This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Pertemuan Besar (3)



Pertemuan Besar (3)

0Suhu ruang rapat turun beberapa derajat, membuat siapa pun menggigil tanpa henti.     
0

"Nyo—Nyonya!" Dengan susah payah, Mihaela, gadis mixed blood spesies kucing yang pertama kali mendapatkan surat dari Anna itu, akhirnya berhasil memanggil sosok yang memberinya harapan besar.     

Namun, tidak perlu menunggu jawaban karena tidak mungkin wanita berbalut merah itu dapat menjawabnya lagi.     

Mihaela pucat pasi. Segala mimpi akan hidup yang aman dan tenteram pecah berkeping-keping.     

Kepanikan memenuhi mata seluruh mixed blood. Mereka tidak tahu harus lari sekarang juga atau masih harus mempertahankan senjata mereka untuk mengancam para incubus dan half-beast.     

"Kyaa!"     

Tiba-tiba, Georghe melepaskan dirinya dengan membanting ketiga mixed blood yang menahannya tanpa ampun. Dua mixed blood melayang menghantam dinding sementara satunya menghantam pagar balkon lalu jatuh dari balkon tersebut. Ecatarina buru-buru menangkap wanita malang tersebut.     

Georghe tidak peduli. Ia langsung menyebarkan pandangannya kepada para incubus bodoh yang masih terbengong-bengong. Tatapannya menjadi tajam dan penuh ancaman. "Apa yang kalian lakukan? Kalian bahkan tidak bisa melepaskan diri dari mixed blood yang baru hidup puluhan tahun?! Apakah kaumku sudah menjadi begitu lemah?"     

Tersadar, para incubus buru-buru membebaskan diri. Mixed blood ingin lari tapi sudah terlambat. Keadaan berbalik bahkan sebelum para mixed blood itu bisa menikmatinya untuk sejenak.     

Georghe tertawa. Aura hitam yang telah membunuh Anna pun ikut tertawa sembari melayang menuju Georghe.     

Mendengar suara aura hitam itu, Steve dan yang lainnya sudah yakin bahwa itu adalah Lauren.     

Dugaan Luca kembali benar.     

Menurut Luca, Lauren pasti menjebak Anna. Walaupun Luca tidak tahu alasan tepatnya tapi kemungkinan besar dikarenakan Lauren ingin bermain untuk mengisi waktu luangnya sambil menunggu Mihai terlahir kembali.     

Setelah Mihai terlahir kembali dan Luca terbukti tidak memenuhi ekspektasi Lauren, pria itu akan mengambil inti Luca dan ketika segel Mihai terbuka ….     

Steve tidak bisa membayangkan kerusakan sebesar apa yang akan mereka hadapi.     

"Hahaha! Dasar wanita bodoh!" cemooh Georghe menarik kembali pikiran Steve dan yang lainnya ke kenyataan.     

"Ya … bermain dengannya benar-benar sangat menyenangkan. Sayang sekali aku harus kehilangan satu sumber hiburanku," balas Lauren yang masih dalam gumpalan hitam. Sepertinya ia telah terlalu banyak bermain hingga ia bahkan tidak bisa membentuk sosok yang menyerupai makhluk hidup lainnya lagi.     

Georghe menatap gumpalan hitam itu setengah senang setengah was-was.     

Ia baru mengenali sosok gumpalan hitam ini dua minggu yang lalu, ketika Anna melaporkan bahwa darah Luca sudah berhasil di ambil. Setelah berpisah, ia didatangi sosok hitam ini yang memperkenalkan dirinya sebagai leluhur Keluarga Olteanu.     

Georghe mendengarkan rencana Lauren tapi hingga sekarang pun sebenarnya ia masih was-was terhadap Lauren.     

Hal ini dkarenakan kekuatan Lauren sangatlah besar. Kekejamannya juga membuat Georghe merinding tapi ada sisi dirinya yang ingin mempercayai leluhur keluarganya itu. Lauren juga berjanji bahwa ia akan memberikan Georghe darah Luca.     

"Sesuai janjiku," ucap Lauren dan dari gumpalan hitam, sebuah botol berisikan cairan merah muncul, terulur pada Georghe.     

Napas Georghe memburu penuh semangat. Tangannya sudah terulur untuk mengambilnya ketika Vladimir dan beberapa tetua Mocanu yang sudah menargetkan darah itu juga beraksi.     

"Milikku!"     

Para tetua Mocanu meluncur cepat, berusaha mengambil botol tersebut. Georghe buru-buru menghadang para tetua itu dengan satu tangan sembari menggapai botol itu dengan tangan lainnya.     

Perkelahian sudah hampir meledak ketika tiba-tiba, tekanan besar menekan tubuh seluruh tetuanya itu, membuat mereka jatuh beberapa meter menghantam keramik. Bunyi tulang-tulang yang patah terdengar begitu menyeramkan. Para tetua itu langsung pingsan menyisakan bola mata putih.     

"Silakan," ujar Lauren santai.     

Binaran bahagia menyellimuti mata Georghe. Lauren sangatlah kuat dan Lauren ini melindunginya dari Mocanu.     

'Mungkin aku bisa mempercayainya!'     

Tanpa pikir panjang, Georghe meminum habis darah Luca. Ia bisa merasakan aliran kekuatan yang besar di dalam dirinya.     

"Aku kuat! Aku menjadi sangat kuat!"     

*****     

Satu jam yang lalu, di kediaman utama Kepala Keluarga Stoica ….     

"Apa orang itu sudah pergi?" bisik Toma sembari berjongkok di balik sebuah dinding. Di depannya, Vasile yang juga berjongkok dan sedang menjulurkan kepalanya mengangguk pelan.     

