This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Mengapa Kekuatanmu Ada di Tubuhku?



Mengapa Kekuatanmu Ada di Tubuhku?

0Alex menyiapkan air panas setelah Yuki menyalakan api pada kompor di luar rumah. Hingga teh selesai dibuat, tidak ada yang berusaha membuka pembicaraan. Mihai tidak keberatan dan hanya mengamati interaksi tanpa dialog di antara Alex dan Yuki di luar rumah sebelum kembali duduk di salah satu kursi tanpa sandaran ketika keduanya kembali masuk ke dalam ruangan untuk menyeduh teh.     
0

Selesai menyeruput teh hangat beberapa kali, barulah Yuki membuka suara.     

"Kau sudah mendengar mengenai monster yang menjadi musuhku dan juga bagaimana incubus bernama Lauren itu mengambil kekuatan musuhku serta menggunakan tubuh bawahanku?"     

Mihai mengangguk.     

"Lauren yang berada di dalam tubuh bawahanku, Carme, telah menyerap hampir semua kekuatan yang tersisa dari monster itu di dalam goa. Walaupun inti kekuatan monster itu berada di tangan Lauren di dimensi lainnya, sisa-sisa kekuatan yang berhasil dikumpulkan oleh monster itu selama disegel di dalam goa tidaklah lebih lemah. Tidak lebih tepatnya, jika aku masih dalam keadaan yang sama ketika aku berhasil menyegel monster itu, sisa-sisa kekuatan di dalam goa itu bukanlah tandinganku tapi dalam keadaanku sekarang …." Yuki menurunkan pandangannya, tanpa sadar menghela napas panjang.     

"Paman Yuki kehilangan kekuatan? Apa yang terjadi?"     

"Ya. Kau tahu bahwa rubah dengan kekuatan sepertiku akan memiliki penambahan ekor seiring bertambah kuatnya diriku?"     

Mihai menggeleng.     

"Dulunya aku memiliki 10 ekor tapi aku lengah. Ribuan tahun yang lalu, Lauren tiba-tiba menyerangku dan hampir setengah dari kekuatanku hilang. Ekorku hanya tersisa lima dan satunya bahkan sudah hampir menghilang."     

"Tapi sekarang kau …." Mihai melirik ekor Yuki yang hanya tersisa dua.     

"Ini … suatu hal terjadi dan tiga per lima dari kekuatanku berpindah ke dalam dirimu."     

Wajah Mihai jelas penuh dengan pertanyaan mengenai 'suatu hal terjadi' itu tapi Yuki berpura-pura tidak menyadarinya dan melanjutkan.     

"Untuk menyegel monster itu, aku menggunakan seluruh kekuatanku untuk memisahkan kekuatan monster itu dari tubuhnya. Walaupun begitu, pemisahannya belum sempurna. Jika Lauren yang sekarang membawa inti sang monster bersama tubuh Carme, dengan kekuatan kita berdua pun, kita tidak akan bisa menang tapi jika hanya sisa-sisa kekuatan monster itu yang diserap oleh Lauren, aku yakin dengan menggabungkan kekuatan kita untuk memisahkan kekuatan monster itu serta Lauren dari tubuh Carme, kita bisa mengalahkan Lauren. Untuk itu, pertama-tama, kau harus belajar mantra sihir pemisahan terlebih dahulu. Ketika kau sudah menguasainya, kita bisa pergi ke dimensi beast dan mengambil kembali tubuh Carme."     

Yuki tidak berbicara lagi.     

Mihai juga diam. Ia mengira Yuki akan bertanya kepadanya apakah dia bersedia? Atau mungkin menjawab pertanyaan yang sudah tertulis jelas di wajah Mihai dari tadi tapi Yuki bergeming.     

Keduanya dengan keras kepala tidak mau memulai pembicaraan. Satunya mengirimkan pertanyaan melalui wajahnya sementara yang satu menutup mata rapat-rapat, menyatakan bahwa tidak ada lagi yang perlu ia jelaskan.     

