itu sudah mengganjal di hatinya sejak seminggu lalu.     

Luca menyadari pergulatan tersebut tapi Luca sendiri punya ide yang lebih baik. Ia meminta Liviu mendekat lalu membisikkan sesuatu di telinganya. Mata Liviu langsung berbinar.     

"Da!" serunya mengangguk penuh semangat.     

Liliane yang berada di samping Luca mendengar seluruhnya dan ikut berseru, "Itu ide yang bagus! Mihai pasti akan sangat senang ketika ia kembali!"     

"Da!" Mendengar hal itu, Liviu semakin semangat. Ia tidak sabar untuk melakukan apa yang Luca katakan dan segera mencari Ecatarina.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.