This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Siasat (1)



Siasat (1)

0Yuki merasa kepalanya akan pecah.     
0

Awalnya sang putra masih bisa bertindak dengan kepala yang cukup jernih tapi setelah anaknya, Fuyuki Artur, masih tidak bisa ditemukan dalam satu minggu, pria itu menjadi sangat kacau.     

Sebagai seorang kakek, di permukaan, Shima terlihat cemas tapi sebenarnya ia tidak begitu memikirkannya. Pikirannya tetap berputar di sekitar haremnya dan jika keadaan terburuk benar-benar terjadi pada Artur pun, putranya masih bisa memproduksi anak lain sebagai penerus. Sebagai hasilnya, Shima hanya terlibat di beberapa hari pencarian Artur dan Emilia sebelum membuang tanggung jawabnya kepada Yuki dengan alasan ia memiliki pekerjaan lain sebagai kepala klan.     

Ditambah dengan keadaan sang putra yang kacau, pada akhirnya, beban terbesar jatuh pada Yuki.     

Tidak hanya ia harus mengerahkan energinya untuk mengatur setiap kelompok yang di utus dalam pencarian, ia juga harus mengontrol sang putra yang setiap kali bertemu dengan kelompok Alex, pasti akan kehilangan kendali.     

Sang putra akan berusaha menerjang Alex maupun Luca dan Steve, meraung-raung menyalahkan Emilia dan memakik gadis malang itu. Jika Yuki tidak menahan terjangan sang putra, sudah akan terjadi perkelahian fisik hampir setiap beberapa jam dalam satu hari.     

Walaupun Alex menahan diri untuk tidak begitu ekstrim, anak-anak muda yang ia asuh tidaklah demikian, terutama Luca yang memiliki hubungan spesial dengan Emilia.     

Luca tidak bisa menghentikan mulutnya untuk menghitamkan wajah sang putra. Untungnya Alex masih bisa menghentikan Luca setelah beberapa kata dan setelah pencarian terus berjalan selama dua minggu, belum ada yang perlu dikirim kepada tabib dalam keadaan setengah mati.     

Jika ada yang perlu dikirim ke tabib sekarang, itu adalah Yuki.     

Dugaannya benar. Ia telah hamil.     

Jika Yuki tidak menggunakan sihir ilusi, siapa pun akan bisa melihat bulatan cembung di perutnya. Perkembangan bayi ini sangat cepat. Dilihat dari kecepatan itu, jika bayi di dalam perutnya bukan incubus, maka Yuki menduga anak yang akan lahir bisa menjadi mixed blood.     

Memikirkan itu menambah beban di hatinya.     

Setiap hari, ia harus menyeret tubuh yang semakin lama semakin berat untuk ditanggung kaki rampingnya, terus mempertahankan sihir ilusi selama hampir 24 jam untuk menutupi perutnya, lalu masih harus menahan sang putra sekaligus memerintah berbagai kelompok pencarian. Tidak hanya itu, ia masih harus mengevaluasi seluruh informasi yang dibawa oleh kelompok pencari yang jumlahnya tidaklah sedikit.     

Seluruh energi Yuki terkuras habis.     

Selama dua hari terakhir, ia seperti mayat, pucat pasi dengan bagian hitam yang sangat besar di bawah kedua matanya.     

Seperti kondisinya tidak cukup parah, pagi itu, ia mulai mual hingga ia hampir tidak bisa menelan sesuap pun makanannya.     

Dengan jumlah aktivitasnya yang begitu luar biasa banyaknya, jika ia tidak makan, dia dan janinnya akan kekurangan gizi. Itu tidak baik. Yuki sudah berjanji akan menjaga janinnya.     

Jadi, sambil menahan mual yang sudah berada di pangkal kerongkongan, Yuki tetap memaksa dirinya menelan satu demi satu suap yang memasuki rongga mulutnya. Toma yang mengamati seluruh proses selama dua minggu ini dari samping Yuki tidak bisa menutupi kecemasan di wajahnya. Ia ingin meminta sang tuan untuk beristirahat sehari, tidak … setidaknya satu jam saja, tapi langsung ditolak Yuki.     

