This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Penghalang (2)



Penghalang (2)

0"Luca jangan banyak bergerak!" Ioan, tanpa memusingkan apakah ia harus menggunakan embel-embel tuan atau tidak, segera menghentikan Luca.     
0

Pria itu sekarang memiliki penampilan yang jauh lebih tua dari kedua orang tuanya. Rambut putihnya kering dan layu serta wajahnya yang keriput sudah membiru karena menahan rasa sakit dari pergerakan yang terlalu besar. Ioan punya firasat buruk akan apa yang Luca lakukan selanjutnya.     

Daniela yang tinggal di sana sementara yang lainnya pergi untuk memperbaiki penghalang juga berusaha membujuk Luca, memintanya untuk tidak gegabah tapi Luca tidak mau mendengar.     

Di sisi lain, para half-beast dan mixed blood di sekeliling mereka tidak tahu harus melakukan apa. Incubus yang menuntun mereka ke sini telah pergi untuk mempertahankan perhalang. Hanya tersisa Luca, Liviu, keluarga Asaka, dan Daniela di sana.     

Mereka menatap gerombolan Luca dengan ragu, bingung sekaligus cemas. Apakah mereka harus lari dari sini sekarang? Atau mereka bisa bertahan di sini dan penghalangnya bisa diperbaiki?     

Meskipun mereka semua tidak tahu bahwa Luca yang berada di satu tempat dengan mereka sekarang adalah Luca Mocanu, mantan penguasa kota dikarenakan Luca yang tidak pernah suka mengumbar wajahnya ke muka umum, mereka tetap ragu apakah mereka bisa mempercayai incubus ini. Walaupun mereka secara tidak langsung telah diselamatkan oleh incubus-incubus dari gerombolan Luca, di saat yang bersamaan, keluarga, sanak saudara, ataupun kenalan mereka juga gugur karena perbuatan incubus. Mereka tidak bisa menurukan kewaspadaan. Namun, mereka juga tidak punya cara untuk melawan keganasan penyerangan tadi selain menerima bantuan dari gerombolan Luca yang terlihat cukup kuat.     

Melihat garis retakan yang semakin tersebar, para half-beast dan mixed blood itu ingin saling menatap satu sama lain, menuntut siapa pun yang masuk dalam pandangan mereka untuk memberanikan diri dan bertanya kepada gerombolan Luca apa yang harus mereka lakukan. Namun, semakin kuat tuntutan yang muncul dari pandangan, semakin pengecut dirinya. Pada akhirnya, sebelum ada pahlawan pemberani yang maju ….     

PRANG!     

Penghalang itu pecah seluruhnya.     

"Kyaa!!"     

"Mereka datang! Mereka datang!"     

"Jangan bunuh aku! Aku mohon jangan bunuh aku!"     

Para half-beast dan mixed blood tersebar ke berbagai arah, berusaha lari dari incubus-incubus yang mulai meluncur untuk memangsa mereka. Vioral dan Cezar berusaha menurunkan kepanikan mereka tapi suara mereka teredam dalam lautan teriakan.     

"Hehehe … HAHAHAHA!" Di atas robekan mulut, dua robekan kembali terbuka memperlihatkan sepasang bola mata merah menyala. Robekan itu bergerak mendekat ke arah Luca berada.     

Luca menatap ke langit sejenak lalu menurunkan pandangannya pada tangannya. Jari jemari ditekuk ke atas dengan tegang dan detik berikutnya, gumpalan cahaya kecil berwarna kuning berkumpul di sana, sesekali mengeluarkan percikan listrik.     

"Da!" Liviu buru-buru menahan tangan Luca, menggeleng kuat menolak apa yang Luca ingin lakukan.     

Ioan juga buru-buru menahannya. "Apa kau gila?! Tubuhmu tidak akan bertahan!"     

"Tidak. Aku akan bertahan." Luca menyipitkan matanya, menatap tajam ke arah Lauren yang hanya berjarak beberapa kilometer darinya.     

Ia tidak ingin mengorbankan nyawanya jadi ia berusaha mengatur jumlah sihir yang berkumpul di tangannya sekarang agar cukup kuat tapi juga tidak mengeluarkan seluruh energi di dalam tubuhnya. Ini sulit …. Energi yang tersisa di tubuhnya benar-benar terlalu sedikit hingga ia hanya bisa mengeluarkan segumpal kecil energi sihir. Jika ia melemparkan energi ini saja, bahkan rasa kesemutan saja tidak akan muncul.     

Luca menyebarkan pandangannya, berusaha mencari para pelayannya dan meminta mereka untuk menyalurkan kekuatan mereka ke tubuh Luca ketika tiba-tiba ….     

Bagaikan gelombang air, cahaya kuning yang menyilaukan mengalir melewati kepala Luca, menghantam para incubus dan robekan di atas langit. Para incubus itu di dorong hingga ke luar are Bukit Luito.     