Kedua buru-buru keluar dari tempat persembunyian, menyusuri beranda samping rumah mewah tersebut sembari celingak-celinguk, memastikan tidak ada yang melewati ataupun menemukan keberadaan mereka.     

Tujuan keduanya menyelinap masuk ke dalam rumah keluarga Stoica di saat pertemuan besar sedang berlangsung adalah untuk mencari adik Toma yang telah ditangkap oleh Tudor sebelumnya.     

Awalnya, mereka menduga adik Toma akan dikurung di area tempat tinggal half-beast. Namun, setelah Victor menyelundup ke sana untuk kesekian kalinya, Victor tidak menemukan jejak Nicole dan suaminya sama sekali.     

Setelah berdiskusi dengan Luca dan rekan-rekannya, terdapat dua tempat yang mungkin mengurung adik Toma tersebut, yaitu rumah kepala keluarga Stoica dan Olteanu.     

Melihat pergerakan kedua kepala keluarga tersebut, keberadaan Illiu yang misterius menjadi mencurigakan sehingga Vasile dan Toma memutuskan untuk mencari di rumah keluarga Stoica terlebih dahulu sebelum menuju Olteanu. Mengantisipasi kemungkinan ditemukan, mereka memilih hari pertemuan besar dilaksanakan karena rumah kepala keluarga akan lebih kosong dari biasanya karena hampir semua penghuni rumah tersebut akan menghadiri pertemuan besar.     

Setelah melewati beberapa pelayan yang kebetulan lewat untuk mengerjakan tugas harian mereka, Vasile dan Toma akhirnya mencapai area penjara bawah tanah.     

Entah apa yang dipikirkan oleh keluarga tersebut, pintu masuk penjara bawah tanah tidak memiliki satu pun penjaga. Vasile menajamkan indranya untuk mendeteksi keberadaan makhluk hidup di sekitar, mengatisipasi adanya jebakan. Namun, ia tidak merasakan keberadaan makhluk hidup sama sekali.     

Keduanya sedikit ragu tapi mereka tidak mungkin tidak masuk ke dalam meskipun ini merupakan jebakan sekali pun.     

Akhirnya, keduanya mengendap masuk.     

Di dalam, tidak ada cahaya matahari yang berhasil menembus masuk melalui dinding batu bata. Bau lembap yang busuk merasuki hidung mereka dan mereka hanya dapat melihat melalui cahaya kuning jingga obor yang terpasang di kedua sisi dinding.     

Setiap langkah akan menghasilkan bunyi gema jadi mereka melangkah dengan sangat hati-hati.     

Penjara bawah tanah itu lebih luas dan lebih rumit dibandingkan penjara bawah tanah yang dibangun di kediaman Luca.     

Jika pada penjara di kediaman Luca, setelah menuruni tangga, mereka bisa langsung melihat beberapa sel tahanan, di sini, masih terdapat berbagai belokan menuju lorong sempit yang dapat membawa mereka ke sel tahanan lainnya yang terletak lebih dalam. Strukturnya seperti labirin membuat Vasile sedikit gugup.     

Mereka tidak memiliki peta penjara tersebut sehingga kemungkinan untuk tersesat di tempat ini tidaklah kecil.     

Vasile menggenggam erat tangan Toma. Ia melirik serigala itu yang agak sedikit salah tingkah tapi tetap menutup mulutnya rapat-rapat.     

'Ini untuk jaga-jaga agar kita tidak terpisah,' pesan Vasile dari matanya karena ia tidak tahu apakah ada jebakan di lantai yang jika terinjak akan menjatuhkan mereka ke ruangan lain.     

Toma hanya mengangguk dengan wajah tertunduk, berusaha menutupi wajahnya yang panas.     

Keduanya berjalan sehati-hati mungkin, menyusuri belokan-belokan yang tidak mereka ketahui akan membawa mereka ke mana.     

Setelah melalui sekitar dua belokan ke arah kiri dan tiga belokan ke arah kanan, Toma tiba-tiba menangkap sebuah suara yang samar.     

"Ada orang yang berbicara!" bisik Toma.     

"Dari arah mana?"     

Toma menggerak-gerakkan telinganya ke berbagai arah sebelum menunjuk ke kiri. Vasile berjalan menuju arah yang telah ditunjuk oleh Toma dan suara yang awalnya hanya bisa Toma dengar pun mulai dapat ditangkap oleh Vasile.     

"…napa aku harus menjaga kalian? Hah … istriku … aku juga mau ke sana! Ugh! Kalau aku bisa melepaskan kalian, sudah kulepaskan kalian daripada membuatku susah! Tapi istri sayangku akan marah kalau aku melakukannya … haaa …."     

Mata Vasile berbinar. 'Jadi di sini rupanya Illiu Stoica!'     

Dari apa yang Illiu katakana, Vasile yakin 100 persen mereka berada di tempat yang benar! Toma pun memiliki pemikiran yang sama. Keduanya mengendap kecil menuju sebuah dinding. Di sana, terdapat sebuah pintu yang terbuka lebar. Suara Illiu keluar dari ruangan di dalamnya.     

Vasile menjulurkan kepalanya terlebih dahulu, memastikan apa yang ada di dalam dan … bingo!     

Di dalam ruangan terdapat tungku perapian, rak kecil berisi buku-buku, meja kayu, serta tempat tidur reyot. Tidak tahu apa tujuannya menyimpan perabotan itu di ruangan penjara bawah tanah tapi yang terpenting adalah di tengah ruangan terdapat sebuah kurungan, dan di dalam kurungan itu terdapat Nicole dan David!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.