This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Beban Sumpah yang Berat



Beban Sumpah yang Berat

0Walaupun Yuki berkata begitu, ia belum dapat memastikan kebenarannya. Ketika janin baru terbentuk, aura keberadaannya sangatlah tipis sehingga jika pengandungnya tidak memiliki indra setajam Yuki, mustahil bagi mereka untuk menyadarinya. Bahkan, oleh karena kekuatannya yang melemah, Yuki harus memfokuskan seluruh indranya dalam suasana lingkungan yang benar-benar sunyi tanpa gangguan sedikit pun untuk dapat mendeteksi keberadaan aura kehidupan kecil di perutnya yang mulai berkembang.     
0

Akan tetapi, bisa saja ia salah dan lebih baik untuk membiarkan tabib mendiagnosanya.     

Yuki tentunya tidak bisa melakukan hal tersebut.     

Pertama, memanggil tabib ke kamarnya hanya akan mendorong kecurigaan. Tidak hanya itu, semua tabib yang Yuki kenal bekerja dengan klan rubah yang berarti rahasia Yuki tidak bisa dipegang oleh tabib-tabib itu. Dengan memanggil para tabib klan akan sama dengan mengundang seseorang menyebarkan rahasianya.     

Kedua, jika Yuki pergi keluar untuk mencari tabib, bukan lagi sang putra melainkan Lauren yang menjadi ancaman. Kekuatan Yuki yang sudah melemah akan semakin lemah ketika ia mengandung. Bertemu dengan Lauren hanya akan membawakan kematian kepada dirinya dan janin di dalam perutnya.     

Pada akhirnya, Yuki hanya bisa bergantung pada kemampuan dirinya sendiri untuk mendiagnosa. Dengan kata lain, ia harus menunggu sekitar lima hari hingga satu minggu untuk dapat benar-benar menyatakan kehamilannya.     

Merenungkan keadaannya, Yuki menatap keluar jendela ruangan sembari mengelus lembut perut cekungnya. Semakin ia mengelus, jantungnya berdesir semakin cepat.     

'Ini adalah bibit Alex ….' Yuki merasa ini tidak nyata.     

Hingga sekarang, ia masih menerka-nerka perasaan Alex kepadanya. Meskipun belum mendapatkan jawabannya, ia telah memiliki benih pria tersebut.     

Jika ini adalah Yuki yang kemarin, ia mungkin akan mendesis pada ide tersebut. Seberapa cintanya dirinya terhadap seseorang, ia tidak akan menggunakan cara yang begitu rendah untuk mendapatkan benih pria tersebut. Akan tetapi, sekarang, padahal ia mengalami kecelakaan seperti ini, bukannya marah dan frustasi, ia benar-benar bahagia.     

Jika Alex tidak menyukainya, Yuki tidak akan protes. Ia tidak pernah memiliki harapan besar untuk mendapatkan balasan terhadap perasaannya. Apa lagi memikirkan untuk memiliki keturunan pria tersebut.     

Jika benih ini benar-benar berkembang di dalam perutnya, Yuki sudah sangat bersyukur. Ia akan menjaga benih ini sepenuh hatinya.     

*****     

Di tengah istirahatnya dengan alasan sakit kepala akibat mabuk kemarin malam (alasan yang digunakan oleh hampir semua pejabat klan rubah untuk tidak bekerja hari ini), Yuki mendengar kericuhan.     

Ketika ia pergi melihat asal usul kericuhan itu, ia menemukan pasangan incubus-half-beast yang sedang berkelahi dengan prajurit klan, berusaha merebut kembali bayinya. Dalam sekali pandang, Yuki langsung paham apa yang sedang terjadi.     

Hatinya terasa berat tapi untuk menghentikan kekacauan ini secepatnya, ia segera menggunakan kekuatan sihir untuk menekan pergerakan pasangan itu.     

"Apa yang kalian lakukan? Cepat bawa kedua orang itu ke ruangan Kepala Keluarga!" Yuki berusaha berbicara setegas mungkin. Namun, jika ada yang berani mengamati wajahnya dengan seksama, ia dapat menemukan secercah kesedihan pada mata sang rubah yang tidak bisa lepas dari sosok bayi kecil di tangan salah satu prajurit.     

Ayah dari bayi itu berusaha mengucapkan sesuatu tapi Yuki segera menghentikannya. Meskipun Yuki tidak pernah setuju dengan perlakuan para half-beast untuk memusnahkan mixed blood tapi ia juga tidak pernah membuka suara karena hal itu tidak menguntungkannya sama sekali.     

Setelah mengirim pasangan itu pergi, Yuki berbalik sembari menghempaskan lengan pakaiannya ke belakang. Dalam pergerakan singkat itu, matanya berhasil tertaut pada sosok Alex yang berdiri di belakang dua remaja laki-laki dan satu remaja perempuan, ketiganya tidaklah asing bagi Yuki karena ketiga remaja itu telah diasuh Alex sejak kecil. Jadi Yuki sering melihat tiga sosok itu berada di dekat Alex.     

Dada Yuki menjadi semakin sakit.     

Tidak ingin memberikan Alex masalah lebih dari ini karena terlibat dengan dirinya, Yuki menembakkan sorot mata tajam lalu membuang wajahnya dengan angkuh.     

'Agh … perilakuku akan membuatnya membenciku!'     

Meskipun begitu, Yuki tidak punya pilihan lain. Mulai dari sekarang, ia akan menghindari Alex untuk memperlihatkan kepada sang putra bahwa ia tidak memiliki hubungan apa pun dengan Alex dan tidak ada gunanya bagi sang putra untuk menjebaknya menggunakan Alex.     