Keadaan sang putra semakin kacau. Memang Artur merupakan anak kesayangannya jadi Yuki tidak heran dengan respons sang putra yang berlebihan.     

Akan tetapi, ketidakstabilan sang putra hanya akan menambah kerusakan jika dibiarkan terlalu lama.     

Yuki harus mempercepat pencarian Artur. Lebih cepat menemukannya, akan lebih baik.     

*****     

Di tengah jalanan yang sepi, langkah kaki Yuki dihentikan oleh satu kelompok pencari yang ingin melaporkan hasil penemuan mereka. Setelah mendengarkannya dengan seksama, Yuki mengangguk dan menyuruh mereka untuk melanjutkan pencarian.     

Setelah kelompok itu pergi, Yuki tidak melanjutkan langkahnya untuk sesaat. Matanya menerawang.     

Ini sudah minggu ketiga hilangnya kedua anak muda itu tapi hasilnya hampir tidak ada. Ketika terdapat petunjuk yang melambungkan harapan, dalam sekejap mata, harapan itu akan dihancurkan hingga tak bersisa. Petunjuk itu hanya mengarahkan mereka pada orang yang berbeda atau petunjuk lainnya yang pada akhirnya tidak mengarahkan mereka ke mana pun selain meningkat kebingungan dan sakit kepala.     

Udara dingin awal musim dingin menerpa tubuh Yuki, membuatnya menggigil. Suhu hari ini begitu dingin sehingga tidaklah heran untuk para penduduk menutup took mereka lebih cepat dari biasanya agar dapat berdiam diri di dalam rumah yang dilengkapi pemanas.     

Yuki buru-buru merapatkan mantel, melapisi lingkaran perutnya yang semakin melebar. Mixed blood maupun incubus hanya membutuhkan waktu sekitar satu bulan untuk lahir. Dalam beberapa hari ini, bayi di dalam perutnya bahkan sangat aktif, terus menendang perutnya beberapa kali dalam sehari. Sekarang, ketika Yuki merapatkan mantelnya, bayi kecilnya juga menendang perutnya dua kali, seperti berterima kasih kepada Yuki dengan riang karena Yuki telah memberinya kehangatan.     

Senyum tipis terukir di wajah sembari mengelus perutnya lembut. Kecemasan di hatinya berangsur-angsur hilang. Sejak mengandung, sudah menjadi kebiasaan Yuki untuk mengelus perutnya untuk mengusir kekacauan hatinya.     

Kembali dalam suasana hati yang baik, Yuki hendak mengambil langkah kembali menuju kediaman klan rubah ketika ….     

"Yo Yang Mulai Rubah Mistis. Belakangan ini kau tidak lagi berusaha mencariku jadi aku sedikit kesepian~"     

Suara yang memanggilnya berayun-ayun riang tapi ketika mencapai telinga Yuki, seluruh tubuhnya dingin.     

Yuki buru-buru menoleh lalu mundur beberapa langkah. Satu tangannya refleks melingkari perutnya sementara satunya lagi terangkat di depan dadanya, siap menangkis serangan apa pun yang menuju ke arahnya. Ia memicing pada sosok yang berdiri tidak jauh darinya, dengan senyuman yang tidak mencapai mata tersungging di wajah tirus pucat. Aura gelap yang lebih pekat dari terakhir kali mereka bertemu menyelimuti tubuh sosok itu.     

Melihat kewaspadaan Yuki, senyum di wajahnya hilang, tergantikan ekspresi sedih. Akan tetapi, matanya tetap gelap dan dingin. Jika pandangan mata bisa membunuh, maka Yuki tidak akan berdiri tegak lagi sekarang.     

"Dingin sekali aa~! Padahal aku sudah susah payah memperlihatkan diriku karena sepertinya Yang Mulia ini kesulitan mencariku," keluhnya. Untuk meyakinkan semua orang – walaupun tidak ada siapa pun di sana selain Yuki – ia memejamkan matanya, menundukkan wajahnya sembari menghela napas sedih.     

