This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Gunung Es yang Diselimuti Matahari Pagi



Gunung Es yang Diselimuti Matahari Pagi

0Ketika Yuki bertemu pertama kali dengan Alex di tengah pemandangan alam yang indah, satu kata untuk mendeskripsikan incubus berambut biru itu adalah MENJENGKELKAN!     
0

Sejak lahir, Yuki telah bertemperamen dingin di bawah asuhan kedua orang tuanya yang bertemperamen sama. Jika orang lain yang melihat kedua orang tuanya akan mengkritik bahwa mereka terlalu mengabaikan Yuki, Yuki sebagai yang diasuh telah terlalu terbiasa hingga tidak menemukan keanehan pada cara pengasuhan kedua orang tuanya.     

Ketika beranjak dewasa, tidak hanya temperamennya saja, kekuatannya pun ganas dan tanpa ampun hingga setiap orang yang bertemu dengannya tidak berani mengangkat kepala. Pandangan setiap orang jika tidak dipenuhi ketakutan, akan penuh dengan penghormatan.     

Yuki menjadi sosok yang dikagumi dari kejauhan, bagaikan bunga mawar yang indah di mata tapi menyakiti ketika di dekati.     

Setelah mengalahkan kepala klan rubah sebelumnya yang telah jatuh ke jalan menyimpang (yang disebut monster sekarang), Yuki pindah ke dunia atas dan statusnya di mata para beast semakin tinggi.     

Para dewa-dewi di dunia atas memiliki temperamen yang cuek. Tidak banyak yang berusaha mengajak Yuki berbicara dan Yuki juga terbiasa dengan hal tersebut jadi ia tidak keberatan. Kedua pelayan barunya yang mengetahui hal itu pun tidak pernah dengan gegabah mendekati Yuki.     

Itulah mengapa, ketika ia kembali ke dunia para beast dan tiba-tiba didekati oleh Alex yang ribut secara tiba-tiba, Yuki jengkel sampai ke ubun-ubunnya.     

Padahal ia hanya mendatangi tempat itu untuk menikmati pemandangan bunga-bunga yang sedang bermekaran tapi pria itu berhasil menghancurkan ketenangannya.     

Pria bernama Alex itu pun sangatlah aneh. Yuki sudah mendengus, menggeram, membentak, hingga melakukan kekerasan fisik tapi Alex tetap akan mendatanginya dengan senyum dan ribuan pertanyaan.     

Di hari pertama bertemu Alex, Yuki terlalu jengkel untuk menyadari tanduk di kepala pria itu. Namun, hari-hari selanjutnya, Yuki menyadarinya.     

Tujuannya turun ke dunia tempat ia lahir adalah untuk mengatasi kekacauan yang disebabkan oleh kaum Alex. Ia telah mendengar berbagai tindakan keji tersebut dan ia juga telah diam-diam mendatangi kota untuk melihat keadaan aslinya yang tentunya berkali-kali lipat lebih parah dari yang Yuki bayangkan. Saat ia pertama kali melihat keadaan itu, wajahnya benar-benar gelap bagaikan pantat panic.     

Namun, Alex ini sangat berbeda. Ia tidak terlihat tertarik dengan kegiatan birahi seperti incubus lainnya yang ada di kota. Setelah melihat identitas Yuki pun, Alex tidak pernah bersikap kurang ajar. Hanya mulutnya yang begitu ribut hingga telinga Yuki panas.     

'Mungkin dia hanya berakting di depanku? Jangan-jangan dia mengetahui tujuanku makanya dia mendekatiku?'     

Yuki ingin mengetes hati Alex.     

Para beast sedang kesulitan menentukan taktik penyerangan yang tepat karena kurangnya informasi terhadap incubus abadi lain selain Lauren. Sementara, para beast tidak cukup kuat untuk mengalahkan kekuatan para incubus abadi. Mereka hanya mampu melukai incubus-incubus biasa yang tersebar di kota.     

Itulah yang terjadi para beast klan lainnya sebelum mereka mencari bantuan kepada klan rubah.     

Namun, dengan penambahan kekuatan ilusi klan rubah saja mereka tidak tahu seberapa efektifnya untuk mengalahkan incubus abadi sementara Yuki yang statusnya cukup spesial tidak diperbolehkan turun tangan secara langsung dalam peperangan ini jika keadaannya tidak genting. Ia hanya boleh meminjamkan seporsi kekuatannya untuk sementara ini.     

'Aku bisa memancing informasi dari Alex ini … apakah dia jujur atau tidak, aku punya cara untuk memastikannya ….'     

