This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Alex dan Yuki (1)



Alex dan Yuki (1)

0Di dalam kehidupan seorang Alex Pavel, seorang incubus abadi dari Keluarga Pavel yang mencapai keabadiaan murni dikarenakan rasa penasaran yang tinggi, keberadaan seorang beast Klan Rubah bernama Yuki berhasil memprovokasi rasa penasarannya yang sudah lama padam oleh kehidupan monoton sehari-harinya.     
0

Walaupun awalnya, ketika ia sampai di dimensi para beast, kaum baru yang tidak pernah ia lihat membuat matanya berbinar, setelah selesai menginspeksi tubuh kaum tersebut, Alex segera kehilangan bara semangatnya.     

Ia bosan mendengar ucapan Lauren yang membanggakan dan mengagungkan nafsu dasar para incubus. Ia juga bosan melihat pemandangan kota yang dipenuhi kegiatan seks tanpa memandang pagi, siang, ataupun malam.     

'Ahh … bosan … bosan sekali ….'     

Alex membutuhkan sesuatu yang baru untuk menyalakan api semangatnya kembali.     

Untuk itu, Alex membuang kebiasaan lamanya dan mencari kebiasaan baru. Tidak seperti biasanya, ia pergi ke tempat yang sunyi, dipenuhi dengan keindahan alam yang biasanya tidak pernah menarik satu lirikan matanya sekali pun.     

Entah apa yang ia pikirkan ketika memutuskan untuk mengunjungi tempat tersebut tapi tidak ia sangka keputusannya benar-benar tepat karena hari itu, ia melihat sesosok rubah yang sangat elegan. Seluruh tubuhnya putih bersih dan walaupun perangainya lembut, temperamennya sangatlah kuat dan kasar.     

Binaran semangat kembali menghiasi mata Alex.     

Ia pernah mendengar bahwa beast klan rubah masih hidup di dunia ini tapi mereka hidup begitu terpencil hingga untuk dapat melihat ujung telinga mereka saja membutuhkan usaha yang luar biasa keras. Alex yang sudah melihat seluruh spesies beast dan half-beast di dunia ini juga tertarik dengan keberadaan klan rubah tapi setiap usaha yang ia kerahkan berakhir dengan sia-sia.     

Tidak ia sangka, ia akan bertemu satu rubah di sini!     

Pertemuan pertama keduanya tidaklah berakhir dengan indah. Hanya melihat sosok Alex saja, Yuki sudah cemberut. Wajah dinginnya semakin mengeras membuat siapa pun yang menatapnya bisa membeku di tempat.     

Sayangnya Alex berkulit tebal. Ia terus merecoki Yuki, merayunya agar bisa menjadi subjek penelitian Alex. Siapa pun yang didekati dengan tujuan semacam itu di hari pertama pertemuan pastinya akan kehilangan kesabaran.     

Ketika keduanya berpisah, Alex membawa pipi bengkak dan sayatan di wajahnya, segar dari karya tangan Yuki.     

Walaupun begitu, Alex tidak kehilangan semangatnya. Sebaliknya, bara api di hatinya semakin kuat.     

Setiap hari, Alex akan pergi ke tempat terpencil itu penuh harap dapat bertemu kembali dengan sang rubah. Ketika ia berhasil bertemu dengan Yuki, ia tidak akan berhenti merecokinya. Pipi bengkak dan jumlah sayatan di wajah pun akan bertambah setiap kali Alex pulang.     

Lama kelamaan, entah Yuki menjadi kebal atau hanya terlalu malas meladeninya, Yuki hanya akan diam dan memutar bola matanya sambil mendengar omong kosong Alex lalu mendengus sebelum ia pergi.     

Setelah persuasi yang begitu panjang tapi selalu berakhir sia-sia, ketika Yuki tiba-tiba memberinya permen manis, Alex tanpa pikir panjang melahapnya. Akhirnya suatu hari itu, Yuki mau berbicara kepadanya, bukan berisi bentakan dan makian, tapi benar-benar berbicara dalam kalimat yang panjang!     

Alex terbengong seperti orang bodoh.     

"Kau dengar apa yang aku bicarakan?" Kontras dengan nada suara yang dingin, kali ini Yuki berbicara dengan lebih lembut.     

Alex menemukan kedalaman yang misterius dari suara Yuki yang hanya muncul ketika pria itu berbicara dengan lembut. Kedalaman itu seperti menarik Alex jatuh ke dalam jurang yang dalam hanya untuk mendarat di atas tempat tidur empuk. Sensasinya membuat jantung Alex meloncat tinggi.     

"Ya! Ya! Aku dengar! Kau ingin bertanya mengenai kaum incubus?"     

Alex terlalu putus asa untuk memancing Yuki untuk setuju diperiksa sehingga Alex tidak berhasil menemukan keanehan beast tersebut. Alex dengan senang hati membeberkan semuanya jika Yuki bersedia diperiksa olehnya.     