Pada akhirnya, Alex yang berusaha memediasi, "Bagaimana Mihai? Aku rasa kau tidak bisa menolak tugas ini juga karena jika kau tidak melakukannya, pasanganmu dan tempat tinggalmu juga dalam bahaya. Carme memiliki kekuatan untuk menghapus dan memisahkan dimensi, berkebalikan dengan adiknya Liliane yang dapat membentuk dimensi baru dan menyatukan dimensi. Sekarang, Lauren belum bisa menggunakan kekuatan Carme tapi jika kau membiarkan Lauren menjadi semakin kuat dan berhasil mencuri jiwa Carme dari dalam dirimu, aku takut Lauren bisa menggunakan kekuatan Carme untuk menghapus Rumbell tanpa bersisa termasuk dirimu dan pasanganmu serta orang-orang berhargamu."     

Keterkejutan yang tulus timbul di wajah Mihai. Ia benar-benar tidak tahu detail kekuatan Carme yang ternyata sangat menyeramkan.     

Walaupun Mihai masih ingin memancing sesuatu dari mulut Yuki tapi melihat Yuki yang sangat keras kepala, Mihai hanya bisa menghela napas pasrah. Ia tahu sekarang sumber kedua dari kekeraskepalaan yang ia miliki. Lagi pula, apa pun latar belakang masalahnya, ia sudah memantapkan hati untuk membantu karena keselamatan pasangan dan orang-orang tercintanya ditaruhkan dalam permasalahan ini.     

"Baiklah. Kapan kita akan mulai berlatih?"     

*****     

Setelah membersihkan diri dan berganti pakaian menjadi pakaian panjang tiga lapis yang telah disediakan oleh Alex, Mihai mengikuti Yuki keluar dari rumah.     

Dimensi buatan itu sangatlah misterius.     

Langitnya memiliki warna yang aneh, seperti ungu tapi juga terlihat biru tapi juga terlihat jingga tapi juga terlihat hijau, Mihai tidak dapat mengidentifikasi warnanya dengan benar.     

Di samping rumah yang ditinggali Mihai, terdapat sebuah rumah sederhana dari kayu lainnya yang ukurannya lebih besar. Yuki menjelaskan bahwa rumah itu adalah tempat ia dan Alex tinggal. Jika Mihai memiliki pertanyaan atau masalah, ia bisa mencari keduanya di sana.     

Setelah melewati dua rumah, mereka melewati ladang yang ditanami berbagai sayuran dan buah. Mihai tidak memiliki pengetahuan yang dalam mengenai tanaman sehingga ia tidak bisa menentukan apakah tanaman yang ada di sini merupakan tanaman umum yang ada di ladang kebun Victor atau merupakan tanaman khas yang mungkin tidak lagi dikenal makhluk hidup sekarang. Lagi pula, Yuki merupakan rubah mistis yang telah hidup lama. Satu atau dua keajaiban tentunya tidak aneh.     

Sesampainya di ujung deretan ladang, mereka masih terus berjalan. Mereka melewati hutan, sungai, dan berhenti di sebuah bukit curam. Mihai mengikuti Yuki menaiki jalanan curam bukit hingga akhirnya keduanya berhenti di puncak bukit.     

"Duduk!" pinta Yuki ketika ia memastikan permukaannya cukup datar. Permukaan datar itu kebetulan mendapatkan sinar matahari pagi yang hangat.     

Mihai tergelitik untuk bertanya apakah matahari ini asli atau buatan dari kekuatan Yuki tapi melihat Yuki yang masih membangun dinding di antara keduanya, Mihai berubah pikiran. Ia dengan patuh duduk bersila di atas permukaan.     

Yuki duduk bersila di sampingnya. Tangannya menggenggam satu tangan Mihai. "Pejamkan matamu!"     

Memejamkan matanya, Mihai merasakan aliran energi dari tangan keduanya yang tertaut erat. Awalnya Mihai masih bisa membedakan energi Yuki dengan miliknya tapi lama kelamaan, energi mereka bercampur menjadi satu, mengalir ke sekujur tubuh Mihai.     

Tubuh Mihai menerima aliran energi Yuki dengan baik, bagaikan energi itu milik Mihai sendiri.     

Seluruh pikiran yang tidak perlu telah sirna dari benak Mihai. Fokusnya sangat tajam dan tidak perlu waktu yang lama bagi Mihai untuk menyadari bahwa arah aliran energi yang Yuki salurkan sama seperti bagaimana Mihai mengalirkan energi sihirnya ketika ia masih menjadi Gohabi.     