Yang tidak pernah Yuki sangka adalah Alex benar-benar memberinya informasi yang benar hanya dengan imbalan inspeksi tubuh Yuki. Awalnya Yuki mengira Alex akan menggunakan kesempatan ini untuk melecehkannya tapi tidak. Alex benar-benar mengecek keadaan tubuh, tulang, daging, otot, dan lain sebagainya pada tubuh Yuki dengan seksama tapi menyentuh bagian sensitive sedikit pun.     

Hari itu, Yuki menyampaikan informasi dari Alex dan setelah mengetahui semua informasi itu terjamin benar, para beast bersorak bahagia tapi Yuki tidak.     

Ia merasa telah membohongi seorang anak kecil.     

'Tidak … dia adalah incubus abadi. Pasti dia sudah melakukan banyak hal tidak benar. Dia pantas mendapatkannya …,' pikir Yuki meyakinkan dirinya sendiri.     

Meskipun begitu, Yuki tidak pernah mengunjungi tempat pertemuannya dengan Alex lagi karena ia tidak tahu harus bagaimana menghadapi Alex mulai dari sekarang.     

Yuki terus berpegang teguh pada pemikiran itu tapi seiring berjalannya waktu, semakin banyak ia mengamati aktivitas Alex secara diam-diam, keyakinannya runtuh sedikit demi sedikit. Rasa bersalah menggerogotinya.     

Alex tidak pernah berlaku tidak senonoh. Ia tidak pernah memaksa dan memperkosa. Beberapa kali Alex melakukan hubungan tapi orang-orang yang berada di tempat tidurnya telah memberikan persetujuan penuh secara sadar.     

Yuki merasa ia telah terlalu keterlaluan menjebak pria sejujur ini untuk menghancurkan kaumnya sendiri.     

Akan tetapi, Yuki tidak dapat menarik kembali kesalahannya.     

Para beast terus menyerang kaum incubus demi kebebasan mereka dan half-beast yang walaupun tidak pernah mereka sukai tapi tetap bagian dari keturunan mereka.     

Pada akhirnya, Yuki harus turun tangan karena para beast telah mencapai batasannya dan perintah dari dunia atas.     

Kaum incubus berhasil dijinakkan dan Yuki memberikan hukuman. Hari itu, ketika ia memberikan hukuman secara pribadi kepada setiap incubus abadi, ia masih mengingat tatapan mata kosong yang Alex arahkan kepadanya. Ketika Alex menyadari pandangan Yuki, pria itu menyungging kan senyum lemah.     

Hati Yuki sakit seperti tertusuk pedang.     

Tidak ada yang tahu bahwa Yuki diam-diam menyertakan esensi sihirnya pada tubuh Alex. Sihir ini memberi Yuki koneksi secara sepihak dengan Alex sehingga Yuki dapat mengawasi keberadaan Alex di mana saja dan kapan saja.     

Selama bertahun-tahun setelahnya, selain melaksanakan tugas wajib miliknya, Yuki akan mengawasi gerak-gerik Alex.     

Ia telah melihat berbagai kesengsaraan yang menimpa Alex. Mata Yuki merah oleh amarah serta kesedihan. Ia ikut meringis melihat setiap luka yang diderita Alex dan tanpa sadar menangis ketika Alex kehilangan nyawanya walaupun ia tahu Alex akan kembali hidup lagi.     

Senyum penuh penasaran yang bagaikan anak kecil itu tidak pernah lagi merekah di wajah Alex.     

'Mengapa? Mengapa dia membiarkan semua ini terjadi?! Dia … dia bisa ….'     

Kekesalan, keluhan, kejengkelan, kemarahan, kesedihan, frustasi … seluruh perasaan negatif bercampur aduk di dalam diri Yuki. Otaknya berdengung.     

Ketika ia tersadar, ia telah mendatangi Alex secara langsung tanpa pikir panjang.     

Melihat tubuh dingin yang terkulai lemas di atas tanah kotor, dengan otak yang belum bisa berpikir jernih, Yuki membiarkan bibirnya mengucapkan apa pun yang muncul di benaknya tanpa sempat di proses terlebih dahulu.     

Banyak isi dari ucapannya yang membuat Yuki sendiri terkejut.     

Ia tidak pernah merasakan hal seperti ini.     

Mendengar ucapan terima kasih dari Alex, melihat senyuman kembali merekah di wajah Alex, jantung Yuki berdegup kencang.     

Entah sejak kapan perasaan ini tertanam di hatinya tapi ketika Yuki tersadar, perasaan ini telah menjadi taman bunga yang indah, lengkap dengan kupu-kupu dan lebah hinggap di atasnya.     

Yuki telah jatuh cinta.     

Hatinya yang selama ini membeku bagaikan gunung es telah diselimuti oleh senyum yang bagaikan matahari pagi, hangat dan menenangkan hingga menimbulkan warna kemerahan yang tidak biasa pada kulit pucatnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.