Yuki, walaupun dengan berat hati, menyetujuinya.     

Rasa penasaran Alex dipuaskan dan Yuki mendapatkan apa yang ia perlukan. Mereka berpisah dengan kepuasan yang jarang dimiliki keduanya ketika bertemu.     

Malam hari itu, Alex memeriksa hasil pemeriksaan tubuh Yuki dan Alex menemukan hal yang tidak dimiliki beast maupun half-beast lain. Itu adalah inti yang seperti inti sihir, terhubung dengan jantung dan mengalir dalam saluran yang sama dengan saluran darah. Tapi ada juga yang tidak mengalir dalam saluran darah melainkan melalui saluran yang agak samar. Incubus juga memiliki sistem yang mirip.     

Hal ini menggelitik rasa penasaran Alex lagi. Ia ingin tahu mengapa hanya rubah itu yang memilikinya? Apakah seluruh klan rubah itu juga memiliki hal tersebut?     

Pertanyaan demi pertanyaan muncul hingga memasuki mimpi Alex. Alex bertekad untuk menuangkan seluruh pertanyaannya besok ketika keduanya kembali bertemu.     

Akan tetapi, harapannya tidak terpenuhi.     

Sejak hari itu, Yuki tidak pernah muncul lagi.     

Dan satu bulan kemudian, pembantaian incubus dimulai. Para half-beast, beast, serta manusia dipimpin oleh kepala klan beast serigala, menghentikan momentum incubus dalam menguasai dunia mereka.     

Lauren yang memiliki posisi paling terhormat di antara keenam incubus abadi, memandang rendah aksi itu. Ia terus mencemooh, yakin bahwa pada akhirnya incubus akan menang. Kelima lainnya, walaupun tidak sesemangat Lauren, juga memiliki pikiran yang sama. Hanya saja, kelima lainnya tidak memiliki keterikatan sekuat Lauren dalam hal kekuasaan kaum incubus jadi mereka juga hanya bersikap acuh tak acuh.     

Alex bahkan mengabaikan semua itu, membunuh siapa pun yang datang menyerangnya dengan mudah. Yang penting baginya sekarang hanyalah jawaban bagi pertanyaan yang memenuhi otaknya.     

Pada akhirnya, jawaban itu terjawab tapi dalam bentuk yang paling tidak diharapkan Alex.     

Klan Rubah yang bergerak di bayang-bayang akhirnya muncul, membantu penyerangan secara langsung. Para anggota klan rubah memiliki kekuatan ilusi yang kuat. Alex menemukan bahwa berbeda dari Yuki, anggota klan rubah lain tidak memiliki saluran baru yang hanya dialiri sihir. Kekuatan sihir mereka seluruhnya bercampur dengan darah.     

Namun, itu tidaklah lagi penting.     

Keadaan incubus semakin tersudut.     

Dalam sekejap mata, posisi incubus jatuh ke dasar jurang terdalam, tidak lagi bisa diselamatkan.     

Di hari terakhir incubus menikmati kekuatan sihir mereka, Alex menemukan identitas Yuki yang sebenarnya. Mantan Kepala Klan Rubah agung yang satu-satunya tercatat telah naik ke dunia atas. Kali ini, ia turun bersama dua bawahannya atas perintah dunia atas untuk mengatasi kekacauan yang disebabkan oleh para iblis.     

Kekuatan kaum incubus dicabut. Di antara keenam incubus abadi, Lauren yang paling kejam mendapatkan kehancuran terbesar. Kekuatannya dihancurkan dan tidak akan kembali lagi sementara yang lainnya mendapatkan kekuatan mereka disegel, hanya menyisakan umur abadi mereka yang panjang.     

"Tinggallah dalam ketidakadaan dan rasakanlah penderitaan berada di posisi terbawah tanpa kekuasaan hingga kau sendiri yang memohon ingin mati tapi tidak bisa."     

Itulah yang diucapkan Yuki kepada mereka, begitu kejam dan tanpa perasaan.     

Menggunakan kesempatan ini, para beast yang selalu mengagungkan kemurnian kaum mereka meminta bantuan Yuki untuk memisahkan para half-beast dan manusia dari tempa tinggal para beast. Setelah pembahasan yang menyeluruh, Yuki memutuskan untuk membagi dunia ini menjadi dua dimensi yang berbeda, satu hanya ditinggali para beast sementara kaum sisanya akan dipindahkan ke dimensi lainnya dan hidup bersama.     

Yuki akan mengawasi kehidupan dalam kedua dimensi tersebut hingga ketika ia menganggap semuanya telah stabil barulah Yuki akan pulang kembali ke dunia atas bersama bawahannya.     

Pikiran Alex kosong selama seluruh proses itu terjadi.     

Ketika ia tersadar kembali, lebih dari seratus tahun telah berlalu.     