Yuki sedang membantunya mengingat kembali bagaimana mengalirkan sihir di dalam tubuh.     

Luca juga pernah membantu Mihai dengan cara yang sama tapi energi sihir Luca tidak pernah bercampur begitu dalam dengan energi sihir Mihai sehingga dalam dua kali percobaan, Mihai masih merasakan ketidaknyamanan akibat keberadaan aliran energi asing.     

Namun, dengan Yuki, Mihai tidak merasakan keanehan sama sekali. Tentunya itu tidak aneh. Yuki sudah mengatakan bahwa kekuatan di tubuh Mihai adalah bagian dari diri Yuki jadi mudah bagi Yuki menyatukan energinya dengan milik Mihai.     

"Hari ini, sampai di sini dulu. Setelah makan malam, alirkan energimu lagi beberapa kali sebelum tidur."     

Suara Yuki menghentak Mihai kembali ke dunia nyata. Ketika ia membuka mata, langit telah gelap. Bulan menggantikan matahari bergantung di atas langit dan bersinar terang. Tidak seperti di Rumbell yang sekarang, bulan di dimensi ini masih bergantung begitu dekat sehingga ukurannya berkali-kali lipat lebih besar dari yang biasa Mihai lihat. Bahkan seribu tahun yang lalu, di kehidupannya sebelumnya, Mihai tidak pernah melihat ukuran bulan yang sebesar itu.     

Keduanya menuruni bukit lalu berjalan kembali ke rumah. Sesampainya di rumah, Mihai mengucapkan terima kasih sebelum memasuki kembali rumah yang akan ia tinggali selama berada di dimensi ini.     

Sebelum ia menutup pintu, Alex berpesan bahwa air panas sudah siap di dalam baskom kayu dan Mihai bisa langsung mandi.     

Mihai mengangguk dan kembali mengucapkan terima kasih sebelum menutup pintu rapat. Setelah menutup seluruh jendela dan menyiapkan dinding lipat di sekitar baskom mandi, Mihai melepas pakaiannya dan mencelupkan seluruh tubuhnya.     

Kehangatan mengalir di dalam tubuhnya, mengusir sisa-sisa dingin yang menempel di tubuh akibat angin malam. Semburat merah berangsur-angsur timbul di kulitnya.     

Mihai memejamkan matanya, mengalirkan energi sihir di dalam tubuhnya beberapa kali lagi agar ia tidak lupa.     

Setelah selesai, ia kembali membuka mata.     

Waktu belum berlalu lama dan air di dalam baskom masih hangat jadi Mihai memutuskan untuk menikmatinya beberapa saat lagi. Tangannya terjulur ke depan, menyentuh jendela di sampingnya, membukanya pelan. Matanya kembali menangkap bulan yang tergantung di langit.     

'Luca … bagaimana kabarmu di sana? Apakah Livi baik-baik saja? Dia tidak menangis, bukan?' Batinnya tanpa melepaskan pandangan dari langit.     

Ia merubah sedikit posisi tubuhnya hingga sekarang ia dapat menyandarkan kepalanya di atas kedua lengan yang terlipat di atas kusen jendela.     

Matanya terpejam sesaat sebelum kembali terbuka. "Hari ini … aku bertemu dengan kedua orang tuaku di kehidupan sebelumnya. Mereka tidak berubah sama sekali dari memori yang kita lihat. Ah … mungkin sedikit berubah …."     

Walaupun ia tahu Luca tidak bisa mendengarnya, Mihai tetap bergumam, menceritakan pengalamannya hari ini bagaikan suaminya sedang mandi di sampingnya, mendengarkan ceritanya dengan seksama.     

Hal ini membuat hati Mihai menghangat.     

Ketika ia kembali memejamkan matanya, bayangan memori tertua yang ia miliki dari kehidupan sebelumnya kembali terngiang. Seluruh pandangannya dipenuhi sosok putih yang mengelus kepalanya dengan lembut. Mihai bisa melihat senyum penuh kasih sayang terlukis di wajahnya tapi sorot matanya memiliki sedikit kesedihan dan kecemasan. Sosok putih itu adalah Yuki, pria yang telah melahirkan Mihai di kehidupannya sebelumnya ….     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.