Ketika cahaya kuning itu menyentuh serpihan-serpihan penghalang yang hancur, serpihan itu melayang kembali ke posisi awalnya. Cahaya itu sedikit demi sedikit menyelimuti dinding penghalang, bercahaya semakin kuat hingga memaksa semua orang di sana memejamkan mata.     

Ketika cahaya itu hilang, sebuah dindig penghalang berwarna kuning emas telah menyelimuti Bukit Luito.     

"Lagi-lagi trik yang sama!" geram Lauren, mulai menyerang penghalang itu lagi tapi tidak ia sangka, penghalang baru ini tetap berdiri kokoh setelah penyerangan ke-10 kalinya. Tidak ada retakan sekecil apa pun yang terbentuk.     

Dengan kecepatan cahaya, Lauren berpindah hingga mata dan mulutnya hanya berjarak beberapa sentimeter dari penghalang. Bola mata yang seperti terbentuk dari darah yang membeku itu berputar bebas, melanggar batas pergerakan dari makhluk hidup normal lainnya. Detik berikutnya, petir hitam menyambar menghantam seluruh area pemukiman half-beast yang telah kosong, menghanguskan dan meratakan seluruh area tersebut.     

"SIAL! LAGI-LAGI DIA MENGHALANGIKU!"     

****     

Dari dalam penghalang, Luca samar-samar dapat mendengar kemarahan Lauren. Sebuah dugaan muncul di dalam hatinya.     

Tapi seharusnya Mihai tidak akan bisa kembali secepat ini ….     

"Wua!"     

"A—apa itu?!"     

Teriakan-teriakan tertahan menarik kembali fokus Luca ke kenyataan. Ia mengikuti arah pandang mereka yang berteriak dan tertegun sejenak.     

Dari area yang lebih dalam, seekor rubah coklat setinggi tiga meter berjalan menuruni tanjakan. Dua ekor berbulunya bergerak ke sana kemari mengikuti pergerakan dari setiap langkahnya. Sepasang mata emas, bergerak ke kanan dan ke kiri sebelum berhenti pada Luca. Bola mata itu bergerak dari atas hingga ke bawah sebelum kemudian kembali bergerak naik ke atas.     

Luca bergeming, membalas tatapan tersebut dengan alis sedikit terangkat. Tidak ia sangka, ia bisa melihat sosok beast yang seharusnya tidak pernah tinggal di dimensi ini.     

Siapa? Pikirnya was-was tapi melihat beast tersebut berasal dari klan rubah dan bagaimana kemarahan Lauren meledak ketika melihat penghalang ini, Luca menduga bahwa beast ini memiliki hubungan dengan sang rubah mistis, Fuyuki Yuki.     

Namun, tidak ia duga, Ioan yang berdiri di sampingnya akan mengangkat telunjuknya tinggi, menunjuk ke arah rubah coklat itu dengan gemetar hebat. "I—Ibu?!"     

Langkah kaki beast itu berhenti. Ketika ia menangkap sosok Ioan, matanya sedikit terbelalak.     

Di saat yang bersamaan, dari belik kepala besarnya, suara seorang pria ikut terdengar, menyerukan pertanyaan dan kebingungan. Detik berikutnya, sesosok half-beast harimau menjulurkan kepalanya, mengikuti arah pandang sang beast hanya untuk terbelalak lebar dan refleks menunjuk ke arah Ioan, sama gemetarnya dengan Ioan.     

"I—Io?!"     

"A—Ayah?! Kalian … kalian masih hidup?!"     

"Itu pertanyaanku! Kau masih hidup?! Kenapa tidak kembali ke rumah?!"     

"Aku sudah kembali tapi rumah kita sudah kosong. Aku kira kalian sudah … sudah …." Ioan tidak pernah memikirkan hari seperti ini akan terjadi di dalam hidupnya. Ingatan akan tempat tinggal yang kosong dan penuh bekas perkelahian itu.     

"Eugen … kita pindah tanpa memberitahunya," ujar sang beast yang ternyata adalah seorang wanita.     

Eugen menepuk kepalanya. "Oh … kau benar."     

"Kalian ke mana saja?!" Ioan merasa matanya panas. Ia ingin berlari memeluk mereka tapi mengingat umurnya yang sudah tidak muda lagi, ia terlalu malu untuk berperilaku seperti anak kecil.     

Sementara itu, Eugen tidak peduli dan sudah meloncat turun dari tubuh istrinya lalu berlari memeluk anak semata wayangnya penuh rindu. Sementara sang rubah coklat menatap hangat pada putranya.     

Di tengah suasana hangat reuni keluarga, kebingungan melanda makhluk hidup di sektiar mereka.     

Untungnya rubah coklat itu tidak melupakan kedatangan tiba-tiba mereka. Dalam hitungan detik, ia mengembalikan ekspresi serius nan dingin seraya mengembalikan tatapannya pada Luca.     

"Kau Luca Mocanu?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.