Kembali ke dalam kamar, Yuki pelan-pelan kembali duduk. Pikirannya terbang kembali pada bayi mixed blood tadi.     

Takdir bayi kecil itu hanyalah satu, yaitu kematian.     

Selama ini, terlepas dari keberatannya, ia tidak pernah merasakan apa-apa. Baru kali ini, setelah ia menduga dirinya mengandung, Yuki buru-buru membekap perutnya ketika ia memikirkan kata kematian.     

Bayangan sepasang incubus-half-beast tadi kembali terlintas di benaknya, membuat Yuki merinding.     

Nyawa yang mungkin sedang berkembang di perutnya juga merupakan hasil dari hubungan di antara dua kaum yang berbeda. Jika anak yang lahir darinya merupakan mixed blood ….     

'Jika ketahuan oleh kaum half-beast di dunia ini ….'     

Memikirkannya membuat Yuki sesak.     

Ia menyesal tidak pernah membuka suara mengenai hukuman mati untuk mixed blood hanya karena ia ingin memastikan tempat bersembunyinya aman!     

"Hah …."     

Yuki baru saja bersumpah akan menjaga bayi ini tapi setelah memikirkan musuhnya yang masih memburunya di luar sana dan hukum dunia ini yang membenci mixed blood, jika anaknya benar-benar terlahir sebagai kaum yang dibenci dan dihina oleh seluruh makhluk hidup di dimensi ini, ia mulai merasakan beban yang begitu berat dari sumpah tersebut menekan tubuhnya ….     

"Apakah aku bisa melakukannya?"     

Merasakan keteguhan hatinya mulai goyah, Yuki menampar kedua belah pipinya.     

'Tidak! Aku harus kuat! Bagaimana jika anak ini mendengarku dan bersedih?'     

Walaupun ia tahu janin ini masih begitu muda dan tidak mungkin bisa mendengarnya, Yuki tetap mengelus perutnya penuh kasih sayang.     

"Papa akan menjagamu. Papa janji …," bisiknya, mengulas sebuah senyum hangat di wajah.     

Bibirnya mengeluarkan senandungan lembut yang merdu. Senandung itu mengalir keluar dari jendela kamar yang terbuka, tertangkap telinga Alex yang berdiri tidak jauh dari kamar Yuki, tersembunyi di bawah bayang-bayang kanopi pepohonan.     

Alex sebenarnya ingin membahas kejadian pagi tadi dengan Yuki. Setelah kembali ke kediaman para budak, Alex akhirnya menemukan bahwa budak yang ia gantikan pekerjaannya di malam perayaan festival musim dingin telah berbohong. Putranya tidaklah demam dan malam itu, budak itu telah keluar dari kediaman klan rubah bersama keluarganya. Menurut rekan budaknya yang lain, budak itu beruntung telah membantu salah satu pejabat klan rubah yang kesulitan sehingga ia diberikan kebebasan dan sejumlah uang untuk bertahan hidup setelah keluar dari kediaman.     

Tentunya Alex tahu itu adalah kebohongan besar. Melihat bagaimana budak itu membohonginya dan bagaimana ia telah jatuh dalam perangkap, Alex sadar bahwa budak itu telah dibayar oleh sang putra yang ingin menjebak Yuki.     

Walaupun kemungkinan besar Yuki sudah tahu kebenarannya dan tidak memperlukan Alex untuk memberinya informasi, Alex tetap ingin berbicara empat mata dengan Yuki. Lagi pula, ia telah berlaku tidak pantas tadi malam dan walaupun ia sangat menikmati malam itu, tentu saja Yuki tidak.     

Melihat bagaimana Yuki menatapnya penuh kemarahan beberapa saat yang lalu, Alex semakin yakin bahwa ia harus meluruskan semua ini dan jika Yuki ingin, Alex akan menerima hukuman apa pun untuk mengkompensasi perbuatannya.     

Namun, ketika ia sampai di dekat kamar Yuki, bukannya melihat wajah yang muram dan cemberut, sebuah senyum cerah yang bahkan tidak pernah Alex lihat tersungging di wajah Yuki.     

Rubah itu bahkan bersenandung!     

Alex hampir mencurigai bahwa ia belum membersihkan telinganya selama setahun.     

Akan tetapi, seberapa banyak kali ia mengorek telinga dan menggosok mata, ia masih bisa melihat senyum di wajah Yuki dan mendengar senandung lembut itu.     

Entah atas alasan apa tapi Yuki benar-benar dalam suasana hati yang bagus.     

Hal ini membuat Alex ragu. Ia tidak ingin merusak suasana hati bahagia yang begitu jarang diperlihatkan Yuki itu dengan bertemu dengan Alex. Pada dasarnya, Alex merupakan sumber terbesar kecemberutan di wajah Yuki jadi setelah mempertimbangkan untuk beberapa menit, Alex berbalik menjauhi kamar Yuki.     

Ia akan kembali untuk berbicara dengan Yuki besok.     

Akan tetapi, tidak ia sangka, malam itu, salah satu anak asuhnya yang bernama Emilia akan hilang tanpa jejak. Di saat yang sama, cucu dari kepala klan rubah juga ikut menghilang dan keributan menimpa seluruh klan.     

Ketika Yuki dan Alex bisa bertemu, pertemuan itu dipenuhi dengan lontaran kasar dan amarah akibat sang putra yang menuduh Emilia telah menculik anaknya sementara Alex juga menuduh anak sang putra yang telah menculik Emilia.     

Tidak ada waktu bagi mereka untuk berdiskusi dalam kedamaian.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.