Mata Yuki berkedut melihat akting yang begitu meyakinkan itu. "Tch! Tidak perlu berbasa-basi! Kau mau segel itu bukan? Dalam mimpimu!" Biasanya Yuki akan berakting tenang dan kalem tapi mungkin karena efek kehamilannya, Yuki tidak bisa mengontrol diri dan segera melontarkan seluruh isi hatinya tanpa sensor sedikit pun. Ia bahkan mengkhianati image elegan yang biasa ia pasang dan meludah.     

Sosok itu, Lauren, sedikit takjub. Ia bergeming untuk beberapa saat sebelum tertawa terbahak-bahak. "Apa aku melihat ilusi? Apakah ini benar-benar Yang Mulia Rubah Mistis yang aku ketahui? Hmm …." Mengelus dagunya, Lauren menyipitkan mata mengamati Yuki dari pangkal kepala hingga ke ujung kaki. Setelah menggerakkan matanya naik turun beberapa kali, Lauren mendesah kagum. "Benar-benar Yang Mulia Rubah Mistis yang asli! Ini … hahahaha … sungguh menakjubkan! Setelah kehilangan terlalu banyak kekuatan, kemuliaanmu pun menurun?" Lauren terus tertawa.     

Yuki hanya menatapnya dingin. Ia bukan anak kecil yang akan bisa terprovokasi oleh kemampuan rendah milik Lauren.     

"Jika kau datang hanya ingin mengejekku, aku harus mengecewakanmu karena tidak bisa berlama-lama menemani leluconmu itu. Sampai jumpa!" Mengambil kesempatan ini, Yuki buru-buru berbalik pergi.     

Jika Yuki tidak buta, dalam sekali lihat saja ia merasa Lauren semakin kuat. Di sisi lain, sejak mengandung, kemampuan Yuki semakin melemah. Seluruh energi cadangannya ia berikan kepada janinnya hingga sisa kekuatan dua setengah ekor yang ia simpan tidak lagi bersisa.     

Ia harus lari jika ia ingin melindungi nyawanya dan nyawa kecil di perutnya sekarang juga!     

Tentunya Lauren menyadari keinginan Yuki. Sosok Lauren segera menghilang lalu muncul dalam sekejap di depan mata Yuki.     

Yuki buru-buru berhenti lalu berbalik untuk berlari ke arah yang berlawanan tapi Lauren kembali menghilang dan muncul di depan Yuki lagi.     

Tawa yang penuh cemoohan kabur dari bibirnya yang tersenyum miring. "Lamban! Lamban sekali! Sejak kapan kau berubah spesies menjadi siput?"     

Yuki tidak peduli ejekan apa pun yang dilontarkan Lauren. Ia hanya berfokus untuk kabur tapi tidak hanya kekuatannya lebih lemah, ditambah dengan berat perutnya, ia benar-benar kesulitan untuk berlari. Untuk melangkah biasa saja ia sudah kesulitan. Apalagi beberapa jam yang lalu baru saja hujan sehingga jalanan di bawah kakinya pun masih cukup licin.     

Giginya bergemeretak kuat. Dari mana pun Yuki melihatnya, keadaan sekarang benar-benar berbahaya!     

Yuki ingin mencoba untuk lari lagi tapi Lauren tiba-tiba berucap, "Jangan begitu terburu-buru, Yang Mulia! Aku datang untuk berbincang, kau tahu itu? Bukankah kau penasaran di mana keberadaan dua remaja yang sudah kau cari selama tiga minggu ini?"     

Langkah Yuki terhenti di udara. Napasnya tertahan dan wajah pucatnya semakin memutih.     

Dalam sekejap, ia tahu bahwa permasalahan ini tidak akan menjadi sesuatu yang mudah. Tidak … Yuki bisa dengan yakin mengatakan bahwa ….     

'PINTU NERAKA SUDAH DIBUKA!'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.