Semua orang termasuk anggota kaumnya membenci Alex. Entah siapa yang membocorkan interaksinya dengan Yuki tapi banyak yang menuduhnya sebagai pengkhianat dan mendorongnya ke sudut, tidak mau lagi bergaul dengannya. Mereka yang dulu menghormatinya sebagai incubus abadi pun meludahinya tanpa ampun.     

Alex tidak keberatan. Ia tidak gila hormat dan tidak pernah menginginkan kehormatan kosong yang ia dapatkan dulu.     

Ia tidak bermaksud berkhianat tapi sekarang ia sadar bahwa informasi yang ia berikan itulah yang menjadi pelatuk. Ia tidak punya alasan apa pun untuk menyangkal.     

Namun, sekarang, ia tidak memiliki tujuan hidup lagi. Terakhir kali, hanya Mocanu bersaudara yang masih berusaha berinteraksi dengannya, mendiskusikan apa yang harus mereka lakukan mulai dari sekarang tapi Alex sendiri tidak tahu.     

Seumur hidupnya, Ia hanya hidup melalui rasa penasaran. Tidak pernah memikirkan risiko dari rasa penasaran yang ia miliki, hanya bergerak bagaikan budak dari rasa penasaran tersebut.     

Sekarang, setelah kemampuannya ditanggalkan dan ia tidak lagi memiliki apa-apa, bahkan jika ia memiliki rasa penasaran itu, ia tidak memiliki kemampuan dan hak untuk melaksanakannya. Ia hanya akan mendapatkan luka dan keadaan hampir mati dari kaum lainnya.     

Tidak butuh waktu lama bagi kaum incubus untuk benar-benar jatuh ke posisi kasta terendah.     

Ia dipukul, dirajam, dicekik, digorok, dilecehkan, bahkan dimutilasi tapi detik berikutnya, Alex akan kembali terbangun dalam keadaan utuh. Hal itu terjadi begitu banyak kali hingga ia curiga dirinya telah menghalusinasikan kematiannya tapi rasa sakit yang ia rasakan begitu nyata walaupun keesokannya, tidak ada lagi sisa luka di tubuh.     

Ia hampir gila. Tanpa tujuan hidup, hanya terus hidup. Bahkan jika ia ingin mati pun, ia tidak bisa.     

Ucapan Yuki bagaikan kutukan baginya.     

Namun, dalam kedinginan dan kekejaman itu, bayangan Yuki juga menjadi satu-satunya kehangatan di hatinya, satu-satunya yang masih berhasil menyalakan bara semangatnya, bahan bakar baginya untuk dapat menyeret tubuhnya yang berat melaksanakan pekerjaan kasar setiap hari.     

Setelah kesekian kalinya Alex kehilangan terlalu banyak darah karena kekerasan dari majikan barunya, hari itu bayangan Yuki yang selalu memenuhi benaknya setiap kali ia berada di ujung kematian, tiba-tiba terlihat sangat nyata.     

"Ah … hahahaha … aku benar-benar sudah gila. Halusinasiku semakin kuat." Alex tertawa mencemooh dirinya sendiri.     

Yuki yang berdiri di sampingnya, tidak berbicara. Wajahnya dingin seperti biasa tapi entah mengapa, ada sesuatu yang asing tersemat di dalam sinar matanya.     

'Itu … rasa sakit?' Hah! Alex benar-benar sudah gila. 'Tidak mungkin raja es itu ….'     

"Bisakah kau hidup dengan benar?" tegur bayangan Yuki menyela pikiran Alex. Dibandingkan teguran, itu lebih seperti bentakan mempertimbangkan seberapa kerasnya ucapan pria itu tapi entah mengapa hati Alex menghangat.     

"Aku … tidak ingin hidup tapi … hahahaha … bukankah kau yang ingin kami hidup sambil merasa tidak ingin hidup lagi. Mengapa kau memarahiku sekarang padahal aku mengabulkan keinginanmu?" Alex tertawa kering.     

Menyedihkan … sangat menyedihkan ….     

Ia tahu ini hanya halusinasinya tapi ia bahkan bersedia berbincang dengan halusinasi itu. Alex baru menyadari bahwa selama ini, apa pun yang terjadi, ia hanya memiliki satu harapan yang tersisa, yaitu untuk bertemu dengan Yuki.     

Bukan karena rasa penasarannya. Ia sudah memiliki jawaban atas semua pertanyaannya tapi Yuki adalah satu-satunya yang masih menempel di otaknya, begitu melekat hingga tidak mau lepas, meskipun rasa penasaran Alex telah terpuaskan.     

Di dalam bayangannya, sosok Yuki masih indah membuat Alex menatap penuh rindu.     

'Oh … apakah ini yang namanya cinta?'     

Alex ingin menertawakan pikirannya tapi pada saat itu juga, ia tercerahkan. Ia tidak pernah merasakan cinta ataupun ketertarikan yang begitu dalam terhadap seseorang.     

'Apakah benar aku—'     

"Kau dengar aku?!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.